Bab 83 Memaksa Melakukan Hal Yang Menyulitkan   1/    
已经是第一章了
Bab 83 Memaksa Melakukan Hal Yang Menyulitkan
Bab 73 Memaksa Melakukan Hal Yang Menyulitkan Di meja makan, Jane terus menunjukkan isyarat pada Darlene, menyuruhnya untuk cepat menanyakan. Darlene pun tidak tahu bagaimana menanyakannya, satu-satunya rasa yang ada di mulutnya hanyalah rasa pahit, bahkan makanan yang ditelan ke dalam perut juga terasa pahit. "Jane, apakah matamu sakit, kenapa terus mengedip." Ferlina yang disamping melihat dengan sangat jelas, wanita ini ingin memaksa Darlene melakukan apa lagi. Jane pun tersendak, wajahnya terlihat buruk, tapi dengan kesempatan Ferlina berbicara, dia pun berpura-pura berkata, "Tidak, aku kira ada yang ingin Darlene katakan, benarkan Darlene." Darlene tahu dia tidak bisa menghindar lagi, dia pun melepaskan sumpit, tersenyum pada semua orang berkata, "Iya, ada hal yang membuatku penasaran, jadi ingin menanyakan pada tuan Yose." Jane yang mendengar Darlene bertanya pun tersenyum lebar, melihat ke arah Ferlina dengan bangga, lihatlah, bukan dirinya yang ada masalah, tapi Darlene sendiri yang ingin mengatakan sesuatu. Ferlina tidak perlu berpikir juga tahu pasti siluman Jane yang duluan menarik Darlene ke toilet, lalu sengaja menyuruh Darlene membantunya bertanya. Dia menarik baju Darlene dengan kuat, menyuruhnya untuk jangan mengorbankan diri demi wanita ini. Hati Darlene merasa sedih, tapi tetap tersenyum melihat pria yang ada di sisinya. Yose yang dipanggil namanya pun melepaskan sumpit, dengan santai menarik tisu dan mengelap mulutnya, gerakan yang sederhana membuatnya terlihat elegan dan berkelas. Tatapan mata Yose yang gelap pun melihat Darlene, bibirnya terbuka, "Tidak tahu, apa yang ingin diketahui nona Darlene." Jari Darlene ada yang ada di kakinya tanpa sadar bergetar, tiba-tiba menggepal seperti sedang memberikan semangat pada dirinya sendiri. Mengangkat kepala melihat tatapan Yose berkata, "Saat itu tuan Yose ingin bertunangan dengan Jane, tidak tahu kapan aku akan begitu beruntung menghadirinya." Dia memberitahukan pada diri sendiri untuk tidak perlu peduli, tidak boleh lemah di hadapannya. Yose tersenyum semakin dalam, "Nona Darlene begitu peduli, orang yang tidak tahu pasti mengira nona Darlene sedang cemburu." "Tuan Yose jangan sembarangan bercanda." Darlene terlihat terkejut, tapi dengan cepat menenangkan diri, Yose yang seperti ini sudah biasa, dia pasti sengaja mengacaukan perasaannya. "Nona Darlene begitu perhatian dengan masalah kami, apakah bukan karena ini?" Yose bertanya. Bajingan, jelas-jelas tahu apa yang dia tanyakan, malah sengaja mengubah topik dan maksudnya, Darlene menarik nafas agar dirinya tenang. "Kenapa tuan Yose tidak langsung menjawab pertanyaan ini, apakah kamu benar seperti gosip yang beredar di luar, kalau kamu memiliki pacar rahasia." Kalau bukan terus menahannya, kaki Darlene sudah tidak ada tenaga dan tidak bisa berdiri lagi, Jane terus mendesak, Darlene juga tidak bisa menolak. Ternyata seperti yang Lina katakan, menyakiti diri sendiri. Suasana langsung menjadi aneh, Hendrik yang duduk di sebelah sana dengan khawatir melihat Darlene, insting memberitahunya, hari ini Darlene terlihat aneh. Untuk lebih pastinya mana yang aneh, dia masih belum menyadarinya. Ferlina pun menutup wajah dan tidak ingin mendengar, dalam hati terus memarahi Jane si wanita itu, benar-benar tidak tahu malu, dirinya sendiri yang begitu ingin menikah malah menarik Darlene untuk membantunya. Kalau Darlene dan Yose tidak ada hubungan itu tidak apa-apa, sekarang benar-benar tidak bisa mengakhiri lagi. Jane menggepalkan tangan, dengan gugup menunggu jawaban Yose. Yose tiba-tiba berdiri, jari yang panjang menolak kursi dan selangkah demi selangkah membuat jarak mereka semakin dekat. Ditatapan Darlene yang terkejut pun behenti beberapa detik, sepasang mata itu bisa menghancurkan segalanya, bagaikan rubah di malam hari, mengeluarkan cahaya yang dingin, kata yang di katakan malah sangat pelan, begitu pelan dan hanya mereka berdua yang bisa mendengar dengan jelas. "Apakah aku ada wanita diluar atau tidak, Darlene bukannya kamu sangat jelas?" Setelah berkata, dia juga tidak memperdulikan reaksi semua orang, menarik pintu ruangan dan keluar. "Darlene apa yang kamu lakukan, kenapa Yose tiba-tiba marah dan pergi." Jane marah sampai menghentakkan kaki, disatu sisi ingin mengejar Yose, satu sisi dia juga ingin tahu apa yang dikatakan Yose pada Darlene. "Aku...." Darlene dengan gugup tidak tahu harus mengatakan apa, tangan dan kakinya menjadi dingin, Yose sedang marah, marah dengannya, dan begitu jelas, bahkan sama sekali tidak ingin menyembunyikannya. Ferlina menarik tangan Darlene yang membeku, dengan marah bertanya padanya, "Jane, aku barusan ingin bertanya padamu, apa yang kamu katakan pada Darlene, menyuruhnya ikut campur dengan masalah kalian, pria sendiri tidak bisa mengurusnya, kalau begitu jangan terus menggenggam paksa barang yang bukan milikmu." "Ferlina kamu sudah terlalu keterlaluan." Jane juga tahu kalau dirinya yang memaksa Darlene membantunya bertanya, tapi apa maksud dari ucapan Ferlina ini. Apa maksudnya menggenggam paksa barang yang bukan miliki dirinya, Yose memang adalah pacarnya, kenapa bukan barang miliknya. "Aku keterlaluan, kamu bahkan tidak melihat apa yang dirimu lakukan." Darlene melemah, Ferlina bukanlah orang yang mudah dibohongi. "Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, huh, Darlene lain kali aku baru mencarimu lagi, aku pergi lihat ada apa dengan Yose dulu." Jane hanya bisa mencari cara untuk dirinya sendiri, setelah berkata dia pun ingin melewati mereka berdua dan pergi mengejar Yose. Ferlina tidak bersedia, menyodorkan tangan menahan jalannya, dengan tatapan memperingati melihatnya. "Jane, aku tidak peduli apa masalahmu dengan Yose, aku hanya peduli dengan masalah Darlene si roti lembek ini, jadi perhatikan dirimu sendiri, jangan selalu mengira dirimu adalah sebuah bola, tidak semua orang hanya akan berputar mengelilingimu." "Lina jangan begitu, aku yang salah....." Darlene menarik tangan Ferlina, menggelengkan kepala padanya, di atidak ingin membuat mereka berdua bertengkar karena dirinya. Bagaimanapun keluarga mereka berdua memiliki hubungan bisnis, kalau hubungan mereka hancur karena dirinya, dia akan semakin merasa bersalah. Ferlina melototi Darlene, melihat tatapan sedih di matanya, dengan tidak berdaya mendesah, lalu melepaskan tangannya. Jane begitu marah sampai seluruh tubuhnya gemetar, dia sendiri tidak bisa melawan, hanya bisa melototi Ferlina, pergi ke arah Yose pergi. "Kelihatannya makan kali ini sangat sulit dicerna." Tubuh Jasper yang tinggi pun bersandar di kursi, sama sekali tidak terpengaruh karena masalah ini. "Bisakah kamu diam?" Ferlina menjerit ke arahnya. Jasper menyodorkan tangan membuat isyarat menutup mulut, dengan gerakan menarik resleting, en, wanita itu sudh marah. "Darlene, apakah kamu baik-baik saja." Hendrik dengan wajah khawatir bertanya. Darlene dengan merasa bersalah berkata, "Aku tidak apa-apa, maaf Hendrik sudah membuatmu melihat diriku yang begitu memalukan." "Tidak apa-apa, aku antar kamu pulang istirahat dulu saja." Hendrik melihat Darlene begtu lelah. "En, merepotkanmu yah." Darlene memang sangat ingin pulang istirahat, dia sudah tidak ada kekuatan berpikir lagi.
已经是最新一章了
加载中