Bab 101 Pria Dengan Kemampuan Hebat Yang Unik   1/    
已经是第一章了
Bab 101 Pria Dengan Kemampuan Hebat Yang Unik
Bab >01 Pria Dengan Kemampuan Hebat Yang Unik "Yose, Darlene terluka semuanya karena dirimu, tolong kamu jauhi Darlene." Ferlina berkata dan menyodorkan tangan ingin memukul Yose. Dia tidak percaya dirinya seorang juara dunia tidak bisa melawan pengacara lemah. Jasper melihat gerakan Ferlina, hampir mati terkejut, buru-buru menariknya ke dalam pelukan, "Lina, tenanglah, masalah ini tidak sepenuhnya adalah salah Yose kan." Dengan kemampuannya ingin melawan Yose, wanita ini darimana mendapatkan kepercayaan diri kalau dirinya bisa menang darinya, lebih baik menariknya kembali saja. "Kentut, kalau bukan karena dia, bagaimana mungkin Darlene dipukul dan dipermalukan seperti itu dihadapan orang-orang, kamu tidak tahu saat aku menemukannya, sikeji itu menarik rambut Darlene dan juga terus menendangnya, juga memaksa Darlene untuk berlutut padanya, kalau kedepannya Darlene tidak bisa melahirkan, seumur hidupnya akan hancur." Ferlina sengaja dengan melebih-lebihkan menceritakan keadaan saat itu, dia ingin membuat Yose marah. Jasper yang mendengarkan ini pun menggerutkan dahi, lalu melihat ke arah teman baiknya yang hanya diam saja. Tidak tahu sejak kapan, pria yang tenang itu terlihat begitu dingin, membuat suasana ruangan juga menjadi sangat dingin, wajah yang tenang terlihat seperti menahan badai, membuat orang yang melihatanya pun merinding. Tidak dipungkiri, tujuan Lina sudah tercapai. Yose hanya diam dan membalikkan tubuh lalu keluar, jarinya mengepal dengan semakin erat dan menggeluarkan suara, seperti kemarahan di hatinya sudah hampir meledak. Langkah kakinya pun menjadi semakin cepat, jelas-jelas langkah kakinya sangat stabil, tapi membuat mereka yang melihatnya merasakan kekacauan di dalamnya. Ferlina yang awalnya masih berkata pun terdiam, dia tidak rabun kan, Yose juga bisa merasa tegang, selama ini dia mengira Yose adalah orang yang berdarah dingin, adalah pria yang sangat tenang. "Lina, katakan dengan jujur padaku, kalau barusan kamu tidak melebih-lebihkan." Jasper dengan serius bertanya. Ferlina terdiam sejenak lalu berkata, "Seharusnya tidak kan." "Cepat lepaskan aku, aku mau pergi membalas dendam pada Yose." Dia bukan benar-benar datang membalas dendam pada Ysoe, tapi dia hanya ingin menghabisi Jane si keji itu melalui Yose. Bukankah cara ini lebih mudah mendapatkan hasil balas dendamnya? "Kamu tenang lah, tujuanmu sudah tercapai." Jasper langsung menariknya duduk kembali ke sofa. Ferlina melambaikan pukulannya, ingin berdiri, "Kamu dan dia sama saja, jangan menahanku, aku akan menghancurkan kepalanya." "Ratuku, jangan buat aku khawatir, apalagi kamu bukanlah lawannya." Jasper tidak rela memberi tekanan padanya, dengan tidak berdaya berkata. Ferlina terdiam sejenak, dengan tidak percaya menggelengkan kepala, "Mana mungkin, Yose memang terlihat sangat menyeramkan, tapi dia mana mungkin bisa menang dariku." "Benar, kamu adalah juara dunia, tapi dia adalah sabuk hitam tingkat 8 judo Brazil, dan juga menguasai wushu dan pertarungan, kamu yakin ingin menjadi lawannya." Jasper melepaskan tangan dan tidak menahannya lagi Ferlina yang mendengar itu pun dengan tidak percaya melihat pria yang ada di sisinya, "Tapi, tapi, bukankah dia hanya seorang pengacara? "Siapa yang membuat peraturan kalau pengacara tidak boleh mempelajari ini?" Jasper dengan ekspresi aku tidak mengatakan apapun. Sekarang giliran Ferlina yang bertanya padanya, "Tidak, kalian berdua pasti memiliki rencana rahasia kan." Tatapan Jasper bersinar, tersenyum menjawab, "Kamu juga tahu adalah rencana rahasia, tentu saja tidak boleh dikatakan." "Kamu??terserah kamu saja, aku malas berbicara dengamu." Ferlina melihat dia sudah tidak bisa menemukan apapun, langsung berdiri dan ingin keluar. Tapi apakah Jasper akan membiarkannya pergi dengan begitu mudah? Tentu saja tidak mungkin, begitu tidak mudah membuatnya datang sendiri, tentu saja harus mendapatkan keuntungan. ???? Langit sudah mulai malam. Darlene terus berbaring di sofa, dia masih bisa memikirkan apakah ingin memesan makanan atau tidak. Bagaimana ini, perutnya sangat lapar, lututnya sepertinya juga masih bengkak. Dia tidak boleh merepotkan Lina lagi. ----kruk kruk. Lambungnya terus memprotes, Darlene membalikkan kepala melihat ada sebungkus kerupuk kentang di depan televisi, awalnya dia membeli itu untuk penghargaan buat Derik, kalau tidak lain kali baru belikan untuk Derik saja. Dia pun menggerakkan lututnya, seluruh tubuhnya pun terasa sakit seperti ditusuk jarum, bagian punggungnya pun mengeluarkan keringat dingin. Tapi Darlene tidak tega menyerah akan makanan yang sudah hampir dia dapatkan, perlahan memindahkan tubuh dan kakinya. Sudah sampai, sudah hampir sampai, hanya perlu menyodorkan tangan dia sudah bisa menyentuh kerupuk kentang itu, senyuman di wajah Darlene juga semakin melebar, dengan adanya sebungkus kerupuk kentang ini, dia pasti bisa bertahan sampai besok pagi. Tiba-tiba dari pintu terdengar suara yang keras, pintu apartmen dibuka dengan kasar. Darlene pun terkejut melihat pria yang mengerikan berjalan menghampirinya. Mungkin karena terkejut karena pria yang menyeramkan itu, Darlene pun tersadar dengan terkejut ingin melangkah mundur, melupakan kenyataan kalau dirinya sedang ??cedera??, barusan ingin mundur, kakinya pun terasa sangat sakit, Darlene mundur beberapa langkah dan tubuhnya juga ikut. "---tolong." Darlene dengan refleks ingin menarik sesuatu, untungnya dia menarik sebuah baju dan tidak terjatuh di lantai. "Huh, untung saja, untung tidak jatuh." Darlene barusan menyadari dia menarik sebuah baju, tapi baju itu juga adalah milik pria yang dingin itu, dia seperti tersetrum dan melepaskannya, tubuhnya pun terjatuh ke dalam pelukannya. Ternyata bukan karena reaksinya cepat, tapi karena Yose terus memeluknya, makanya dia tidak terjatuh. "Darlene kamu sudah ingin mati?" begitu membuka pintu, Yose melihat seorang wanita penuh luka ingin pergi mengambil kerupuk kentang. "Yose, kenapa kamu memiliki kunci rumahku!" Darlene akhirnya menyadari intinya, dia ingat saat Lina pergi, pintu sudah tertutup. "Aku membuatnya." Yose dengan tenang menjawab. "????." Bagaimana mungkin ada orang yang begitu lantang seperti ini, apakah dirinya pernah menyetujuinya membuat kunci, "Yose, ini namanya melanggar privasi, kamu, bagaimana bisa kamu melakukan ini!" Yose tidak menghiraukannya, menggendongnya kembali ke sofa, gerakannya sangat lembut dan menaruhnya di sofa, lalu pergi membuka lampu. Ada suatu saat, Darlene mengira dirinya adalah harta berharga yang dilindungi Yose dengan begitu lembut, dia menggerahkan kekuatan untuk menggoyangkan kepalanya, membuat dirinya lebih sadar. Kenapa dia memiliki pemikiran yang begitu tidak nyata, dia benar-benar sudah kelaparan terlalu lama, bahkan sudah mulai tidak fokus. ??Plak?? terdengar suara, lampu pun di buka oleh seseorang. Seketika Darlene masih tidak terbiasa dengan lampu yang begitu menusuk mata, menyodorkan tangan menutup matanya, dengan marah berkata, "Yose apa-apaan kamu, siapa yang menyuruhmu membuka lampu." Setelah menunggu sejenak, masih tidak mendengar pria itu menjawab. Lalu tersadar, keadaannya sekarang begitu hancur, Darlene buru-buru mengambil bantal untuk menutupi tubuhnya, dengan suara keras berteriak, "Yose tutup lampunya, tutup lampunya." Dia tidak ingin membiarkan Yose melihat lukanya, lampu yang begitu terang membuatnya merasa tidak bisa menyembunyikan diri.
已经是最新一章了
加载中