Bab 128 Berjalan Masuk Dengan Lenggak Lenggok
Bab >28 Berjalan Masuk Dengan Lenggak Lenggok
Sebuah pesan tanpa nama.
---Darlene aku tidak akan membiarkanmu begitu saja.
Dengan sebuah gambar yang berdarah, hati Darlene pun tersentak, berpura-pura tenang dan menutup obrolan itu, memeriksa pengirim pesan, hanya tahu kalau itu dikirim dari jaringan gedung ini, namun tidak tahu id siapa.
Id nya ini masih belum didaftar pada personalia, selain Ferlina dan Yanti dan juga Yose, tidak mungkin ada orang ke4 yang mengetahuinya.
Darlene masih tidak mencurigai Yanti, dia merasa masalah ini sangat aneh, mungkin ada orang yang ingin mengerjainya saja.
Dia hanya bisa menenangkan diri seperti ini.
"Darlene, lihatlah, tidak perlu buru-buru mengembalikannya padaku." Yanti masih dengan ekspresi tersenyum.
Darlene menganggukkan kepala dan menerimanya, "En, setelah selesai lihat aku akan mengembalikkannya padamu."
Yanti tidak langsung pergi, tapi mendekati Darlene, dengan rahasia berkata, "Darlene, kamu harus berhati-hati dengan Selena."
"Kenapa." Selena adalah pengacara magang yang barusan masuk beberapa hari ini, dan juga adalah satu-satunya wanita yang bersedia dekat dengan dirinya selain Yanti, terlihat sangat polos.
"Aku barusan melihat dia keluar bergantian dengan Aurel." Makanya dia datang memperingati Darlene.
"En, aku mengerti, terima kasih Yanti, aku akan berhati-hati." Darlene memiliki batasan.
"Tenang saja, hanya hal kecil."
Kebetulan Ferlina pun belenggak-lenggok masuk, rambut merah menjadi pink, terlihat semakin menarik.
Kemunculannya membuat ruangan yang kaku menjadi semakin berwarna.
Pengawai yang bekerja di kantor pengacara memakai pakaian yang formal, semuanya hanya 1 warna hitam, dan masuk warna pink terlihat sangat mencolok.
Ferlina dengan terbuka menerima tatapan orang yang penasaran, berkata pada mereka berdua, "Aku sudah datang."
Orang lain dengan suara kecil membahas.
"Siapa wanita ini, kelihatannya bukan datang mengurus masalah."
"Dia sepertinya kenal dengan Darlene."
"Kelihatannya sangat tidak asing..."
"Nona Ferlina, silahkan, pengacara Yose ada diruangan." Customer service menerima kabar kalau wanita ini datang wawancara pun sangat terkejut, tapi dia tetap tersenyum berkata.
"Tidak perlu merepotkanmu, itu adalah teman baikku, aku suruh dia membawaku saja." Ferlina menunjuk Darlene.
Customer service pun terlihat serba salah, dia masih ada pekerjaan lain yang harus dilakukan, tapi menyuruh orang lain membawa wanita disampingnya ini masuk sepertinya tidak begitu cocok.
"Tenang saja, aku sangat kenal dengan pengacara Yose kalian, dan aku bekerja dilantai atas, tidak akan membohongimu." Ferlina menggayunkan kartunya, dan tidak peduli dengan customer service, langsung menarik Darlene berjalan ke dalam.
"Darlene, kamu seharusnya tahu ruangan pengacara Yose kan."
"Tahu." Darlene dengan tidak berdaya menjawab, Lina apakah perlu begitu sombong?
"Bagus sekali, ayo."
Darlene tidak ada cara lain, hanya bisa menganggukkan kepala pada customer service, menunjukkan dia akan membantunya membawanya kesana, customer service baru dengan tenang pergi.
Melihat pintu kayu yang berat dan tebal, Darlene dengan pasrah menggetuk pintu berkata, "Pengacara Yose, orang dari majalah Sinar Pagi sudah datang."
Tidak lama, suara pria yang dingin pun terdengar, "Masuklah."
Darlene membuka pintu dan ingin pergi, Ferlina yang ada di belakangnya tidak ingin dia pergi, menyentuh pinggangnya, menyuruhnya ikut masuk.
Walaupun tidak tahu apa yang ingin dilakukan Ferlina, Darlene tetap ikut masuk.
Tidak menduga Jane belum pergi, duduk di sofa melihat mereka berdua masuk ke dalam, tatapannya terlihat marah, tapi karena ada Yose dia pun tidak menunjukkannya.
Ferlina melihat ada 2 kotak makanan yang ada di meja pun tersenyum, "Pengacara Yose belum makan yah."
Yose melihat Ferlina sejenak, lalu melihat Darlene yang dipaksa masuk berkata, "Nona Ferlina bukannya ingin mewawancaraiku."
"Tidak buru-buru, tunggu pengacara Yose makan dulu saja." Ferlina berpura-pura sabar berkata.
Tapi dia sabar tidak berarti orang lain juga sabar.
"Ferlina, kamu juga tahu Yose belum makan, bagaimana kalau wawancaranya lain kali saja." Jane seperti ayam yang sedang mengerami telur, dengan berjaga-jaga melihat Ferlina.
Dari awal dia sudah mendengar kalau Ferlina bekerja dimajalah Sinar Pagi, tidak menduga itu benaran, wawancara juga menarik Darlene, ingin menipu siapa.
Ferlina tidak marah, berpura-pura terkejut berkata, "Oh, tidak tahu nona Jane dengan posisi apa membantu pengacara Yose membuat keputusan."
Jane dengan gugup melihat Yose, dia tahu Yose tidak suka orang lain membantunya membuat keputusan, sesuai yang diduga, Yose dengan tidak senang menggerutkan dahi.
Tapi dihadapan Darlene, Jane tidak ingin begitu memalukan, mengangkat dagu berkata, "Posisiku, Darlene bukannya sangat jelas, tidak perlu ikut campur kan."
Ferlina melihat kotak makanan yang masih tidak bergerak, berkata, "Memang, tidak seperti orang yang suka mencari muka."
Jane sangat marah, wajahnya berpura-pura kasihan, "Lina, kenapa kamu selalu melawanku, hanya karena orang yang Yose sukai adalah aku?"
5 jari Darlene yang ada dibelakang tubuhnya pun mengepal dengan erat, lalu melepaskan, dia tahu ucapan Jane ini dikatakan untuknya.
"Pengacara Yose, aku duluan pergi mengurus pekerjaanku."
Ferlina sangat tidak senang, masih ingin mengatakan sesuatu untuk membuat Jane marah, baju dibelakangnya ditarik, dia pun hanya bisa dengan tidak berdaya menyerah.
Yose sudah memakai jas dan berjalan menghampiri, dengan nada yang berat dan tidak jelas, "Bukankah ingin wawancara, ayo."
"Baik baik, tidak masalah, pengacara Yose, apakah aku bisa membawa asistenmu bersama, aku perlu orang untuk mencatat." Ferlina menganggukkan kepala dan menarik Darlene berkata.
Yose melihatnya sejenak, tidak mengatakan tidak mau, juga tidak mengatakan mau, hanya berkata, "Nona Ferlina, silahkan saja."
Setelah berkata dia pun berjalan keluar.
"Darlene, cepat ikut denganku." Darlene melihat Jane sejenak dan tersenyum puas.
Darlene menggerutkan dahi, dia tidak sangat ingin pergi, semalam dan hari ini dia sudah cukup malu, untuk sementara dia tidak ingin melihat Yose.
Jane yang terus diabaikan pun tidak tahan dan menjerit, "Yose, apa maksudmu."
Tahu pekerjaannya sibuk, dia sengaja memesan makan dan ingin datang menemaninya makan bersama, setelah masuk begitu lama, Yose sama sekali tidak menghiraukannya, dia juga tidak marah, duduk dengan perut kelaparan menunggunya istirahat, sekarang Yose bahkan tidak peduli dengannya dan ikut keluar dengan Ferlina dan si keji Darlene itu keluar.
Dia anggap seperti apa.
"Semalam aku sudah mengatakannya dengan sangat jelas." Yose melemparkan satu kalimat padanya, tidak melihatnya lagi, mendorong pintu keluar.
Jane sangat marah, melihat Ferlina dan Darlene juga mau keluar.
Dia tidak tahan lagi dan berlari menarik Darlene, tatapannya terlihat beruap, menahar rasa benci dan sedih berkata, "Darlene, kamu benar-benar ingin melakukan ini padaku? Apakah kita bukanlah teman baik?"
Darlene melihat Jane yang sedih, dalam hati merasa tidak tega, dia barusan ingin mengatakan sesuatu.