Bab 113 Yanti Yang Gendut   1/    
已经是第一章了
Bab 113 Yanti Yang Gendut
Bab >13 Yanti Yang Gendut Walaupun Aurelia tertarik pada Yose, semua orang tidak mengatakannya secara langsung, tapi Yanti langsung mengatakan dihadapannya, maksudnya pun berbeda, apalagi semua orang tahu kalau pengacara Yose sudah pacaran. Aurelia melihat rekan disampingnya yang terus menatapnya, didalam terlihat rasa ingin tahu, menertawai, dan juga dengan maksud melihat tontonan, seketikan wajahnya terlihat buruk. "Yanti jaga ucapanmu, siapa yang cemburu dengannya, aku adalah pengacara yang mendapatkan penghargaan medali emas apakah perlu cemburu dengan seorang asisten kecil, dan Yanti, jangan lupa dengan posisimu, kamu hanyalah pengacara magang, sama sekali tidak ada nama." Yanti menegakkan ??tubuhnya yang kekar??, dengan tidak sungkan berkata, "Walaupun aku adalah pengacara magang juga lebih baik darimu yang mengandalkan kamu adalah orang lama, hanya bisa menyakiti Darlene, kalau hebat langsung pergi cari pengacara Yose saja." Darlene melihat Yanti yang bersedia membelanya pun merasa sangat berterima kasih, tapi dia tidak ingin karena dirinya membuat hubungan orang lain menjadi buruk. Berkata, "Yanti terima kasih, hanya pergi membeli kebeberapa tempat saja, tidak apa-apa, kamu ingin makan apa, aku bisa sekalian membelikannya untukmu." "Yanti gendut, sudah dengar belum, Darlene saja bersedia, kamu lebih baik jangan ikut campur." Aurelia dengan sombong berkata, sigendut ingin melawanku, berlatih lah dulu. Yanti masih ingin mengatakan sesuatu, bajunya pun ditarik orang, memalingkan kepala melihat Darlene menggelengkan kepala padanya, menyuruhnya jangan berdebar dengan orang ini, ragu sejenak dan menganggukkan kepala. "Darlene, ayo, aku pergi denganmu, jangan bersama dengan orang ini." Yanti menarik Darlene turun kebawah. Berat badan Darlene sangat ringan, seluruh tubuhnya seperti ditarik olehnya, tapi dia tidak marah, bahkan merasa terharu, dia suka sifat tulusnya Yanti. Dan sebenarnya Yanti tidak jelek, wajah yang gendut malah membuatnya terlihat sangat ramah, kulitnya juga sangat bagus. "Yanti, terima kasih barusan kamu membantuku." "Tidak apa-apa, hanya masalah sepele saja, aku juga tidak tahan melihat sifat mereka." Yanti pun merasa malu karena dipuji. Darlene juga tertawa karena wajahnya yang lucu, "Yanti, kamu benar-benar sangat lucu." "Darlene, kamu sangat cantik saat tertawa." Yanti seperti menyadari hal yang besar berkata, dia benar-benar tidak hanya berbasa-basi, saat Darlene tersenyum disamping bibirnya ada 2 pusaran, mata yang besar mengecil seperti sepasang bulan, bulu mata yang panjang terlihat semakin tebal. "Darlene aku ingin menanyakan satu hal padamu." Darlene pun tertular dengan wajah Yanti yang serius, dengan serius menganggukkan kepala, "En, Yanti katakanlah." "Bulu matamu ditanam yah, kenapa bisa begitu panjang dan lentik, bisakah kamu memperkenalkan dokter kecantikan mana padaku." Yanti dengan serius bertanya, bagaimana ini, dia juga sangat menginginkan bulu mata yang begitu tebal. Darlene mengira dia ingin menanyakan apa, tidak menduga dia menanyakan pertanyaan yang begitu lucu, "Yanti, maaf, aku tidak bisa membantumu." "Jadi bulu matamu ini asli?" Yanti mulai mengaung. "Iya." Darlene tersenyum, Yanti membuatnya teringat Lina, "Yanti, sifatmu benar-benar sangat mirip dengan teman baikku, aku rasa kalian berdua pasti sangat cocok." "Darlene, temanmu yang mana? Apakah juga sepertiku sangat berbeda." Yanti sebenarnya menunjuk tubuhnya. Tapi Darlene mengira dia mengatakan sifatnya, menganggukkan kepala berkata, "En, walaupun sedikit berbeda, tapi untuk keseluruhan hampir sama." "Bagus sekali, kapan kamu bisa memperkenalkan kami." Yanti dengan senang berkata, di kantor hampir semua wanita itu kurus, terhadap orang sepertinya biasanya tidak akan menghiraukan. Jadi di kantor dia tidak ada banyak teman. "En, makan siang nanti aku akan menyuruhnya datang ke kantin." Darlene mengingat kedepannya ada 2 orang yang begitu aktif saat bekerja pun merasa lega. "Kenapa, dia juga dari departmen kami?" kenapa dia tidak tahu di kantor ada wanita yang gendut sepertinya. Darlene menggelengkan kepala, "Bukan, dia kerja di majalah Matahari Pagi di lantai atas. "Majalan Matahari Pagi?! Bos mereka adalah pria yang sangat tampan." Yanti dengan kagum berkata. Darlene mengangkat alis, dengan lucu berkata, "Aku kira kalian lebih suka pria seperti pengacara Yose." Yanti yang mengatakan pria tampan juga sangat tertarik, "Memang begitu, tapi pengacara Yose terhadap kami adalah dewa yang tidak tersentuh, hanya bisa memandangnya dari jauh, tapi bos majalan Matahari Pagi berbeda...." Yose adalah pria yang hanya bisa dilihat dan tidak bisa didapatkan, dia setuju. Darlene mengerutkan dahi, berpura-pura tidak mengerti berkata, "Kenapa berbeda, apakah bisa didekati dan bisa dimainkan?" Yanti terdiam sejenak, menyadari ejekan yang ada di mata Darlene, dia barusan terkejut kalau dirinya sudah terjebak, Darlene dari tadi sudah tertawa dan berjalan menjauh. "Darlene, aku tidak menduga kamu adalah orang seperti ini!" Bagus, dia suka. Mereka berdua sambil ngobrol sambil tidak melupakan orang yang menitip mereka membeli barang, selama 1 jam lebih, juga memperdekat hubungan mereka. Setelah sampai di kantor, Aurelia dan yang lainnya sudah tidak sabar, apalagi melihat Darlene dan si gendut itu berjalan masuk sambil tertawa, dia pun semakin kesal. "Kenapa membeli barang saja begitu lama." "Aurelia, kamu jangan terlalu keterelaluan......" Darlene melihat tatapan Aurelia yang terlihat memiliki maksud buruk, menghalangi Yanti untuk lanjut mengatakan, "Maaf Aurelia, tempat membeli sandwich lebih jauh, jadi lebih lama." Wanita yang meminta dibelikan sandwich juga membantunya berkata, "Aurelia, sandwich yang aku mau memang lebih jauh, aku rasa Darlene bisa mengingat begitu banyak sudah sangat tidak bagus, sudahlah." "Iya, jus yang aku mau juga hanya bisa dibeli di toko itu." Bagaimanapun menyuruh orang membantu tetap merasa tidak enak, dan juga ada orang saling berbincang, bukankah mereka juga merasa sangat keterlaluan? Aurelia awalnya ingin menggunakan kesempatan ini untuk membalas, tapi tidak menduga semua orang malah membantu Darlene. Dia tertawa kering menjawab, "Hehe, tidak apa-apa, yang penting sudah belikan saja." Tapi melihat tatapan Darlene yang tidak seperti awalnya dan terlihat seperti sedang mencermati, Darlene wanita ini benar-benar pintar berpura-pura, benar-benar hampir tertipu dengan penampilannya yang patuh. Ternyata adalah orang yang suka berpura-pura bodoh. Darlene bukanlah orang yang suka menunjukkan diri, tapi saat terpaksa dia baru akan bergerak, sekarang dari tatapan Aurelia, dia mengerti kalau kehidupannya yang tenang akan semakin berkurang kedepannya. Yanti pun melihat Darlene sejenak, dia mengira Darlene adalah orang yang mudah dipijak, sepertinya tidak seperti itu juga. 
已经是最新一章了
加载中