Bab 86 Kerja Kerja   1/    
已经是第一章了
Bab 86 Kerja Kerja
Bab 76 Kerja Kerja Darlene juga merasa penjelasan teman baiknya sangat masuk akal, tapi dalam hati tetap merasa sakit. Benar-benar hanya sedikit. "Lina, tidak perlu, aku sudah menyetujuinya, dan kamu pasti salah, dia hanya menyuruhku pergi bekerja saja." "Darlene otakmu tidak beres yah? Aku tidak setuju, saat itu Jane pasti akan menjebakmu lagi." Ferlina benar-benar khawatir dan juga tidak berdaya. Darlene jelas-jelas adalah seorang wanita yang sangat pintar, kenapa semenjak dia kembali, otaknya seperti dimakan zombi? "Tidak apa-apa, aku tahu batasan, dan aku sudah membuat perjanjian dengan Yose, dikantor aku hanyalah bawahannya, dia hanyalah atasanku saja." Suara Darlene pun terdengar tegang. "Kenapa kamu begitu keras kepala." Ferlina dengan tidak berdaya berkata, mendengar cara bicara Darlene, dia juga tahu kalau dia teruskan lagi juga tidak berguna, dan tidak bisa menariknya kembali. "Yose sebenarnya memberimu makanan apa, membuatmu begitu patuh, apakah dia mengancammu." "Tidak, aku mana mungkin diancam olehnya." Darlene mengigit bibir, berpura-pura tenang berkata, "Lina, sebenarnya aku pergi bekerja juga tidak rugi, dia bilang gajinya tidak lebih rendah dari pekerjaanku sebelumnya." "Kamu yah, tetap begitu keras kepala, kalau hal yang sudah kamu putuskan bagaimanapun tetap tidak bisa mengubahmu, anggap saja aku takut padamu, begini saja, aku juga pegri melamar saja." Siapa yang menyuruhnya begitu setia. Darlene dengan heran bertanya, "Kamu juga ingin pergi bekerja di kantor Yose." "Cih, mana mungkin, aku hanya pergi ke atas kantornya, bekerja di kantor Majalah Matahari Pagi." Ferlina berkata, "Lagian bukankah kamu bilang aku sangat cocok menjadi wartawan kan, menjadi wartawan majalan juga tidak buruk." "Majalah Matahari Pagi sepertinya sangat ketat dalam memilih orang." Bagaimanapun bisa berada di lantai 32 pasti memiliki posisi tertentu, tentunya bukanlah majalah kecil, Darlene khawatir teman baiknya yang emosian itu tidak akan bertahan lama. "Tenang saja, saat aku kembali, ada orang yang sudah mengirimkan 80 surat padaku, aku pergi bekerja di sana, hanya akan membuat majalah mereka semakin baik, kamu kira adalah asisten kecil sepertimu yang hanya menghidangkan teh yah." Bagaimanapun dia juga tamatan jurusan berita, jangankan wartawan majalah, ketua editor juga tidak masalah, hanya saja dia tidak suka terus berada di kantor, dia lebih bersedia berlari di luar. "Dan, pekerjaanku sangat bebas, menjadi kesayanganku juga tidak masalah, jadi tidak masalah." "Baiklah, asalkan kamu senang saja." Sesuai kemampuan, Darlene sangat percaya dengan teman baiknya, jangan lihat dia setiap hari tidak melakukan apapun, saat melakukan sesuatu dia sangat serius. "En en, baiklah kalau begitu, sampai jumpa besok siang." Setelah Ferlina selesai berkata dia pun langsung menutup telepon. Darlene seperti sedang melamun duduk di sofa, dalam hati sangat kacau, dan juga takut. Kalau Jane tahu, bagaimana ekspresinya. Memikirkan semalaman, Darlene semalaman terus bermimpi hal yang sama, pagi hari dia pun terbagun dengan tidak semangat. Menyodorkan tangan mengambil ponsel yang ada di bawah bantal, melihat sejenak dan menyadari ada sebuah pesan. "Jam 8.30, datang melapor di bagian personalia." "Shit." Darlene membuka mata dan melihat jam, langsung berlari, buru-buru mengambil baju dari lemari dan menggantinya. Lalu cepat-cepat masuk ke kamar mandi, kalau bukan karena sibajingan Yose itu, apakah dia akan memimpikan ikan besar memakan ikan kecil semalam. Ikan adalah ikan benaran, tapi kepala ikan berubah, ikan besar menjadi wajah Yose yang kejam itu, dia mana mungkin terbebas dari ikan kecil itu. Lalu memikirkan pemandang yang menusuk mata itu, sekujur tubuh Darlene pun gemetar. Dia dengan secepat mungkin membereskan pakaian dan sepatunya, masih ingin menaiki bus, sekarang dia pun hanya bisa naik taksi. Akhirnya dengan usaha Darlene, dia dengan terpaksa sampai dibagian personalia jam 8.25. Bagian personalia, seorang wanita paruh baya yang mendorong kacamata gagang hitam di hidungnya, melihat Darlene, dengan santai bertanya, "Darlene yah." "En." Darlene dengan sopan menganggukkan kepala. "Ikut denganku, aku adalah pemimpin personalia Yammi, kedepannya kamu bisa memanggilku kak Yammi, aku bawa kamu berkeliling di kantor dulu, untuk lebih detail nanti akan aku katakan padamu." Yammi sambil berkata sambil berjalan ke depan. "Baik kak Yammi." Walaupun Darlene tidak tahu bagaimana Yose mengatakan pada kak Yammi alasan dirinya bekerja, tapi dari reaksi kak Yammi, dia sudah mengerti kalau orang yang menjadi bawahannya semuanya sangat hebat. Yammi lumayan puas dengan sikap Darlene yang sopan, yang paling penting adalah Darlene tidak seperti para pekerja magang, waktu kerja juga berdandan dengan sangat berlebihan, orang yang tidak tahu mengira meraka datang ke kontes kecantikan. Orang yang mengerti pun tahu kalau mereka melakukan itu hanya demi pengacara Yose, semuanya adalah sekelompok wanita yang tidak ada otak. "Lantai 19 adalah tempat kerja bagian personalia dan logistik, yang paling utama adalah mengurus hal-hal sederhana, kamu adalah asisten sekretaris, semua hal ini kamu hanya perlu tahu saja." Yammi membawa Darlene berputar di lantai 19, lalu berjalan ke atas, "Lantai 20 adalah kantor pengacara, kantor kita total ada 60an pengacara, tidak termasuk pengacara yang terkenal, bagian dalam adalah ruangan istirahat dan ruang rapat." Darlene mengikuti di belakangnya, berusaha menginat bentuk kantor ini. Yammi membalikkan badan berkata, "Bagian paling belakang adalah kantor pengacara Yose, kamu sudah mengingat semuanya kan." "En, sudah hampir ingat semua." Darlene juga ikut menghentikan langkah kakinya. Orang lalu lalang di kantor dan juga tidak ada yang berhenti karena ada orang baru yang datang, semua orang sedang serius bekerja, disuasana yang begitu tegang, Dalene pun sedikit terkejut. Keberhasilan Yose bukannya tidak masuk akal. "Pengacara Yose biasanya hanya akan mengurus berkas di pagi hari, sangat jarang berdiam di dalam kantor seharian." Yami tiba-tiba mengatakan hal yang tidak penting. Darlene pun terdiam beberapa detik, langsung mengerti kalau Yammi sedang memperingatinya jangan memiliki pemikiran lain, dia memang tidak memiliki pemikiran lain, menganggukkan kepala berkata, "Kak Yammi, aku mengerti." "En, pekerjaanmu sangat mudah dan juga bisa dikatakan sangat sulit, bisa menjaga batasan maka kamu bisa dengan tenang terus berada di sini." Yammi mendesah berkata, "Bukan ucapan kak Yammi terlalu berat, asisten yang sebelumya tidak tahu diri jadi dipecat." "Aku mengerti kak Yammi." Darlene bisa membayangkan, asisten sebelumnya dipecat karena diam-diam mengintip si rubah, tenang saja, dia tidak akan begitu bodoh. "En, sekarang katakan pekerjaanmu dulu." Yammi semakin menyukai Darlene, cara bicaranya juga tidak begitu dingin lagi. 
已经是最新一章了
加载中