Bab 117 Pemilihan Pria Tertampan   1/    
已经是第一章了
Bab 117 Pemilihan Pria Tertampan
Bab >17 Pemilihan Pria Tertampan Darlene dengan merasa bersalah berkata, "Maaf, malam ini aku ada urusan, tidak bisa pergi dengan kalian." "Kenapa? Aku tidak ingat kalau malam ini kamu ada urusan lain." Ferlina menegaskan disuatu titik. Yanti menyentuhnya dengan bahu, "Lina, kamu jangan berkata seperti itu, mungkin Darlene sudah ada kanji." Dulu hanya Lina yang mengejeknya, sekarang ada 2 pasang mata yang terus melihatnya, Darlene tidak ingin mengatakannya juga tidak bisa, hanya bisa memilih untuk mengatakannya, "Malam ini Hendrik mengajakku makan bersama." Ferlina dengan wajah ternyata begitu pun menganggukkan kepala mengerti. "Hendrik? Namanya terdengar sangat tidak asing, pacar Darlene yah?" Yanti merasa nama ini sangat tidak asing, seperti pernah mendengarnya. "Bukan, hanya teman." Darlene dengan tidak berdaya menjelaskan. Ferlina pun menambah, "Benar, benar, bukan pacar juga adalah orang yang mengejarnya." "Aku sudah ingat." Yanti menumpuk telapak tangannya, dengann wajah terkejut berkata, "Apakah Hendrik itu?" "Oh, Yanti kabarmu benar-benar cepat yah." Ferlina mengangkat alis berkata. Mata kecil Yanti bersinar, berkata, "Bukan kabarku yang cepat, Hendrik termasuk adalah pria single yang hebat yang sering diberitakan media belakangan ini, pulang dari luar negri, setelah pulang langsung meneruskan bisnis keluarga." "Dengar-dengar dia sangat tampan, juga sangat menghormati wanita, adalah pangeran kuda putih idaman para pria." "Kalau Hendrik menunggang kuda putih, mungkin benar-benar mirip." Ferlina juga ikut mengimajinasikan pemandangan itu, menganggukkan kepala. Tapi nadanya tersendak dan berkata, "Yanti, kamu sangat tidak setia, bukankah kamu menyukai bos kami, begitu cepat sudah berubah lagi." "Tidak, sama seperti kamu mengerti drama korea, apakah kamu merasa suamimu terlalu banyak? Semua ini hanyalah candaan, bukan siapa-siapa." Yanti dengan wajah kamu pasti mengerti berkata. Ferlina juga ikut tersenyum, "Ternyata semua orang sama saja." Darlene segera mengangkat tangan menutup wajahnya, berpura-pura tidak kenal dengan mereka yang tersenyum menggila. Percakapan tidak habis-habisnya wanita adalah gosip dan pria. Percakapan tidak habis-habisnya pria adalah bisnis dan wanita. Jadi pria dan wanita memiliki kesamaan. Waktu istirahat sudah lewat setengah jam, Darlene melihat mereka berdua masih terus berbincang. Sebentar lagi harus pergi kerja, Yanti dengan tidak mengerti bertanya, "Oh iya, Darlene, kenapa kalian berdua tidak ada jaringan perusahaan, dengan begitu kita bertiga lebih mudah berkomunikasi." "Ada hal seperti ini." Ferlina tidak tahu. Darlene tahu, "Aku masih belum daftar." "Nanti setelah kembali kalian daftar dulu." Yanti tiba-tiba dengan rahasia berkata, "Sekarang gedung ini sedang melakukan pemilihan 10 pria tertampan, semua orang ada kesempatan memilih." "??Gedung kita ada hal seperti ini?" memilih pria paling tampan, kenapa ini seperti pemilihan wanita tercantik. Ferlina lebih tertarik, "Memilih pria tampan, bagus bagus, siapa saja pilihannya." "Tentu saja pengacara Yose kami, juga bos kalian, dan juga ada pria muda departmen IT lantai 8, yang lainnya semua ada di postingan jaringan." Yanti dengan bangga berkata. Darlene teringat wajah dingin Yose ada di jaringan itu, dia pun merasa ingin tertawa. "Yose membiarkan kalian melakukan itu?" Ferlina merasa tidak masuk akal. Darlene juga merasa begitu, dia tidak merasa Yose akan membiarkan orang lain berkomentar padanya, juga dengan penasaran melihat Yanti. "Tentu saja tidak mungkin, tapi kalian tahu, pengacara Yose kami selalu sibuk, mana mungkin ada waktu melihat jaringan ini." Ini tentu adalah hal yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. "Hebat." Ferlina menganggukkan kepala dan bertepuk tangan. "Baiklah, cepat pergi kerja, waktu sudah tiba." Darlene melihat waktu berkata. Mereka bertiga pun kembali ke tempat kerja masing-masing. Darlene ingat kalau Hary menyuruhnya pergi menemuinya setelah istirahat. Dia langsung berjalan ke kantor Hary, mengetuk pintu berkata, "Sekretaris Hary, aku adalah Darlene, apakah sekarang kamu ada waktu?" "Darlene yah, masuklah." Suara Hary terdengar dari balik kaca. Seluruh ruang selain ruangan Yose terbuat dari kayu, ruangan lain selalu memakai pintu kaca yang transparan, memudahkan untuk melihat apakah diluar ada tamu atau tidak, tentu saja terpasang tirai privasi. Saat Darlene membuka pintu, Hary masih sedang melihat lemarinya, membelakanginya berkata, "Darlene kamu duduk dulu, aku akan segera selesai." "Baik." Darlene menjawab, menarik kursi di depan meja dan dengan sabar menunggu. Setelah sejenak, Hary akhirnya menemukan barang yang dia inginkan di lemari dengan senang menaruh barang itu dihadapan Darlene berkata, "Darlene, barang ini kamu lihatlah setelah pulang kerja." Darlene menunduk dan melihat sebuat berkas berwarna abu-abu berkata, "Kak Hary, ini?" "Oh, itu adalah arsip, awalnya tugas utama asisten adalah mencatat kasus perkara, setelah itu baru serahkan pada pengacara yang bertanggung jawab." Hary menjelaskan berkata, "Biasanya asisten seperti ini hanya untuk pengacara yang levelnya lebih tinggi, kantor kami hanya ada kamu seorang asisten, 2 pengacara medali emas lainnya sudah ada pengacara magang yang membantu mereka, jadi kedepanya kamu sering-sering belajar dengan pengacara magang saja." "Kalau ada yang tidak mengerti tanyakan saja padaku, yang paling penting adalah mendengar tugas yang diberikan pengacara Yose, tentu saja pengacara Yose tidak akan teringat untuk menyuruhmu mencatat isi rapat, tapi kamu harus ingat dengan tugasmu sendiri." Darlene seperti mengerti menganggukkan kepala, maksud Hary adalah, kedepannya dia tidak hanya perlu membersihkan kantor Yose, dia juga harus mencatat isi rapat, dan harus mendengar tugas yang dia berikan, kalau tidak memerlukannya, juga harus ikut mencatat proposal perkara. Saat ini dari luar pintu terdengar suara ketukan. Hary menyuruh orang itu masuk, Darlene menyadari Yanti sedang main mata dengannya. "Darlene, kedepannya kamu ikut dengan Yanti untuk mencatat kasus saja." Hary dengan merasa lucu melihat Yanti yang terus memain mata dengannya. Yanti langsung berkata, "Tidak masalah kakak angkatan." "kakak angkatan?" Darlene melihat Hary sejenak, kenapa dia tidak pernah mendengar Yanti mengatakan ini. "En, Yanti adalah adik kelasku, tapi jarak beberapa tahun." Hary tersenyum berkata, "Baiklah, aku tahu hubungan kalian sangat baik, kedepannya bekerjalah bersama." "Bagus sekali." Yanti dengan senang berkata, kedepannya dia tidak perlu mencatat kasus sendiri lagi. Darlene juga sangat senang, untungnya orang yang Hary utuskan bukan orang lain. "Sudahlah, kalian pergi kerja dulu." Hary masih ada urusan lain, menyuruh mereka berdua keluar dulu.
已经是最新一章了
加载中