Bab 123 Pria Tampan, Kamu Sangat Hebat Yah!!   1/    
已经是第一章了
Bab 123 Pria Tampan, Kamu Sangat Hebat Yah!!
Bab >23 Pria Tampan, Kamu Sangat Hebat Yah!! Tangan Darlene masih belum menyentuh pegangan pintu, seluruh tubuhnya ditarik masuk ke dalam pelukan yang lebar, mencium aroma nikotin pada tubuh pria, dia bahkan memiliki keinginan untuk menangis. "Kamu begitu ingin membantunya yah." suara serak Yose terdengar dari atas kepalanya. Darlene saat ini baru sadar selain aroma nikotin, juga ada sedikit aroma alkohon di tubuh pria, kalau bukan karena sangat dekat, dia sama sekali tidak menciumnya. Dia dengan terkejut bertanya, "Yose, kamu minum bir yah." "En." Yose menjawab lengan yang memeluknya erat dan memeluknya dengan lantang. "Kenapa?" Darlene tidak mengerti, bukannya dia pergi makan dengan Jane, kenapa pergi minum bir, mengingat Jane hatinya pun terasa kacau, perlahan menjadi sedih. Dia berusaha keras mendorong Yose, Yose tidak menduga dia akan mendorongnya dengan begitu kuat, seketika langsung didorong olehnya, hanya terus menatap tatapan Darlene yang bersinar. Seperti sedang bertanya padanya, kenapa. Dalam hati Darlene terasa sakit, menghindari tatapannya dari wajah Yose yang dingin, "Aku ingin membantunya." "Bisa." Yose melihatnya yang membantah, berjalan ke sofa dan duduk. Darlene melihat Yose sejenak, heran beberapa detik dan melangkahkan kaki mendekatinya, memilih tempat di sisinya dan duduk, "Apa yang harus aku lakukan." Yose sepertinya sangat lelah, mengangkat tangan memijat dahinya, berkata, "Temukan pria yang berbohong itu, cari cara membuatnya menjadi saksi, bukankah penuntut sudah memberikan history chating dan foto." "En, tapi kata Yanti itu tidak bisa digunakan sebagai bukti, hanya bisa digunakan bukti jaga-jaga, dan tidak pasti berguna." Darlene terlihat tidak tega, mengigit bibir dan tidak membiarkan dirinya menunjukkannya. Yose mendengus berkata, "Tenang saja, fotonya tidak mungkin hanya itu, bukankah penuntut dan yang dituntut berada di perusahaan yang sama, dia pasti ada kesempatan melihat wanita itu, cara kesempatan untuk melihat ponselnya, pasti ada bukti lain yang tersimpan." "Tapi bukankah ini sangat berbahaya." Darlene dengan khawatir berkata. "Ingin memenangkan tuntuan ini harus bergantung pada usaha sendiri, didunia ini tidak ada yang gratis, hanya dengan kemampuan ini, kantor kita bisa membantunya memenangkan gugatan ini." Nada Yose sangat serius, biasanya gugatan seperti ini dia tidak akan ikut campur, kalau bukan karena wanita bodoh dihadapannya, dia juga tidak akan melewati batas ini. "Aku sudah mengerti, besok aku akan membicarakannya pada nyonya Belinda." Darlene juga tahu Yose bersedia mengajarinya cara ini sudah sangat tidak terduga, kalau dia meminta yang lebih lagi akan sangat kelewatan. Dan melihat Yose sepertinya sangat lelah. Yose memalingkan tatapan dan tidak melihatnya lagi, berkata, "Kalau tidak ada urusan lagi, pergilah." Melihat Yose yang seperti ini, tidak tahu kenapa, kaki Darlene sepertinya tidak bisa bergerak, yang dia inginkan sudah dikatakan olehnya, apa alasan untuk dia tetap tinggal? Tidak ada lagi, dia memang seharusnya membatasai hubungan mereka, hari ini datang kesini sudah melewati batas. Darlene perlahan bangkit, ingin berbicara lalu berhenti lagi melihat Yose yang tidak memandangnya lagi, kakinya pun dengan berat bergerak hingga ke depan pintu. Langkah kakinya masih belum pergi jauh, Darlene membelakangi Yose menarik nafas dan memberanikan diri berkata, "Yose, apakah kamu benar-benar baik-baik saja, apakah perlu aku buatkan soup penghilang mabuk." Dia memberitahu dirinya sendiri, anggap saja sebagai balasan karena Yose membantunya, dan bukanlah apa-apa. Tatapan Yose menggelap, sama sekali tidak membalikkan kepala berkata, "Aku lapar." "Bukankah kamu pergi makan dengan Jane." Darlene membuka mata dengan besar, bertanya dengan langsung, apakah malam ini dia pergi minum bir dengan perut kosong. Kenapa dia tidak bisa lebih menjaga dirinya sendiri. Yose melihatnya sejenak, dengan penuh makna berkata, "Aku tidak seperti kamu." Wajah Darlene langsung memanas, kenapa merasa Yose seperti sedang menyalahkan dirinya pergi makan dengan Hendrik, dan dirinya bahkan tidak makan apapun, ini pasti salah. Darlene diam-diam masuk ke dapur, membuka kulkas menyadari selain bir, semuanya kosong, bahkan telur juga tidak ada, jangankan mie. Darlene berkata, "Kamu tunggu di sini, aku turun kebawah beli barang dulu." Yose dengan sangat natural mengeluarkan dompet dan menaruhnya di meja, "Ingin beli apa ambil sendiri." "Tidak perlu, hanya sedikit uang ini aku masih ada." Seperti tindakannya dulu, membuat hati Darlene sangat sedih, dia tidak lagi melihat dompet yang ada di meja, membuka pintu dan pergi. Yose hanya diam dan melihat bayangan yang kacau itu. Di bawah, Darlene dengan tidak tenang mengambil barang yang dia inginkan. "Wanita cantik, kamu yakin ukuran ini." "Huh? Apa?" Darlene tersadar, melihat pria memegang sebuah kotak dan tertulis satu kata. ---Jissbon. Wajah Darlene langsung memerah, buru-buru merebut kotak kecil itu, tidak tahu harus menaruhnya dimana, dia sembarangan melemparnya berkata, "Maaf, aku salah ambil." Pria dikasir itu pun dengan memaksa berkata, "Wanita cantik tidak perlu malu, tapi ukuran pacarmu sangat hebat yah." "Tolong kamu totalkan sisanya." Darlene mengigit gigi berkata, dia hanya tidak sadar dan salah ambil saja, dan pria ini sungguh cerewet. Kasir dengan tidak peduli mengangkat alis, membantu Darlene menghitung totalan, "Wanita cantik, total 87 ribu." Darlene membayar, saat dia ingin mengambil plastik dari tangan kasir, ada gerakan seseorang yang lebih cepat darinya, mengambil plastik dan berkata, "Lambat sekali." "Kenapa kamu turun." Darlene yang wajahnya sudah memerah, begitu melihat Yose menjadi semakin merah. Kasir sepertinya merasa Darlene tidak cukup canggung, dengan mempermainkan berkata, "Pria tampan, kamu sangat hebat yah, tidak tahu apakah kamu masih memerlukan barang ini atau tidak." Yose sedang heran melihat wajah Darlene yang begitu merah dengan tidak biasa, mendengar ucapan kasir, dia pun memalingkan tatapannya, masih belum melihat barang apa. Darlene sudah merebut ??barang?? itu dari tangan kasir dan dengan canggung berkata, "Bukan apa-apa, jangan lihat lagi, ayo kita kembali, bukannya kamu lapar?" Pria yang pantas mati, siapa yang menyuruhnya melakukan ini. Pegawai kasir dengan ekspresi berpengalaman memainkan mata dengan Yose, tangannya seperti melakukan sulap, mengambil satu kotak Jissbon lagi, tersenyum berkata, "Pria tampan jangan sungkan, kalau lapar pulang dan gunakanlah." Yose akhirnya melihat barang apa yang dipegang pria itu, melihat tatapan Darlene dan tersenyum tipis, tapi segera menjadi gelap, dengan penuh makna berkata, "Ternyata kamu suka mereka ini." "Aku tidak suka, aku sama sekali tidak suka mereka ini, tidak, aku sama sekali tidak suka barang ini, aku hanya salah ambil, kamu jangan mendengar dia asal berkata." Darlene bahkan ada keinginan untuk mati, apa maksud dari tatapan Yose. Sepertinya dia sangat berharap, dia sama sekali tidak memikirkan apapun. 
已经是最新一章了
加载中