Bab 119 Pria Miskin Yang Menjadi Sukses   1/    
已经是第一章了
Bab 119 Pria Miskin Yang Menjadi Sukses
Bab >19 Pria Miskin Yang Menjadi Sukses "Iya, nyonya Belinda kenapa barusan anda tidak mengatakannya." Yanti juga berkata. Nyonya Belinda tersenyum pahit berkata, "Mengatakannya atau tidak apa bedanya, aku yakin dia hamil, tapi dia mengatakan pada orang lain kalau itu adalah anaknya dengan seorang pria, suamiku juga sengaja mencari seorang pria untuk berakting, apa yang bisa lakukan." Darlene melihat nyonya Belinda yang melepaskan kacamata hitamnya, kedua mata yang berlinang air mata terlihat, betapa sakitnya hati wanita ini dia sangat mengerti. Pria yang dia cintai demi melindungi wanita lain, sama sekali tidak peduli dengan hubungan mereka selama bertahun-tahun, siapapun akan merasa sangat sakit hati. "Dasar, menjijikkan sekali, apa yang dia katakan mengenai perceraian." Yanti begitu marah, bagaimana bisa ada pria yang begitu menjijikkan di dunia ini. "Tidak ingin membagikan harta, sama sekali tidak ingin membiayai putrinya, dia barusan berusia 5 tahuh." Ini adalah hal yang paling membuatnya sakit hati, walaupun tidak saling mencintai lagi, berpisah baik-baik saja, dia pun begitu kejam, bahkan mengabaikan anaknya. Darlene yang mendengar ini begitu marah sampai gemetar, tapi mereka hanyalah petugas pencatat, tidak bisa melakukan apapun yang membantunya, hanya bisa menenangkannya, menyuruhnya pulang dulu, untuk perkembangannya masih perlu di bicarakan dengan pengacara lalu menghubunginya. Nyonya Belinda mengucapkan terima kasih dan dengan bayangan yang sedih pergi. Setelah Yanti melihatnya pergi, dengan marah berkata, "Darlene terkadang menemui case yang begitu membuat orang marah, kamu benar-benar sulit mengontrol diri untuk tidak marah." "Siapa yang bertanggung jawab atas case nyonya Belinda." Darlene dalam hati merasa tidak adil untuk nyonya Belinda, tapi mereka bisa melakukan apa lagi. Yanti dengan tidak berdaya berkata, "Awalnya case ini adalah tugas Edward, sekarang mungkin akan jatuh ditangan Aurelia." "Kenapa bisa diberikan pada Aurelia." Dengan sifat Aurelia yang pendendam, kalau dia terlalu peduli dengan masalah ini, Aurelia mungkin akan merusaknya. "Awalnya dengan kemampuan Aureliaa sebagai pengacara medali emas, case perceraian dia tidak perlu menerimanya, tapi pengacara Yose sudah memerintah, selain dia bersedia mengubah pemikiran dan memberikan case ini pada Edward." Yanti mengkhawatirkan hal ini. Darlene mengigit bibir berkata, "Yanti, kamu merasa, dengan pengalamanmu, berap persen kemungkinan menang dalam case ini." "Tidak sampai 40 %, kalau pria brengsek itu mengalah, paling banyak hanya akan membiayai anak itu, mengenai semua pengorbanan nyonya Belinda dan orang tuanya akan percuma saja." Yanti juga sangat ingin pria brengsek itu mendapatkan hukuman yang setimpal. Tapi dunia ini menjunjung tinggi aturan hukum, bukti, kalau tidak ada bukti, juga tidak bisa menaklukan hakim dan orang-orang. Darlene pun terdiam, dunia ini sangat kejam pada wanita. "Darlene, kamu tidak perlu merasa bersalah, bekerja di kantor pengacara, kedepannya kamu akan melihat banyak hal yang kejam." Yanti seperti orang yang sudah berpengalaman menenangkan Darlene dan menepuk bahunya. "Aku mengerti." Tapi dalam hatinya tetap tidak bisa tenang, apakah sebagai pengacara juga tidak bisa menghukum orang yang bersalah, jadi apa itu keadilan? "Aku pergi membereskan berkas dulu, sampai ketemu nanti." Yanti tahu kalau Darlene memerlukan waktu untuk menerima ini, membawa catatannya dan keluar dari ruang tamu. Darlene sangat ingin melakukan sesuatu untuk nyonya Belinda, tidak untuk hal lain, hanya demi mendapatkan sesuatu untuk seorang anak berusia 5 tahun. Adanya pemikiran ini, dia begitu tidak sabar ingin berbicara langsung dengan Yose, tapi siang ini dia sama sekali tidak menemukan kesempatan, melihat sudah hampir pulang kerja, kalau tidak masuk, mungkin harus menunggu besok. Besok case ini akan diserahkan pada Aurelia. Aurelia menahan dan memutuskan untuk masuk berbicara dengan Yose, tidak belum sempayt berdiri, sebuah bayangan sudah berjalan ke arahnya. "Darlene, kamu benar-benar tidak tahu malu, masih berani bekerja di kantor Yose." Menghadapi tatapan Jane, Darlene dengan tenang menjawab, "Jane, aku memerlukan sebuah pekerjaan." Hanya itu sja. Jane dengan nada rendah dan mengerikan melototinya berkata, "Jangan panggil namaku, kamu tidak pantas, kalau kamu hanya memerlukan sebuah pekerjaan, kenapa kamu datang ke tempat Yose." "Maaf nona Jane, aku tidak bisa mengatakan alasannya padamu." Bagaimanapun mereka adalah teman, dia merasa bersalah, menghadapi Jane yang terus memaksanya, Darlene memutuskan untuk menahannya. Jane membungkukkan badan mendekati telinga Darlene, dengan nada yang keji berkata, "He, alasan apa, bukankah karena kamu menginginkan barang yang bukan milikmu, Darlene jangan kira aku akan memaafkanmu, kita lihat saja nanti." Setelah dia yakin Darlene mendengar dengan jelas, wajahnya pun tersenyum, perlahan bangkit, bayangannya perlahan menghilang dibalik sebuah pintu ruangan yang besar dan tebal. Hati Darlene terasa kecewa, sepertinya dia tidak ada kesempatan untuk mencari Yose lagi. Hary melihat Darlene yang melamun dan duduk di tempatnya, tangannya juga memegang berkas, dengan perhatian berkaat, "Darlene, sudah hampir pulang kerja, berkas ini kamu bisa bawa pulang." "En." Darlene menarik tatapannya dan menganggukkan kepala, tiba-tiba teringat sesuatu, berkata, "Kak Hary, siapa yang membuat berkas ini?" "Hehe, aku sudah tahu kamu sangat pintar." Hary tiba-tiba mendekat, tersenyum bangga, "Semua berkas ini dibuat oleh pengacara Yose." "Kenapa dia menjadi petugas pencatat." Darlene sudah menebak adalah dia, tapi tidak percaya dengan posisinya sekarang dia masih bisa melakukan hal kecil seperti ini. "Tentu saja tidak mungkin sekarang, saat itu kantor pengacara baru berdiri, karyawan tidak cukup, juga tidak cukup terkenal, uang juga tidak banyak, dalam waktu yang lama, semua hal ini dilakukan sendiri oleh pengacara Yose, ditanganku hanya ada sebagian, hanya untuk diperlihatkan pada orang selanjutnya." Hary sepertinya sedang memikirkan waktu yang sulit itu. Hati Darlene merasa sakit, dia ingat betapa sulitnya saat Yose pertama kali mulai, sering pergi pagi pulang malam, dan saat itu mereka masih belum tinggal di tempat yang begitu baik, hanya tinggal di apartmen murah, bahkan ruang buku juga tidak ada. Dia selalu melihat tubuhnya yang tinggi duduk sendirian di ruang makan, dengan lampu yang terang terus menggambar bulat pada berkas. Dan karena khawatir pun diam-diam membantunya membereskan berkas, melihat dia yang lelah dan memijat dahinya, Darlene selalu membuatkan secangkir kopi dan menghidangkan ke hadapannya. Masa lalu masih teringat jelas, saat mengingat hal itu, semuanya sudah berbeda. "Darlene, pengacara Yose adalah orang yang hebat, semua orang selalu dengan rela mengikutinya." Hary juga termasuk orang yang sudah lama disini, melihat kantor ini dari awal hingga berjaya. "En." Darlene menganggukkan kepala. "Kamu berusahalah, aku masih harus bekerja keras." Hary mengatakan masalahnya sendiri pun mulai sakit kepala, langkah kakinya pun diangkat, menundukkan kepala menyadari bajunya ditarik oleh seseorang. "Darlene, ada apa?" Darlene dengan tatapan khawatir melihat Hary, "Kak Hary, siang ini aku pergi mencatat sebuah case perceraian dengan Yanti, disaat kita tidak memiliki bukti, apakah hukum akan memberikan keuntungan untuk korban."
已经是最新一章了
加载中