Bab 112 Pria Tampan Adalah Perusak Hubungan
Bab >12 Pria Tampan Adalah Perusak Hubungan
Yose sudah kembali, hanya saja dia menghentikan mobilnya dipinggir jalan, dengan dingin melihat mereka berdua yang terlihat romantis.
Terutama saat Hendrik mengaitkan rambut Darlene ke belakang telinganya, tangan Hendrik berada dibelakang telinganya, dan juga saat mereka berdua saling menatap dengan ??romantis??.
Dia melihat dengan sangat jelas.
Jadi Darlene terus menolaknya karena Hendrik yah, padahal dia masih...
Benar-benar menusuk.
Yose dengan tatapan dingin melihat malam yang gelap, tiba-tiba membalikkan kemudi, menginjak gas hingga kandas, mobil bagaikan peluru yang melaju jauh.
??chit?? terdengar suara mengerem.
Darlene yang tidur di ranjang tiba-tiba terbangun, mengangkat tangan mengelap keringat di kepalanya, telapak tangannya juga basah, sekitarnya juga gelap, apakah dia mimpi buruk lagi?
Dengan kacau berbaring kembali lagi, tidak tahu kenapa, hatinya merasa sangat tidak tenang.
Keesokan harinya saat bangun, Darlene melihat kamar yang kosong, matanya pun terlihat kecewa, memikirkan harus pergi bekerja dia langsung menenangkan perasaannya.
Setelah mengganti baju dan bersih-bersih dia pun berangkat.
Kantor pengacara sudah ada banyak rekan yang mulai sibuk.
Darlene tidak termasuk yang paling pagi dan juga tidak terlambat, duluan membereskan barang di mejanya, lalu memulai rutinitas paginya.
Sebelum dia pergi ke ruangan Yose, dia membuat kopi dan menaruh di mejanya, lalu membersihkan ruangannya, merapikan berkas-berkas.
Setelah melakukan semua itu, dia barusan keluar dari ruangan, kebetulan bertemu dengan Hary yang barusan datang.
"Darlene, kamu akhirnya datang bekerja, apakah tubuhmu sudah baikan?"
Hary melihat Darlene keluar dari ruangan Yose pun terlihat sangat senang, mendengar Darlene izin karena sakit, awalnya dia ingin pergi menjenguknya, tapi tidak peduli bagaimana dia menanyaka pada bagian personalia, mereka dengan alasan privasi tidak ingin memberitahunya.
Dia barusan teringat kalau dia bahkan tidak ada nomor telepon Darlene.
Darlene terdiam sejenak, dengan biasa menjawab, "En, sudah baikan."
"Kenapa aku merasa kamu tiba-tiba menjadi begitu kurus." Hary dengan perhatian bertanya.
"Tidak, aku selalu seperti ini." Kuruskah, dia sendiri tidak merasakannya.
"Benar, benar, dulu wajahmu bulat dan sangat imut, sekarang sudah menjadi begitu tajam, tapi tetap sangat cantik."
Tapi kurus ada cantiknya juga, gendut juga imut, asalkan orang yang cantik, bagaimanapun tetap cantik.
"Berbincang disini, tidak perlu bekerja lagi yah." Suara Yose yang dingin terdengar.
Mereka berdua pun terkejut, Darlene menggerakkan bibir dan menundukkan kepala, tidak ingin dia melihat kesedihan yang ada di tatapannya.
Ita, dia memang merasa sedih, pergi begitu saja dan bahkan tidak menjelaskan apapun, menganggap tempatnya adalah hotel yah?
"Pengacara Yose, kami segera pergi bekerja." Hary tidak mengerti bos yang biasanya tidak peduli dengan hal kecil, kenapa tiba-tiba seperti memakan obat peledak saja, nadanya sangat mengerikan.
Sebagai asisten kecil, Darlene menganggukkan kepala pada Yose, sebagai jawaban dia juga ikut keluar dengan Hary.
Yose dengan tatapan gelap melihat Darlene yang pergi dengan menundukkan kepala, dari awal sampai akhir Darlene sama sekali tidak mengangkat kepala melihatnya.
Karena Hendrik sudah kembali, jadi dia begitu tidak sabar untuk mengakhiri hubungan dengannya?
Darlene, bagus, bagus sekali!
Mereka berdua sudah keluar dari zona bahaya, Hary pun menenangkannya berkata, "Darlene, kamu jangan keberatan yah, bos kami selalu seperti itu, mungkin hari ini suasana hatinya lebih buruk saja."
"En." Darlene menjawab dengan tidak fokus.
Hary masih sedang memikirkannya, "Dulu bos kami setiap hari terlihat begitu dingin, kamu malah sangat terbiasa, tidak tahu siapa yang membuat bos kami marah, atau mungkin menghadapi case yang sulit, tapi aku juga tidak menerima kabar."
"Apakah karena ada hal yang tidak beres? Ini juga tidak mungkin, beberapa waktu bukankah entertainment mengabarkan bos berpacaran dengan putri Jane?"
"Kak Hary, aku pergi kerja dulu yah." Darlene yang mendengar nama Jane, tatapannya menjadi gelap.
Hary merasakan dirinya sudah mengatakan hal yang salah, barusan ingin mengembalikan citranya, dia sudah melihat Darlene dengan tidak fokus pergi, bahkan memanggilnya juga tidak dengar.
Kenapa pagi-pagi semuanya menjadi begitu aneh?
Darlene pagi-pagi sudah melihat Yose dan merasa kacau, pekerjaan juga banyak melakukan kesalahan, tiba-tiba teringat hal yang dia janjikan pada Lina semalam, sekarang kelihatannya dia harus mengingkar janji.
Terhadap Yose dia sebenarnya tidak begitu penting.
"Darlene, kemari."
Mendengar ada orang yang memanggilnya, Darlene pun menaruh berkas yang sedang di fotokopi, berjalan ke sana, "Aurelia, kamu mencariku?"
"Iya, kami memiliki sebuah hal penting yang harus dikerjakan, tidak bisa pergi, apakah kamu bisa membantuku pergi membeli milktea." Aurelia dengan terpaksa menunjuk beberapa rekan lainnya.
Rekan lain juga ikut berkata, "Iya, Darlene bantu aku beli 2 tart yah, aku masih belum sarapan, lapar sekali."
"Aku mau 1 sandwich dan kopi, gulanya sedikit saja."
"Aku mau jus lemon, jangan pakai es."
Darlene melihat tatapan sekelompok orang yang menganggap semua ini adalah hal yang harus dikerjakan dan tersenyum senang dengan Aurelia, dia pun mengangukkan kepala berkata, "Baik."
Walaupun dia tidak tahu kenapa Aurelia tidak menyukainya, tapi ini adalah pekerjaan barunya, dan hanyalah asisten kecil, membantu mereka juga tidak apa-apa.
Dia hanya tidak ingin merusak hubungannya dengan mereka.
Sebuah bayangan yang gendut dengan tangan di pinggang menghalang di depan Darlene, dengan tidak puas berkata, "Hei hei, kalian salah atau tidak, ingin barang yang jenisnya berbeda, bagaimana Darlene bisa membelinya sendiri."
"Yanti, apa hubungannya denganmu, kalau kamu merasa Darlene tidak sanggup melakukannya, kamu bisa pergi dengannya, siapa yang menahanmu, lagi pula Darlene saja tidak mengatakan apapun, kamu sedang menjerit apaan."
Aurelia dengan kesal melihat Yanti, benar-benar tidak tahu ada apa dengan personalia, wanita yang begitu gendut dan jelek juga dimasukkan kedalam kantor, juga tidak takut merusak citra kantor.
"Aurelia kita semua adalah rekan kerja, begitu menekan Darlene kamu masih berani mengatakannya, siapa yang tidak tahu kalau kamu cemburu Darlene bisa mengikuti pengacara Yose, asisten sebelumnya juga mengundurkan diri karena siksaanmu kan." Yanti dengan tidak sungkan membalasnya, siapa yang takut, begitu kurus seperti tiang, bahkan tidak perlu dia remas dengan 2 tangannya.
Darlene dengan terkejut melihat Aurelia, dia akhirnya mengerti kenapa ada begitu banyak wanita yang tidak menyukainya, dia mengira hanya karena ingin mempersulit orang baru, ternyata karena hal ini.
Siapa yang mengatakan wanita adalah perusak hubungan, ternyata pria juga memiliki kemampuan ini.