Bab 74 Setiap Kata Adalah Berlian
Bab 84 Setiap Kata Adalah Berlian
"Seingatku, aku pernah memperingatimu untuk menjauhi pria itu."
Di dalam ruangan yang gelap dan sempit, suara rendah Yose terdengar begitu dingin dan membuat seluruh tubuh Darlene merasa tegang.
Bahkan setiap sel di tubuhnya juga ikut membeku.
"Aku hanya menyetujuimu untuk menolak lamarannya."
"Apakah ada bedanya." Nafas Yose yang panas tersembur di wajahnya, dia seharusnya sudah mengatakan dengan sangat jelas.
Darlene memalingkan kepala dan tidak ingin melihatnya, faktanya selain cahaya dari jendela, dia sama sekali tidak bisa melihat apapun, hanya saja semakin tidak bisa melihat dengan jelas, saraf orang akan menjadi semakin tegang.
"Sudah selesai mengatakannya, kalau sudah kamu sudah boleh pergi." Darlene tidak mengerti mengapa 3 tahun ini Yose yang sangat jarang mengurus hubungannya dengan orang lain, tiba-tiba menjadi sangat peduli saat akan berpisah.
Tentu saja dia juga tidak merasa ini karena Yose peduli dengannya, atau mungkin karena uang itu, membuatnya sangat marah.
"Darlene, kamu sudah menyukainya." Yose tidak melepaskan tangannya, dengan nada rendah yang sangat rendah.
Darlene mengepalkan tangan dengan erat, menjawab, "Apa buruknya Hendrik."
Dalam hati Darlene juga menanyakan pada dirinya sendiri, pria yang begitu lembut, apa yang tidak baik.
Hendrik tidak pernah memberikan tekanan padanya, tidak peduli kesalahan apa yang dia perbuat, Hendrik juga tidak pernah marah, bahkan membantunya mencari alasan.
Tapi kenapa, kenapa hati ini masih berdebar kencang dan menjadi kacau karena tindakan dan ucapan pria di hadapannya ini.
Darlene, kamu benar-benar tidak berguna.
Yose langsung mengatakan 1 kata, "Vulgar."
Dia bahan karena khawatir dengan kesehatannya, menunggu sampai sekarang, he, dia Yose kapan menjadi begitu lembut.
Perlahan Yose melepaskan tangan Darlene, mundur 1 langkah, tubuh yang tinggi terlihat tegak, dibawah sinar bulan terlihat begitu dingin dan tidak bisa didekati.
Hati Darlene merasa sakit, kata yang diucapkan malah begitu indah.
"Aku vulgar, kalau begitu pengacara Yose sekarang sedang melakukan apa? Bukankah hanya masalah teman tidur, kenapa pengacara Yose terlihat tidak ingin mengakhirinya, ingin melakukan sekali lagi, sayangnya hari ini aku tidak memiliki suasana hati." Darlene bisa merasakan suasana di sekitar menjadi sangat dingin.
Dia memberitahukan dirinya sendiri untuk tidak mundur, tidak boleh takut, hanya saja kedua tangannya tanpa sadar mengaruk dinding di belakangnya.
Wajah tampan Yose yang dingin, tatapannya yang gelap bagaikan berapi, seperti ingin menelan wanita yang ada dihadapannya, "Darlene, kamu katakan sekali lagi."
"Apakah pengacara Yose tuli." Darlene menggunakan seluruh kekuatannya berkata pada Yose, "Aku bilang, aku, tidak, tertarik, padamu."
Sedetik kemudian, kenyataan memberitahunya untuk jangan sembarangan membuat marah seorang pria yang sedang emosi.
Seluruh tubuh Darlene di jatuhkan di sofa yang lembut, tubuhnya ikut memantul 2 kali, dan menjerit, "Yose, apa yang kamu lakukan."
"Kenapa, tidak memanggilku pengacara Yose lagi." Pria sudah berada di depan tubuhnya, membuat tubuh mungilnya hingga ke pinggiran.
Setengah tubuh Darlene tidak ada penopang, barusan melihat dengan jelas betapa marah tatapan pria.
"Yo, Yose, menjauhlah dariku." Darlene menyadari betapa bodohnya membuat dia marah.
"Darlene, kamu sedang takut yah." Pria yang marah membuat orang tidak mengeri apa yang dia pikirkan, bahkan suaranya begitu menakutkan.
Kedua tangan Darlene menahan pada sofa agar dirinya tidak terjatuh, tatapan tetap bersikeras dan tidak melemah molototinya.
"Apa yang perlu aku takutkan, kamu yang menerebos masuk ke rumahku, ini melanggar hukum."
Yose tidak peduli dan melepaskan kancing bagian dasinya, menunjukkan dadanya yang terlihat berotot dan berwarna putih, kalau bukan karena tatapan Yose yang begitu dingin, siapa yang akan merasa dia hanyalah seorang pengacara.
Perlahan berkata, "Bagus, masih mengetahui sedikit tentang hukum, lalu."
Darlene tanpa sadar menelan ludah, dengan berhati-hati melihatnya, "Pengacara Yose mengetahui hukum dan melanggar hukum, bukankah ini tidak terlalu baik, ini paling tidak akan ditahan selama 3 tahun."
"Lanjutkan." Yose pun melepaskan dasinya, seperti merasa jasnya sangat mengganggu, langsung melepaskan dan membuangnya di samping.
Darlene melihat Yose melepaskan satu persatu bajunya, hanya tersisa kemeja putih yang dengan sempurna menunjukkan bentuk tubuhnya.
Tatapannya pun melebar, kenapa pria ini membuka baju?
Dia mengira dirinya sangat menggoda yah!!
"Sudah tidak ada yang ingin aku katakan, Yose kalau kamu mengerti, pergilah sekarang, aku akan mengganggap tidak ada yang pernah terjadi." Darlene pun memindahkan pandangannya dari tubuhnya, wajah putih dengan tidak terkendali memerah.
Yose sepertinya menyadari keanehan wajah Darlene, tatapan yang gelap terlihat senyuman, begitu cepat hingga membuat orang merasa sedang berhalusinasi.
Saat ini Darlene terlalu tegang, sama sekali tidak memiliki suasana hati untuk memperhatikannya.
"Kalau kamu sudah berkata seperti itu, tidak melakukan tindakan nyata sepertinya sangat bersalah padamu."
"Yose, apa maksudmu." Darlene pun menjadi tegang.
Yose kali ini tidak menjawab lagi, tapi langsung menggunakan tindakan untuk memberitahunya, apa yang ingin dia lakukan.
Darlene terdiam melihat Yose mengikat tangannya di depan dada dengan dasi yang sudah dia lepaskan, gerakannya sangat lincah, sama sekali tidak ragu.
Hingga Darlene sadar, dia sudah tidak bisa bergerak...
"Yose, cepat lepaskan aku, lepaskan aku!!" dia benar-benar tidak menyangka.
Darlene sama sekali tidak akan mengakui kalau dia sudah terjebak oleh pria, reaksinya menjadi lambat.
Sekarang dia merasa dirinya seperti domba yang akan di sembelih, dan Yose adalah tukang daging yang memegang pisau.
Yose dengan saura yang dingin berkata, "Bukankah sangat bersikeras, tetap keras kepala saja."
"Kamu sedang melakukan penangkapan, apakah kamu tahu kalau kamu akan dipenjara, kantor pengacaramu tidak ingin dibuka lagi yah." Darlene tidak berhenti mencari kata yang bisa menasehati Yose, tapi semakin dirinya gegabah, otaknya semakin tidak bisa berpikir.
Berulang-ulang hanya kata itu saja.
Darlene tidak bisa tetap tenang lagi, "Yose kamu bajingan, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan."
"Tubuh Yose yang tinggi menekannya, dengan nada yang rendah dan menggoda mendekati telinganya, dengan jelas dan pelan berkata, "Menghabisimu."
Sekujur tubuh Darlene seperti meledak.
Pria yang selalu dingin dan tidak dapat diganggu gugat, bahkan mengatakan ucapan yang berkaitan dengan hal di ranjang, Darlene begitu terkejut dari pada bintang bertabrakan dengan bumi, membuat orang tidak bisa menerima.
Tidak tidak, Yose pasti sudah dirasuki, ini adalah halusinasi.
Benar, adalah halusinasi.
Darlene pun menutup mata, memberitahukan dirinya sendiri, cepat bangun dari mimpi ini.
Dan disaat dia menutup mata selama beberapa detik itu, tubuhnya pun terkejut.
"Yo, Yose, kamu, kamu sudah gila yah." Darlene merasa ucapannya pun tersendak.
Yose menunjukkan sebuah tatapan yang tidak dimengerti pada Darlene, sepasang mata hitam itu terlihat seperti akan menarik orang kedalam.