Bab 106 2 Versi Pengucapan Di Majalah
Bab >06 2 Versi Pengucapan Di Majalah
Matahari di pagi hari menyinari ke tubuh pria dari kaca, wajahnya yang indah itu terlihat semakin jelas, hidung yang mancung juga semakin jelas.
Tatapan yang sangat tidak tertebak, bibir tipis jika sedang tidak berbicara terlihat begitu tajam.
Darlene sudah tidak bisa mengingat dengan jelas kalimat yang dia baca dari sebuah majalah.
Disana tertulis, semakin mancung hidung seorang pria itu berarti kemampuannya di sebuah hal semakin hebat, dan kalau bibir pria sangat tipis itu berarti pria itu sangat tenang dan setia.
Tidak tahu itu benar atau tidak, dia hanya bisa membuktikan yang bagian depan, mengenai yang belakang, seumur hidup ini dia mungkin tidak ada kesempatan melihatnya.
Selama sarapan Darlene terlihat sangat tidak fokus.
Yose sudah melepaskan sumpitnya, menggelap bibir, "Nanti aku akan pergi ke kantor."
"Ah? Oh, kamu pergi sibuk saja." Darlene berkata.
Yose menatapnya dan berkata, "Ada masalah telepon aku."
"Aku tahu, kamu cepat pergi saja, jangan sampai menunda urusanmu." Darlene menganggukkan kepala, tidak tahu apa maksud dari tatapan Yose.
Yose akhirnya tidak menjelaskan apapun, berdiri lalu memakai jas dan dasi, setelah itu pun pergi.
Apartmen kecil pun hanya tersisa dia sendiri, dulu Darlene tidak pernah merasa apartmennya begitu sepi, tapi setelah melihat Yose pergi, dia merasa hatinya ikut merasa kosong.
Darlene pun tidak ingin makan lagi, kembali ke kamar mengambil ponsel untuk menghabiskan waktu, melihat dari keadaan lukanya, sepertinya harus minta izin 3 hari wajahnya baru bisa sembuh dari bengkak.
Disaat dia melamun, sebuah telepon masuk, mengejutkan Darlene hingga melemparkan ponselnya, melihat nama yang muncul, dia buru-buru mengangkatnya.
"Halo??"
Suara Ferlina pun terdengar, "Halo kepalamu, kenapa semalam kamu tidak angkat telepon."
"Aku tidak tahu, semalam aku cepat tidur." Darlene dengan wajah tidak mengerti, kalau ada telepon tak terjawab, barusan saat dia melihat ponsel seharusnya tahu, tapi saat dia membuka ponsel, sama sekali tidak ada telepon tak terjawab.
"Oh~aku sudah mengerti." Ferlina menarik nada yang panjang, tertawa, tidak angkat telepon tapi seseorang menolak teleponnya.
Darlene pun bertanya, "Ferlina kamu salah makan obat yah?"
"Dasar, kamu yang salah makan obat." Ferlina langsung kembali normal, "Apakah Yose si brengsek itu membantumu membereskan si keji itu."
Tatapan Darlene menggelap dengan jujur berkata, "Tidak????"
"Dasar, benar-benar menyiayiakan usahaku, Yose sebenarnya pria atau bukan, wanita sendiri sudah dipukul sampai seperti itu, dia bahkan tidak ada reaksi?"
Ferlina merasa ada yang aneh, semalam dia melihat Yose sudah hampir meledak, kenapa setelah sampai di tempat Darlene malah meredah.
Dia dengan suara kecil bertanya, "Darlene katakan dengan jujur padaku, apakah Yose sangat ??lemah?? di ranjang."
"Lina, bisakah kamu berbicara lebih benar!" pertanyaan apaan ini, wajah Darlene memerah, dipikirannya pun muncul ??Pleurotos astreatus?? besar yang sedang bergerak.
Gawat, dia sudah dikotori oleh Lina.
"Darlene, kenapa aku merasa suaramu sangat tidak bertenaga, jangan-jangan kamu kepikiran pemandangan kotor kan."
Dari kecil Ferlina adalah anak yang cerwet, semuanya adalah case kecil, kalau Darlene bersedia mendengar, dia bisa berbicara selama setengah jam tanpa menggulang ucapannya.
"Ferlina, aku benar-benar curiga apakah kamu dan kak Richard adalah kakak beradik." Darlene berkata, sifat kak Richard begitu serius, kenapa adiknya sama sekali berbeda.
"Hehe, aku juga curiga apakah leluhurku melakukan hal besar apa, siapa suruh aku begitu hebat, begitu hebat sampai sulit didekskripsikan, bagaimanapun dengan usiaku sekarang ini tidak seharusnya menanggung misi yang begitu berat."
Ferlina dengan tidak malu membanggakan diri, dengan nada yang sombong, mendengarnya saja sangat ingn memukulnya.
Darlene pun berkata, "Lina, kamu juga tahu kalau kamu sudah tua, mengatakan begitu banyak, aku ingin menanyakan apakah kamu sudah melakukan semuanya?"
"Aku tidak sedang bercanda denganmu, apa yang dikatakan Yose si brengsek itu." Ferlina berpura-pura tidak mengerti dan mengubah topik.
"Bilang apa lagi, bukankah aku sudah menyuruhmu untuk jangan pergi mencarinya." Darlene bersandar di ranjang, dengan suara yang tidak bertenaga bertanya.
Sekarang dia disiksa Yose di sini, sama sekali tidak bisa melakukan apapun.
Ferlina dengan marah berkata, "Huh, bukankah itu karena aku tidak bisa menahan semua ini."
"Lina, apakah semalam Derik menanyakan kenapa aku tidak pulang." Darlene hanya peduli dengan putranya, pria itu biarkan saja.
Ferlina yang membicarakan Derik, suaranya pun melembut, "Ada, tapi aku bilang kamu sedang lembur dan tidak pulang, walaupun dia sedikit kecewa, tapi suasana hatinya baik-baik saja."
Darlene bisa membayangkan wajah kecil putih Derik yang kecewa, dia juga sangat merindukannya, tapi selama ini dia sepertinya tidak ada kesempatan lagi.
"Lina, bantu aku meminta maaf pada Derik, selama ini aku mungkin tidak bisa pergi kesana."
"Aku tahu, tapi Darlene, kamu tidak tahu, menghadapi mata besar Derik yang begitu polos, aku benar-benar tidak tega berbohong padanya." Ferlina menghadapi wajah Derik yang lucu, merasa dirinya adalah orang yang sangat jahat.
Benar-benar adalah sebuah hal yang menguji daya tahan dirinya.
Darlene pun dengan semakin tegas berkata, "Aku tahu, tolong yah Lina."
"Jangan berkata seperti itu, kamu sebainya beristirahat dulu." Satu-satunya kelemahannya adalah terlalu malu, tidak bisa menahan di puji.
Darlene tiba-tiba teringat sebuah masalah penting, "Oh iya, obat Derik sudah hampir habis, ditempatku ada resepnya, nanti aku akan mengirimkannya padamu, kamu bantu aku pergi mengambilnya di rumah sakit yah, nanti aku akan langasung mengirimkan uangnya padamu."
"Kirimkan resepnya padaku saja, Derik juga adalah putraku, kalau kamu mengatakan omong kosong seperti ini, aku tidak akan menghiraukanmu lagi."Ferlina pura-pura marah.
"Baik, aku mengerti, sudah yah." Darlene tersenyum menjawab.
"Aku tutup dulu." Selesai berkata Ferlina langsung menutup telepon, semalam dia tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan dari mulut Jasper, hari ini dia harus mengupas cangkangnya.
Lihat cangkangnya lebih keras atau tinjunya lebih keras.
Darlene mencari resep Derik dari file di dalam ponselnya dan mengirimkan pada Lina, setelah ikut begitu lama dengan Yose, dia sudah terbiasa melakukan segala sesuatu dengan hati-hati dan takut orang lain menyadarinya.
Setelah melakukan ini, dia menaruh ponsel di atas meja, bersandar di ranjang dan melihat matahari dari jendela, cuaca hari ini seharusnya sangat bagus kan, langit biru dan awan putih yang berterbangan, kadang-kadang juga terdengar suara burung.
Tapi cuaca yang begitu bagus, dia hanya bisa berbaring sendiri di atas ranjang, tidak tahu harus menghabiskan waktu dengan cara apa.