Bab 126 Tujuan Jane
Bab >26 Tujuan Jane
Saat hampir jam makan siang, Jane membawa 2 orang yang ditangan mereka membawa 2 kantong plastik besar, tersenyum dan masuk.
Berkata pada semua orang, "Kalian semua sudah lelah bekerja, aku dengan seenaknya mempersiapkan makan siang untuk kalian semua, semoga kalian semua tidak keberatan."
Orang-orang yang melihat tulisan di plastik pun dengan senang berkata, "Sungguh tidak enak membuat nona Jane menghabiskan uang dan juga pergi ke Paradise Dinatsy untuk memesan makanan."
"Memang nona Jane yang paling baik pada kami."
"Asal berkata apa, nona Jane pasti melakukan ini demi pengcara Yose."
Orang-orang saling memandang, lalu tersenyum.
Wajah Jane memerah, dengan manja dan sengaja melihat ke arah Darlene, "Baguslah kalau kalian suka, sebenarnya ini semua adalah takdir, semalam aku barusan tahu kalau teman baikku juga bekerja di sini."
Ada orang yang bertanya, "Nona Jane, siapa teman baikmu."
"Kalau adalah teman nona Jane, kenapa semalam baru tahu." Ada orang yang bertanya lagi.
Jane tersenyum dan tidak berkata, melambaikan tangan ke arah Darlene, "Darlene, kenapa kamu tidak kemari, sudah hampir jam makan siang, ayo makan bersama, aku sudah memesankan makanan yang kamu suka."
Darlene mendesah tanpa suara, awalnya dia ingin menghindar, melihat Jane yang tidak bermaksud seperti itu, dia pun melepaskan case ditangannya dan berjalan ke sana.
"Terima kasih, Jane."
"Darlene, aku tidak menduga kamu adalah teman baik nona Jane, kenapa aku tidak pernah mendengar kamu mengatakanya."
Darlene melihat ke arah Aurel dengan tidak mengerti, dengan tenang menjawab, "Apakah pengacara Aurel merasa aku sembarangan menyebarkan lebih cocok?"
Aurel terdiam karena ucapan ini, wajahnya pun berubah, tapi tetap bersikap rendah diri, "Darlene apakah kamu masih marah denganku, aku juga sudah meminta maaf padamu, semoga kedepannya kita bisa berhubungan dengan baik."
Aurel dengan kasihan berkata, seperti Darlene adalah orang pendendam, dia tersenyum, "Kalau pengacara Aurel juga bisa tidak marah, mana mungkin aku marah."
Aurel mengerti maksud ucapan Darlene, tatapannya terlihat rasa benci, semalam walaupun Darlene sangat menyedihkan, tapi sama sekali tidak terpengaruh, tapi berbeda dengannya, tidak hanya posisinya diturunkan, dia juga tidak bisa mengangkat kepala dihadapan rekan sebidangnya.
"Aurel apakah kamu melakukan kesalahan pada Darlene, kamu jagan marah, dulu saat di sekolah Darlene juga begitu, dia pasti tidak sengaja." Jane dengan wajah yang terlihat khawatir membantu Darlene menyelesaikan masalah, ucapan yang dia katakan malah membuat orang-orang semakin salah paham.
Tatapan orang disekitar terhadap Darlene pun menjadi menebak-nebak.
Ternyata saat disekolah Darlene adalah orang yang suka mencari masalah.
"Jane, kamu saja sudah berkata seperti itu, aku tentu tidak akan mempermasalahkan dengannya." Aurell juga mengikutinya berkata.
Beberapa kata mereka pun membuat masalah Aurel mencari masalah pada Darlene semalam menjadi salah Darlene.
"Hei hei, kalian berdua terus berakting yah, masalah semalam memang adalah kesalahan pengacara Aurel, pengacara Yose bukankah sudah memberikan jawaban, apakah kalian mereka pengacara Yose salah?"
Yanti juga mengira Jane adalah teman Darlene, tapi mendengr ucapanya yang begitu menusuk telinga, dan juga bekerja sama dengan Aurel mengotori Darlene.
Ini adalah teman baik? Benar-benar mengototri kata teman baik.
Saat Yanti mengungkit nama Yose, tidak ada orang yang berani berkata lagi.
Tatapan Jane terlihat tidak senang, tapi dengan cepat menyembunyikannya dengan baik, dengan merasa bersalah berkata, "Maaf kamu sudah salah paham, aku hanya ingin Darlene bisa berhubungan baik dengan rekan kerjanya."
Orang-orang yang melihat Jane tidak hanya tidak memiliki sifat nona besar dan juga sangat berpendidikan, ditambah dengan makan siang Paradise Dinasty untuk mereka.
Makan makanan orang tentu lebih menurut.
Ada orang yang membantu Jane berbicara.
"Yanti, nona Jane sudah mengatakan kalau dia hanya ingin membantu Darlene berhubungan baik dengan rekannya, ucapanmu ini sedikit keterlaluan kan."
"Makanya, dan bukankah Darlene dan nona Jane adalah teman baik, kalau teman baik mana mungkin tidak memberitahukan pada teman baiknya dan pergi bekerja sebagai bawahan pacar teman baiknya, ini sangat aneh kan."
Melihat ada orang yang mengungkit, orang-orang pun mulai menebak-nebak dengan hal ini, tatapan mereka melihat Darlene menjadi sangat aneh.
Pergi bekerja ke kantor pacar teman baik dan juga tidak mengabari teman baiknya, hal ini pasti ada hal yang tidak bisa dikatakan.
Sekarang bukankah orang selalu berjaga-jaga pada teman baik?
Jane masih bepura-pura baik berkata, "Semuanya jangan salah paham, mungkin Darlene tidak ingat untuk mengatakannya."
Orang di samping mulai berkata, "Nona Jane kamu terlalu baik, tidak mengerti kalau ada orang yang berniat buruk."
"Iya iya, nona Jane terlalu polos, teman baik apaan, aku rasa ada orang yang ingin mencari celah dan masuk."
"Dasar, kalian yang asal berkata, semalam kalau bukan pacar Darlene yang datang menjemputnya, sekarang dia benar-benar sudah tidak bisa membela dirinya sendiri, Darlene ayo kita pergi, jangan berada di tempat yang begitu kacau."
Yanti menyindir mereka semua, menarik Darlene yang terus diam pergi.
Orang-orang teringat ucapan Hendrik semalam pun merasa sedikit canggung, mereka masih mengatakan akan membantunya menjaga Darlene, sekarang malah berubah.
Jane dalam hati merasa Yanti benar-benar ikut campur, dengan lembut berkata, "Maaf, sudah menyulitkan kalian semua, pacar Darlene memiliki perusahaan sendiri, seharusnya bukan sengaja datang bekerja di kantor Yose."
Ucapan Jane ini pun membuat orang-orang berpikir, benar, Darlene memiliki seorang pacar yang tampan dan kaya, kenapa dia ingin menjadi asisten kecil di kantor pengacara, kalau dia ingin pergi bekerja di perusahaan pacarnya, ingin posisi apa pasti ada.
Atau Darlene sebenarnya menyukai pengacara Yose.
Ada orang yang memilih pemikiran yang sudah masuk duluan, banyak masalah yang terus berubah.
Jane yang melihat reaksi ini pun tersenyum, dia sangat mengerti apa artinya sampai batas tertentu, menyisakan sedikit untuk mereka memikirkannya sendiri, Monela menyuruh semuanya makan dulu dan jangan sampai kelaparan.
Yanti sambil menarik Darlene sambil dengan marah berkata, "Darlene, kenapa kamu memiliki teman baik seperti ini, teman apaan ini, sengaja mendorongmu ke ujung tebing."
"Terima kasih Yanti." Jane berkata.
"Aku hanya tidak tahan melihatnya, tapi Darlene, kamu juga sangat aneh, kenapa kamu tidak membela dirimu sendiri." Kalau adalah dia, dari awal dia sudah tidak sungkan.
Tatapan Darlene menggelap "Ini adalah utangku padanya."
Yanti terdiam, mendengar nada bicara Darlene yang menyembunyikan sesuatu, tapi setiap orang memiliki privasi, dia juga tidak menanyakannya lagi.
"Ayo makan dulu, wanita seperti ini lebih baik jauh-jauh darinya, begitu pintar berakting."
"En." Darlene menganggukkan kepala.
Di kantin, Ferlina mendengar Yanti menceritakan masalah Jane padanya.
Dengan marah berkata, "Sikeji itu benar-benar tidak berhenti, menungguku pergi menghabisinya yah."
"Lina, kamu jangan pergi, bukan masalah besar." Darlene buru-buru menariknya.
"Kamu yah, benar-benar adalah sebuah roti, membiarkan orang memijakmu dan tidak akan keluar pantat yah." Ferlina berkata.
Yanti menyambung, "Lina, memijak tidak akan keluar pantat, tapi mungkin akan keluar kotoran."