Bab 85 Tantangan Kedua   1/    
已经是第一章了
Bab 85 Tantangan Kedua
Bab 75 Tantangan Kedua Darlene langsung melompat dari sofa, suaranya bahkan ikut berubah, "Yose kamu sedang bercanda apaan, aku pergi bekerja di kantormu, kalau Jane tahu, apa yang akan dia pikirkan." Pria ini benar-benar sudah gila. "Bukankan ini adalah idenya." Yose menjawab seperti sudah seharusnya, tubuh yang tinggi berdiri di depan jendela, dengan tatapan dingin dan juga tersenyum. Asistenya Hary merasa dirinya pasti belum sadar, kalau tidak matanya mana mungkin kabur dan melihat bos Yosenya tertawa, tatapannya pun melihat kearahnya. Hary pun merasa sangat aneh, dengan cepat meletakkan berkas di mejanya dan langsung keluar. Tiba-tiba begitu baik padamu, kamu akan merasa tidak tenang, kalau terus menerus begitu dingin, malah akan merasa lebih nyaman. Orang, ternyata memang sangat tidak tahu bersyukur. Darlene dengan khawatir berjalan bolak balik di ruang tamu, walaupun yang Yose katakan itu benar, tapi Jane mungkin hanya sembarang berkata saja, kalau Jane mengetahui hubungannya dengan Yose, saat itu apakah dia masih bisa bekerja di sana? Atau akan segera menjadi orang yang disalahkan semua orang. Dia tidak ingin menjadi seperti ini, walaupun pergi juga harus pergi tanpa rasa bersalah. "Tidak, aku sudah menyetujui Lina untuk pergi bekerja ke perusahaan kak Richard." Kak Richard. Tatapan Yose perlahan menjadi dingin karena panggilan yang begitu dekat ini, menjadi serius dan suaranya bahkan ikut mengecil, "Jangan lupa, kamu masih berhutang 2 syarat padaku." "Jadi pergi bekerja di tempatmu bisa mengurangi 1 syarat yah." Darlene menangkap intinya, beberapa hari ini dia tidak bisa tidur dengan tenang, juga karena hal ini. 2 syarat sangat sedikit, tapi Yose malah terus tidak mengajukannya, membuatnya menunggu sampai sangat stress, tapi dia juga tidak berani bertanya. Sekarang Yose sudah mengajukanya sendiri. Yose dengan halus mengiyakan, termasuk menyetujui. "Kamu tunggu dulu, aku pikir dulu, aku pikirkan dulu." Darlene memberitahu dirinya untuk jangan gegabah, harus memikirkannya terlebih dahulu, jarak dengan waktu Derik melakukan operasi masih ada sebentar. Waktunya tidak panjang, dia juga harus mencari pekerjaan, kalau cek Yose tidak bisa dicairkan, Derik masih memerlukan biaya untuk obat import jantung bulanan. Dia pun bertanya, "Berapa gaji asisten sekertaris." "...." Yose merasa ada awan di atas kepalanya, "Lebih banyak dari gaji kepala tokomu." "Mana mungkin!!" Darlene merasa tidak masuk akal, tidak masuk akal kalau gaji seorang asisten sekretaris lebih tinggi dari menjadi kepala toko di sebuah toko bermerek. "Setelah datang kamu akan mengerti." Pekerjaan ini tidak begitu mudah, Yose menelan kembali ucapan selanjutnya. Keuntungan yang menggoda, uang adalah banyak, dia percaya tidak ada orang yang bisa menolaknya, akal sehar Darlene mengatakan padanya, dibelakang ini pasti ada hal yang belum dia sadari. Dengan berhati-hati berkata pada pria dibalik telepon, "Kenapa kamu ingin aku pergi bekerja di sana." Ini adalah hal yang paling tidak bisa dia mengerti, tidak masuk akal sebuah kantor pengacara tidak bisa mencari asisten yang cocok dengan bidangnya. Yose sepertinya sudah tidak sabar, "Kalau kamu bertanya lagi, perjanjian ini dibatalkan, kamu bisa terus menunggu." "Baik baik, aku tidak bertanya lagi, aku setuju, besok aku akan pergi ke sana." Darlene pun mengatakan sebuah permintaan sebelum Yose menutup telepon. "Yose, aku bisa pergi bekerja di sana, bisakah kamu berpura-pura tidak mengenalku?" dia tidak ingin membuat orang lain merasa di masuk karena relasi. Yose dengan dingin mendengus dan langsung menutup telepon. Jadi, dia sudah menyetujuinya? Darlene memegang ponsel, merasa kedua kakinya seperti sedang menginjak kapas, begitu tidak nyata, dia sedang menjual dirinya pada Yose. Kedepannya, setiap hari, dia mungkin akan menghadapi wajah yang dingin itu, memikirkan ini membuat bagian dadanya berdebar beberapa kali. "Darlene, kenapa kamu memiliki pemikiran seperti ini, kamu harus tenang." Darlene mematikan api yang ada di hatinya, dengan tidak tenang menarik rambutnya. Sekarang dia perlu seseorang untuk membantunya memikirkan hal yang mungkin akan terjadi. Darlene langsung menelepon Ferlina. "Ada apa, katakan." suara Ferlina terdengar sedang marah. "Lina, apakah kamu sedang sibuk?" Darlene merasa dia menelepon tidak pada waktunya. Ferlina yang mendengar suara Darlene, nadanya pun diperlembut, tapi sangat menusuk berkata, "Sibuk apanya, ada apa mencariku." "Tidak ada apa-apa...." ucapan yang ingin Darlene katakan pun mulai merasa ragu. "Tidak ada apa-apa kenapa kamu meneleponku, katakankah, aku ada waktu." Mendengar Darlene yang tersendak-sendak, Ferlina langsung menjadi serius dan tertarik. Dia beberapa kali ingin memuji insting dirinya yang begitu tajam, aduh, ada apa dengan suasana yang romantis ini. Membuat dia yang sudah jomblo selama 28 tahun merasa sangat kesal. "Itu, Jasper masih ada di sana atau tidak." Darlene harus menanyakan apakah seseorang masih ada di sana atau tidak. "Dia, dari tadi sudah pergi, katakanlah." Ferlina pun mendesak Darlene, perasaan tidak senang karena Jasper perlahan pun menghilang. Sekarang dia hanya ingin mendesak apa alasan Darlene yang tersendak-sendak. "Tidak apa-apa, hanya saja barusan Yose meneleponku, menyuruhku pergi bekerja di tempatnya besok, kamu rasa bukannya ini sangat lucu." Darlene berkata dan tertawa kering. "Dasar, Yose benar-benar mengatakan ini padamu." Ferlina yang awalnya dengan malas berbaring di sofa pun langsung duduk di sofa karena ucapan Darlene. "Iya, iya, kamu juga merasa sangat aneh kan." Darlene seperti tidak menemukan sebuah alasan. "Harus bagaimana mengatakannya, walaupun sangat aneh, tapi kenapa aku merasa Yose sedang cemburu." Ferlina membantu Darlene menganalisis. Siang hari saat makan, Yose yang mendengar Darlene akan pergi bekerja di tempat kakaknya, walaupun tidak ada reaksi, tapi terlihat tatapan di matanya, Ferlina melihat dengan jelas. Uhuk uhuk, baiklah, dia juga tidak yakin apakah dirinya salah lihat atau tidak, tapi setelah Darlene mengatakan ini, tatapan itu sudah bisa dimengerti. "Tidak mungkin, dia mana mungkin cemburu, aku lebih baik percaya besok matahari terbit dari barat." Darlene bahkan tidak berpikir dan langsung membantah kesimpulan ini. "Kalau begitu bagaimana menjelaskan kenapa Yose menyuruhmu kerja di kantornya." Ferlina tiba-tiba merasa pemikirannya salah. Mungkin Yose memiliki perasaan pada Darlene, tapi kenapa dia menerima Jane. Apakah Yose si bajingan itu ingin merangkul keduanya, dasar, hanya ada kemungkinan ini. "Darlene kamu tidak boleh menyetujui si bajingan itu, dia ingin berselingkuh, sisampah itu, besok aku akan pergi memberesinya." Ferlina sangat marah. Yose tiba-tiba dimaki, duduk di kursi kantor dan bersin, menggerutkan alis yang indah, lanjut membereskan berkas yang ada di tangannya. 
已经是最新一章了
加载中