Bab 76 Ayo, Saling Menyakiti   1/    
已经是第一章了
Bab 76 Ayo, Saling Menyakiti
Bab 86 Ayo, Saling Menyakiti Darlene mendengar suara tawa Ferlina dari kamar mandi, wajahnya pun menjadi panas, dia melihat wanita yang ada di dalam cermin, seperti sebuah bunga yang sudah disirami, semakin menyilau. Tidak hanya wajahnya yang merah, seluruh tubuhnya juga menjadi merah. Darlene tidak berani melihat lagi, buru-buru bersiap-siap dan keluar. "Darlene, kenapa ponselmu tidak aktif." Ferlina bertanya. "Aku lupa mengisi baterai." Darlene menjawab, kalau bukan karena Yose datang, dia juga tidak akan melupakan hal ini. Mengatakan tentang ponsel, dia pun teringat hal yang sangat parah, "Gawat." Ferlina menatapnya, "Ada apa?" "Aku lupa kalau aku ada janji dengan orang." Darlene saat ini barusan teringat, semalam dia berjanji untuk mentraktir Hendrik, dengan tidak bertenaga bertanya, "Sekarang jam berapa." Ferlina melihat ponselnya, mengatakan angkat, "Tidak terlalu siang juga, sudah jam 1." Darlene tahu dirinya lagi-lagi mengikari janji dengan Hendrik, ??Kejam?? kata itu muncul di otaknya, "Ferlina, kamu bilang kalau seseorang terus mengingkari janji denganmu, apa yang akan kamu lakukan." "Harus melihat apa hubungan kami." Ferlina dengan tidak peduli menggoyangkan bahu. Tatapan Darlene terlihat harapan, "Kalau yang sangat dekat, seperti kita." "Sangat mudah." Ferlina melihatnya dan menujukkan gigi, tersenyum berkata, "Kamu berharap agar tidak kedapatan olehku saja, kalau tidak kamu akan mulai mencurigai kehidupan." Tubuh Darlene pun gemetar, kelihatannya tidak bisa dimaafkan. "Kenapa, kamu mengikari janji siapa." Ferlina melihat dia yang begitu tidak bersemangat pun dengan senang bertanya. "Aku pergi telepon dulu...." Darlene langsung berlari ke kamar. Derik membuka mata dengan penasaran bertanya, "Tante, ada apa dengan ibu?" "Ibumu sudah melakukan kesalah, sedang merasa bersalah, sayang kamu tidak boleh mempelajari itu yah." Ferlina menggunakan kesempatan ini untuk mengajarinya. "Tante, apakah ibu ada pacar." Derik berhenti sejenak lalu bertanya. Ferlina pun terkejut, "Sayang, siapa yang memberitahumu kalau ibumu ada pacar." "Aku melihat wajah ibu memerah, guru Elis saat melihat pacarnya juga seperti ini." Derik dengan wajah serius berkata. Mengenai hal ini, Ferlina bersiap-siap untuk mencari tahu, dengan berhati-hati bertanya, "Sayang, kalau ibumu ada pacar, apakah kamu akan tidak senang?" Derik dengan serius memikirkan masalah ini, menggelengkan kepala berkata, "Ya." "Kenapa? Derik tidak ingin ayah?" Ferlina merasa terkejut, anak biasanya bukankah menginginkan ayah dan ibunya bersama?" Dan kenapa Derik begitu tidak tertarik dengan kata ayah ini. Apakah dia tidak penasaran siapa ayahnya. "Ibu tidak ingin, Derik juga tidak ingin." Derik menggunakan nada yang imut dan tegas berkata. Ferlina melihat wajah Derik yang tembab, dalam hati merasa sangat kacau, dia hanya terdiam dan mengelus kepalanya, menenangkan. Ferlina benar-benar cemburu dengan Darlene yang memiliki pelindung kecil yang pengertian. Setelah Darlene mengecas ponsel, dia langsung menelepon Hendrik dan tidak berhenti meminta maaf, setelah ini dia pun mengundur waktu makan. Untungnya adalah Hendrik, kalau adalah orang lain, pasti sudah marah. Terus menerus mengingkari janji, Darlene sendiri pun merasa sangat malu dan tidak enak. Setelah mengakhiri panggilan ini, Darlene keluar dari kamar, melihat Derik yang dengan patuh duduk di sofa menunggunya, tatapannya pun menjadi lembut. "Derik, haus tidak, apakah kamu mau minum air." "Ibu, aku tidak haus." Derik menggelengkan kepala berkata. Darlene duduk di sisinya, memegang tangan kecilnya berkata, "Kalau begitu ayo kita pergi jalan-jalan yah, sekali membeli tas baru untuk Derik." "Benar, besok Derik sudah bisa pergi ke sekolah, harus mempersiapkan banyak barang." Ferlina juga teringat hal ini. "En." Derik menjawab. "Darlene, kita pergi kemani membelinya." Tempat yang terlalu dekat akan bertemu dengan orang yang dikenal, identitas Derik kemungkinan akan terungkap. Darlene juga tahu hal ini, jadi mengatakan tempat yang lebih jauh. Kalau tidak mengalami ??siksaan?? semalam, Darlene masih bertenaga untuk belanja, hanya saja barusan berjalan 1 jam, kakinya sudah mulai gemetar. Karena itu mereka bertiga pun hanya bisa mencari toko dessert untuk beristirahat. Ferlina meneguk milktea, melihat Derik yang dengan patuh duduk di sisi Darlene, jari kecil yang putih sedikit demi sedikit memakan kue, wajahnya terlihat sangat imut. Membuat hati orang meleleh. "Darlene, kamu bilang kamu tidak suka makan makanan manis, kenapa Derik begitu suka." Jari Darlene gemetar dan menjatuhkan sendok di tangannya, perlahan berkata, "Mungkin Derik sendiri yang suka." "Benarkan?" Ferlina dengan jelas tidak percaya, tapi ini tidak berarti si bajingan Yose itu juga suka makanan manis. Pria yang dingin makan makanan manis, memikirkan gambaran itu membuanya merasa mengerikan. Darlene tidak menyadari sekujur tubuh Ferlina yang merinding, dengan perhatian membantu Derik mengelap kue di mulutnya. Derik menggorek satu sendok dan memberikan ke hadapan Darlene, berkata, "Ibu, makan." Darlene melihat kue yang tercium aroma stroberi, walaupun tidak suka, dia tetap membuka mulut dan memakannya, "Terima kasih Derik, ibu tidak mau makan lagi, kamu makan saja." "Baik." Derik mulai memakan kuenya lagi. "Anak kecil sangat mudah puas, satu kue saja bisa menyelesaikannya." Ferlina pun berkata. Darlene menjahilinya berkata, "Kenapa, apakah sekarang ini kamu tidak merasa puas?" "Bukan begitu, bagaimanapun kamu ada pria yang bisa memuaskanmu, tidak sepertiku selama 28 tahun masih sendirian." Ferlina berkata dengan menyedihkan. Wajah Darlene yang merah pun memerah lagi, setelah menahan lama sepertinya teringat sesuatu, ekspresinya juga tersenyum, "Lina, kamu memang berusia 28 tahun, kalau aku tidak salah ingat, kamu seharusnya bukan...." Kata yang tersisa tidak Darlene katakan, tapi sudah dengan jelas memberitahu teman baik yang ada di hadapannya. --perawan. Ini adalah kata yang sangat menyakiti, Ferlina benar-benar tidak bisa menahan lagi, 28 tahun tidak pernah ada sekalipun emangnya kenapa! Walaupun umur ini sangat canggung, walaupun tidak memiliki pria sangat memalukan, tapi itu tidak menutupi daya tariknya, demi menghapus rasa malu ini, dia membuat sebuah keputusan penting, "Darlene, bagaimana kalau kita bertaruh." Darlene mengangkat alis menyuruhnya meneruskan ucapannya. Taruhan yang tidak berbahaya semacam ini, bagi mereka berdua juga bukan pertama kalinya lagi. "Malam ini aku akan menarik seorang pria, mengakhiri misi keperawananku, kamu harus mengambil pakaian pribadi Yose." Pria kan, asal menarik juga sangat banyak, dan dia juga tidak percaya, dengan daya tariknya, dia masih takut tidak bisa mendapatkan pria. "Lina, seleramu ini, sungguh mengerikan." Darlene terkejut dan tidak percaya, pria dan wanita berbeda, wanita ada 2 pakaian pribadi, pria hanya ada 1. Dan juga adalah bagian bawah.
已经是最新一章了
加载中