Bab 103 Merasa Dirinya Seperti Ikan Asin   1/    
已经是第一章了
Bab 103 Merasa Dirinya Seperti Ikan Asin
Bab >03 Merasa Dirinya Seperti Ikan Asin Darlene berbaring di ranjang, tubuhnya hanya memakai sebuah bra, karena permintaannya, bagian bawah tubuhnya pun diganti dengan celana pendek. Ini pun membuatnya merasa lebih tenang. Dari belakang terasa sentuhan yang dingin, membuatnya ingin mendesah karena rasa nyaman, setelah memikirkan dia pun menahannya, dia tidak ingin membuat Yose salah paham. Di dalam suasana yang tenang, kemapuan indra seseorang menjadi semakin baik, walaupun Darlene berusaha keras ingin mengusir gambaran yang ada di pikirannya, sarafnya sudah duluan memberikan perintah ke otaknya. Dia sepertinya merasakan tangan panjang yang bergerak dipunggungnya, sentuhan dingin itu dikuti dengan rasa dingin pemiliknya, membuat tubuhnya gemetar. Gawat, dia merasa bulu kuduknya menaik. Tatapan Yose melihat ke arah lengannya yang kurus, tersenyum dan berkata, "Baliklah." "Bagian depan tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri." Suara Darlene terdengar dari dalam sofa, dia bukannya kehilangan lengan dan patah kaki, bagian depan dia masih bisa mengolesi obat sendiri. "Siapa yang bilang ingin mengolesi bagian depan, aku hanya ingin memeriksa lututmu, melihat apakah ligamenmu terluka atau tidak." Yose dengan nada yang mempermainkan, bagaikan sebuah api yang berada di wajah Darlene, Darlene langsung membalikkan badan dan melihat wajahnya, "Lihatlah." Sekarang dia merasa dirinya seperti ikan asin, jelas-jelas adalah ----pervert. Yose benar-benar fokus membereskan lukanya, ekspresi wajahnya terlihat serius, tatapannya pun berhenti sejenak di bagian atas tubuhnya. Gerakannya sangat lembut, tidak hanya tidak membuatnya sakit, malah terasa semakin nyaman. Wajah Darlene pun memerah, dia mungkin sudah salah paham padanya. "Tidak ada masalah besar, hanya saja sedikit bengkak, setelah ditaruh obat akan membaik." Yose mengangkat kepala melihat Darlene yang wajahnya memerah, bulu mata yang panjang pun bergetar, bibir yang seksi pun di gigit. Di bawah leher yang indah adalah tulang leher yang seksi, dibagian bawahnya lagi adalah dadanya yang berisi, lalu pinggang dan 2 kaki yang putih dan panjang. Tidak dipungkiri, Darlene memiliki tubuhnya yang termasuk sempurna, kekompakan dengannya di ranjang juga sangat baik. Memikirkan ini, tatapan Yose pun menggelap dan nafsu pun bangkit, berlangsung selama beberapa detik, tubuhnya yang besar dan berotot pun membalikkan badan. "Baguslah, kalau tidak akan sangat merepotkan." Darlene merasa lega, kakinya tidak bisa sembarangan bergerak, benar-benar sangat merepotkan, dia tidak ingin Derik mengkhawatirkannya. Darlene pun mengucapkan terima kasih, mulai menggusir orang, "Itu, terima kasih, Yose kamu sudah bisa pergi." Yose dengan tidak senang mencibirkan bibir, "Darlene, kamu benar-benar selalu mengulangi kesalahanmu yah." "....." Darlene hanya memikirkan kemungkinan untuk mengusirnya, mendengar peringatannya, dia pun kembali patuh. -----kruk kruk. Sebuah suara terdengar diantara mereka, Darlene bahkan tidak memiliki keberanian untuk melihat Yose, langsung membalikkan kepala kearah sofa. Oh Tuhan, kenapa harus membuatnya begitu malu di depan pria ini, dia benar-benar sangat malu. "Sudah lapar yah." Suara pria sepertinya terdengar lembut. "En..." Darlene sudah sempat malu, mengeluarkan suara yang lembut, dia benar-benar sangat lapar, lapar adalah hal yang normal kan. "Tunggu dulu." "Eh?" Darlene mendengar suara langkah kaki Yose mengarah ke dapur. Dia diam-diam melihatnya, menyadari Yose melepaskan jasnya yang mewah, dasinya dilepas, lengannya ditarik ke atas, menunjukkan dada putihnya yang berotot. Tubuh yang tinggi berjalan masuk ke dapur, dari dalam terdengar suara panci. Darlene menutup wajah dan menarik kepalanya kembali, wajahnya sangat panas. Kenal begitu lama, dia bahkan tidak tahu kalau Yose bisa memasak. 15 menit sudah berlalu, pria di dalam dapur membawakan 2 mangkuk mie keluar dan berkata, "Sudah bisa makan." "Oh oh." Darlene pun dengan tegang menjawab, setelah itu langsung duduk di sofa, tidak hati-hati malah menyentuh luka di lututnya, begitu sakit sampai membuat dahinya ikut berkerut. "Ceroboh." Pria yang awalnya berdiri di depan meja makan, sudah berjalan ke hadapannya, menyodorkan tangan dengan mudah menggendongnya, berjalan ke arah dapur. Wajah Darlene yang merah membuat dia membenci dirinya sendiri. Masalah sebesar apa, bukankah hanya memasak, menggendong, kenapa malah begitu tergila-gila. Darlene kamu makin lama makin tidak berguna! Yose menaruhnya di kursi, melewati dan duduk di hadapannya, mendorong semangkuk mie kehadapannya, dengan nada dingin berkata, "Makanlah." Darlene menundukkan kepala melihat sejenak mie di depannya yang bisa dikatakan ??tidak berasa??, diam-diam dalam hati mendesah, dia benar-benar tidak bisa berharap terlalu banyak pada pria ini. Dia masih mengira kemampuan memasaknya sangat hebat, dalam hati juga berharap, tidak menduga yang dihidangkan ternyata adalah semangkuk mie. Sebenarnya adalah semangkuk mie dengan air putih, dia bahkan curiga kalau pria di hadapannya ini menaruh garam atau tidak. Yose melihat Darlene hanya menatap mie di dalam mangkuk dan tidak memakannya, menggerutkan dahi, dengan tidak mengerti bertanya, "Bukankah kamu lapar." Dia memang lapar, tapi mie seperti ini dia juga tidak sanggup memakannya, Darlene mendesah, berkata, "Bisakah kamu membantuku?" Kalau dia memakan mie buatan Yose ini, dia khawatir akan hidup tidak lama. Yose melepaskan sumpit, menyuruhnya untuk lanjut berkata. "Aku ingin tambah telur, kamu papang aku ke dapur, diracik hanya sebentar saja dan sudah bisa makan." Darlene menggunakan ucapan yang halus. Yose mulai mencibirkan bibir, apakah Darlene merendahkan kemampuan memasaknya? Ini adalah pertama kalinya dia memasak mie, Darlene bahkan begitu tidak menghargai. Darlene melihat gerakannya pun langsung mengerti kalau Yose sudah tidak senang, buru-buru berkata, "Lihatlah, lututku sudah terluka, ingin makan telur agar lebih bergizi, benar, aku bukan tidak suka mie yang kamu buat." Yose melihat wajahnya yang bengkak dengan jelas, ditambah dengan senyumannya, langsung mengomentarinya 2 kata. "Jelek sekali." Darlene merasa dalam seketika dia pun membeku, begitu angin menghembus langsung hancur di lantai. Yose bahkan mengatakan dia sangat jelek!! "Yose, seleramu juga tidak seberapa." Dia sedang mengatakan Yose yang tertarik padanya, bukankah itu berarti di merendahkan dirinya sendiri. Tatapan Yose yang gelap terlihat senyuman, berdiri dan menarik kursi berjalan ke hadapannya. "Kamu, apa yang ingin kamu lakukan..." Darlene melihat pria yang terus mendekat, mulai menyesali kenapa dia menyakiti raja yang hebat.
已经是最新一章了
加载中