Bab 121 Bekerja Samalah
Bab >21 Bekerja Samalah
"Tuan Yose, Jane kebetulan sekali yah." Hendrik dengan sopan menganggukkan kepala pada mereka, dan juga berdiri di sisi Darlene.
Orang disekitar pun seperti meledak mendengar sapaan itu.
"Darlene, tuan Hendrik begitu tampan, muda dan sukses, kamu masih tidak menerima lamarannya?"
"Cepat terima, pria yang begitu hebat, hati-hati direbut orang."
"Kamu bukannya sedang mengatakan dirimu sendiri kan." Orang di samping mengejeknya.
Wanita tertawa dan memarahi berkata, "Jangan cerewet, kalau tuan Hendrik menyukaiku, aku juga sangat bersedia."
Bagaimanapun Hendrik adalah menantu baik dikota Leidong, kalau masuk ke keluarganya pasti akan sangat hebat, tidak perlu begitu lelah mengatasi gugatan lagi.
Menjadi nyonya besar bukannya sangat baik, kaya dan hanya perlu menikmati hidup, yang paling penting adalah keluarga yang harmonis dan kaya, sangat puas.
Didunia ini ada berapa pria yang bisa melakukan ini.
Baiklah, kalau beruntung mungkin akan bertemu dengan beberapa, tapi sudah ada pemiliknya, benar-benar membuat orang marah.
Darlene tidak berani melihat Yose, demi membuat Jane tenang, dia pun berkata, "Kalian jangan salah paham, kami belum sampai ke tahap itu."
Tapi cukup membuat Hendrik senang dalam waktu yang lama.
"Terima kasih perhatian kalian semua pada kami, ada waktu aku akan mentratir kalian semua makan bersama, tolong kedepannya kalian lebih menjaga Darleneku."
Hendrik menggunakan kata ??ku??, membuat rasa dingin orang semakin jelas.
Orang lain yang mendengar ucapan Hendrik pun bersorak.
"Tuan Hendrik sangat sungkan, kapanpun kamu ada waktu."
"Iya, iya, makan makanan orang tentu patuh, tuan Hendrik tenang saja, kami pasti akan memperlakukan Darlene dengan baik."
"Semuanya tdiak ingin pulang kerja yah, kalau begitu lanjut lembur." Yose dengan suaranya yang dingin membuat suasana yang hangat menjadi membeku.
Beberapa orang pun terkejut dan tidak berani berkata lagi.
"Yose, semua orang hanya sedang bercanda, kamu jangan marah." Jane menenangkan suasana.
Mereka yang mendengar Jane membantu mereka pun melihatnya dengan berterima kasih.
Jane pun merasa bangga, yang dia inginkan adalah hasilnya, "Sudah begitu malam, kalian semuanya sebaiknya cepat pulang kerja."
Mereka semua melihat Yose tidak ada reaksi langsung bubar.
Kedua tangan Darlene yang ada di sampingnya pun mengepal dengan kuat, Yose tetap paling peduli pada Jane, satu kata Jane bisa memusnahkan amarahnya.
Jadi pilihannya tidak salahkan?
Dari awal mundur adalah keputusan yang paling baik.
Yose terus melihat wanita yang terus menunduk itu, melangkahkan kaki meninggalkan kantor.
Jane dengan merasa bersalah melihat semua orang, sepertinya juga mewakilkan Yose meminta maaf, mengangkat kaki dan ikut dengannya.
"Darlene, ayo kita pergi." Hendrik melihat Darlene yang melamun, tersenyum pahit.
"En." Darlene tersadar, dengan merasa bersalah menganggukkan kepala.
Setelah mereka berdua meninggalkan gedung, Darlene barusan berkata, "Hendrik, maaf, barusan tidak melalui persetujuanmu menarikmu keluar."
"Darlene kamu tidak perlu meminta maaf padaku, aku sangat senang kamu bersedia mengakui posisiku sebagai pacarmu." Hendrik berkata dengan nada senang.
Darlene tersenyum lega, "Hendrik, kalau, aku mengatakan kalau kamu menemui wanita lain yang kamu sukai, tolong kamu harus bahagia."
Hendrik menatap Darlene dengan tatapan yang serius, dengan pelan menganggukkan kepala, "Baik, aku berjanji padamu."
Hanya saja sangat sulit dilakukan.
Setelah mendapatkan janji dari Hendrik, Darlene pun merasa baikan, tersenyum berkata, "Ayo, kita pergi makan bersama."
Dia memilih untuk melupakan hal yang buruk untuk sementara.
"Baik." Hendrik yang melihatnya tersenyum, hatinya pun meluluh, menyalakan mobil dan pergi.
Selain itu Jane yang mengejar Yose sama sekali tidak mengejarnya, saat Jane turun ke bawah, mobil Yose sudah menghilang.
Dia dengan marah dan menghentakan kaki, kenapa Yose memperlakukannya seperti ini.
Jane tiba-tiba merasa ada orang yang mendekat, dengan berhati-hati melihat kesana, "Siapa, kenapa diam-diam mengikutiku, cepat keluar."
Diparkiran, keluar sebuah bayangan, adalah Aurelia, dia tidak termasuk bersembunyi, hanya saja melihat senyuman Darlene dari jauh dan sangat ingin merobeknya.
Musuh yang sebenarnya adalah teman, dia menyadari kalau Jane tidak benar-benar begitu baik pada Darlene seperti yang terlihat diluar, jadi dia memutuskan untuk mencoba keberuntungannya, ternyata tidak membuatnya kecewa.
"Nona Jane, halo."
"Pengacara Aurelia?" Jane ingat dengan Aurelia, dulu dia mengira wanita yang ada dirumah Yose adalah Aurelia, sekarang setelah dia tahu adalah Darlene, dia pun melepaskan dendam padanya.
Aurelia ini memiliki maksud pada Yose, hanya satu pandangan dia sudah mengerti, hanyalah orang keji yang menginginkan Yose.
Aurelia berpura-pura baik berkata, "Nona Jane tidak perlu begitu membenciku, aku tidak akan bisa mengancammu kan?"
Jane mendengus, dengan tidak senang berkata, "Kamu memang bukanlah lawanku, tapi juga tidak berarti aku harus bersikap baik pada seekor lalat."
Wajah Aurelia sedikit berubah, teringat hal yang akan dia lakukan, dia pun menahan amarahnya, "Aku tahu aku tidak seharusnya berharap, aku sudah menyesalinya, hanya saja aku tidak tega melihat nona Jane juga tersakiti."
"Apa maksudmu." Jane dengan berhati-hati melihatnya.
"Pagi ini aku memerintah Darlene si asisten kecil itu untuk membantuku membeli barang, sekarang aku sudah turun jabatan dari pengacara kelas atas menjadi pengacara biasa." Tatapan Aurelia bersinar, menyembunyikan detail yang penting.
"Apa, Yose bahkan melakukan ini padamu karenanya." Jane terlihat marah, apakah Yose benar-benar tidak bisa melepaskan sikeji itu, walaupun 3 tahun itu Darlenelah yang menemani Yose, tapi bukankah mereka berdua kenal lebih lama?"
Walaupun Jane marah, tapi dia tidak melupakan kalau tujuan wanita itu tidak semudah itu, dan tidak merasa wanita ini begitu baik hati, "Pengacara Aurelia, kenapa kamu mengatakan ini padaku."
"Nona Jane panggil aku Aurel saja, aku katakan dengan jujur padamu, aku benar-benar tidak rela semua kerja kerasku selama 3 tahun ini dihancurkan begitu saja, aku ingin balas dendam, dan aku merasa nona Jane akan sangat bersedia membantuku." Aurelia terlihat jujur.
Dia ingin membuat Darlene menyeseal karena menganggunya, menyesal membuatnya menjadi seperti ini.
"Kenapa kamu percaya padaku." Jane tidak bodoh, walaupun dia membenci Darlene, tapi dia juga tidak ingin dimanfaatkan orang lain.
"Karena kita berdua memiliki musuh yang sama, karena nona Jane sama denganku berharap melihat Darlene sengasara."
Aurelia dengan kejam berkata, "Nona Jane kalau membantuku berarti membantu dirimu sendiri, kita saling menguntungkan, aku sudah melihat kenyataannya, anda menginginkan pengacara Yose, aku hanya menginginkan posisi yang lebih tinggi."
Jane mendesah tidak mengatakan setuju dan juga tidak mengatakan tidak setuju, hanya mengatakan biarkan dia pertimbangkan dulu.
Aurel tidak berkata lagi, mereka berdua berpisah diparkiran, sebelum pergi dia menambah, "Nona Jane jangan salahkan aku terlalu ikut campur, aku sudah melihat Darlene beberapa kali keluar ruangan pengacara Yose, dan waktu dia berada di kantor akan semakin banyak.
Jane tidak berbicara, sepasang tangan dikepal dengan erat, tatapannya terlihat sangat marah.