Bab 95 Akhirnya Ketahuan Juga   1/    
已经是第一章了
Bab 95 Akhirnya Ketahuan Juga
Bab 65 Akhirnya Ketahuan Juga "Tidak, ini tidak mungkin kan, Darlene beritahukan padaku kalau ini tidak benar, semua ini tidak benar." tatapan Jane terlihat harapan, berharap mendengar jawaban dari mulut Darlene. Tapi melihat Darlene yang terdiam dan merasa bersalah, saraf otak Jane seperti ikut putus. Jane menggepalkan tangan, berjalan menghampiri Darlene, dengan tidak ragu menamparnya. "PLAK" terdengar suara yang garing. Darlene memalingkan kepala, rambut panjang menutupi bekas darah di mulutnya, sebenarnya dia bisa menghindar, tapi dia tidak bisa menghadapi rasa bersalahnya. Setiap malam dia berulang kali bermimpi dan terbangun, walaupun pagi hari saat dia sadar, dia juga akan terus merasa tegang. Akhirnya ketahuan juga. Ini pun membuatnya merasa sedikit senang, he, bagus sekali, dia tidak perlu melewati hari-hari yang penuh dengan rasa takut lagi. Orang-orang pun terkejut, tidak tahu siapa yang bersorak, tatapan semua orang pun melihat ke sana. "Cepat lihat, darah, di lantai ada darah." "Oh tuhan, benar-benar keji, wanita baik-baik kenapa menjadi orang ketiga." Dan ada orang yang sengaja mengompori, "Zaman sekarang ini wanita yang terlihat baik, bahkan lebih keji, benar-benar menjijikan." Mery yang melihat keadaan ini, bahkan merasa tidak cukup, lanjut membakar berkata. "Jane, kamu juga tidak perlu terlalu marah, orang sekeji ini pasti sangat pintar berpura-pura, mungkin kamu berpisah dengan kakak senior Yose juga karena dirinya." Jane yang mendengar ucapan Mery, tatapannya pun menjadi dingin, berkata, "Pantesan saja, pantesan aku merasa aneh, kenapa setiap kali aku menanyakan masalah Yose padamu kamu selalu begitu tersendak-sendak." "Kenapa aku sudah menanyakan beberapa kali padamu mengenai nomor telepon temannya, kamu selalu mengulurnya, Darlene aku benar-benar tidak menduga kamu adalah wanita yang begitu keji." Jane melihat Darlene yang hanya diam dan tidak berkata pun semakin marah, dia bahkan berharap langsung mengoyak topeng wajahnya yang berpura-pura baik itu. Langkah kakinya semakin mendekat, dengan kejam berkata, "Darlene, apakah dibalikku kamu diam-diam menertawaiku, menertawaiku menganggapmu sebagai teman baik dan kamu malah meniduri priaku." Setelah berkata sampai akhir, suara Jane pun meninggi, seperti menjerit, "Darlene, kenapa kamu begitu keji, kalau kamu benar-benar kekurangan pria, kamu bisa pergi membeli di klub." "Kenapa harus merebut priaku, merebut pria teman baikmu!" Darlene yang menghadapi Jane yang terus mempermalukannya, tatapannya pun terlapis uap, dia sangat ingin menjelaskan, tapi apa gunanya menjelaskan. Kenyataannya dia memang bersama dengan Yose, kenyataannya disaat Jane kembali dia masih terus berhubungan dengan Yose. Walaupun dia dipaksa, walaupun dia memiliki ribuan alasan, itu semua adalah hal yang harus dia terima sendiri. Dia tidak boleh membocorkan keberadaan Derik, tidak boleh. Jane semakin mendekatinya, menyodorkan tangan dan mendorong Darlene, "Kamu katakan, Darlene, kenapa kamu meniduri priaku dan masih terlihat begitu menyedihkan." Darlene mengigit bibir dan mundur, dengan sulit berkata, "Jane, maaf." "Maaf? Satu kata maaf sudah bisa mengembalikan segalanya? Darlene kamu benar-benar membuatku merasa jijik, kenapa kamu melaukan ini padaku, apa salahku padamu, kamu jelas-jelas mengatakan tidak akan merebut Yose denganku, sebenarnya kenapa." Jane berkata dan juga menangis, dia membencinya, sangat membencinya, kalau awalnya Darlene mengatakan padanya, dia mungkin akan sangat marah, tapi tidak akan seperti sekarang ini. Dari awal sama akhir dia terus dibohongi, dianggap seperti orang bodoh, dan mengatakan semua masalah Yose padanya. Dipermalukan, dikhianati, semua perasaan mengelilinginya, saat ini dia bahkan ingin membunuh wanita di hadapannya ini. "Jane..." Darlene yang melihat Jane menangis pun semakin sedih, dia juga tidak ingin berjalan sampai saat ini, tapi siapa yang memberikannya kesempatan untuk memilih. "Diam, mendengar namaku dari mulutmu membuatku merasa sangat jijik." Jane dengan marah menarik rambut Darlene, menendang lututnya, Darlene yang kesakitan langsung berlutut di lantai, plastik di tangannya pun terjatuh di lantai, beberapa gaun mahal juga ikut terjatuh. Suara di samping pun menjadi semakin kuat, orang yang jalan-jalan kebanyakan adalah wanita, awalnya mendengar kata orang ketiga adalah hal yang sensitif. Saat melihat Darlene tidak melawan, semakin mengakui rasa bersalahnya. Ada orang yang bahkan ingin memijaknya, kata yang kejam pun terdengar. "Teman baik keluar negri malah merebut pria orang lain, benar-benar tidak tahu malu." "Wanita ini seharusnya masuk ke neraka lantai 18, mati juga tidak cukup." "Terlihat seperti wanita yang baik, ternyata adalah seorang pelacur." Tangan Darlene yang gemetar menahan di lantai, hatinya tidak berhenti menjerit, bukan begitu, kenyataannya bukan begitu, dia tidak menjadi orang ketiga, dia bukanlah orang ketiga. Semua penjelasan dan rasa sakit semuanya sudah sampai di ujung mulutnya, tapi saat wajah polos dan imut muncul di otaknya, Darlene pun menelan semuanya kembali. Tidak boleh mengatakan, Darlene tidak boleh mengatakannya. ??Plak plak plak?? suara tamparan terdengar, bisa melihat betapa kuatnya tamparan itu, tapi dia sepertinya merasa tidak cukup, terhadap semua rasa sakit yang dia alami, ini sama sekali tidak cukup. Jane seperti menggila menarik rambut Darlene, kedua tangan tidak berhenti melambaikan di wajah dan tubuh Darlene, walaupun telapak tangannya sudah kebas, dia tetap tidak ingin berhenti. Tidak berhenti memarahi, "Darlene bicaralah, kamu jelaskan, apakah kamu bisu, dasar keji, bahkan mengkhianatiku dan bersama dengan Yose, cepat katakan apakah kamu yang menggoda Yose." Darlene mengigit gigi dan tidak membiarkan dirinya mengeluarkan suara, dalam hati berpikir, apakah setelah Jane puas memukulnya sudah bisa memaafkannya, apakah dengan begitu dia bisa terbebas dari Yose, apakah dengan begitu dia bisa membawa Derik pergi melakukan operasi. Kalau memang begitu, pukullah, pukullah dengan kuat. Orang yang tadinya menonton saja, melihat Darlene yang tidak membantah dan bahkan tidak menghindar, hanya membiarkan wanita di sampingnya memukulnya. Ada wanita yang tidak tega dan berkata, "Aduh, kalau tahu begitu kenapa harus melakukannya, apakah tidak bisa mencari seorang pria baik-baik?" Ada orang yang sudah lebih tua dengan tidak tega menyambut, "Sudahlah, sudahlah, aku lihat wanita ini sudah menyadari kesalahannya, kalian lepaskan dia yah." "Iya, ita, kalau pukul lagi pasti akan menyebabkan masalah besar." Mery melihat dengan sangat senang, mendengar orang di samping berkata, dengan mengerikan melototi mereka berkata, "Bukan kalian yang merasakannya tentu bisa berkata seperti itu, kalau suami kalian yang digoda, apakah kalian bisa dengan begitu tenang melihatnya." Orang yang melihat Mery begitu galak pun tidak berani berkata lagi.
已经是最新一章了
加载中