Bab 129 Kamu Tahu Dengan Jelas
Bab >29 Kamu Tahu Dengan Jelas
Ferlina sudah menariknya ke samping, berkata pada Jane yang berpura-pura berkata, "Kamu tidak perlu melakukan ini pada Darlene, kamu seperti apa, aku rasa kamu paling jelas,"
Setelah berkata Ferlina juga tidak peduli dengan Jane yang marah, menarik Darlene dan pergi, tidak ingin melihat wanita yang palsu itu lagi.
Setelah memukul orang masih ingin berpura-pura tidak ada apapun yang terjadi, memegang tangan dan mengatakan kata lembut, menganggap tidak ada apapun yangterjadi, dunia ini mana mungkin ada hal yang begitu baik.
Jane melihat bayangan mereka yang menghilang, tatapannya terlihat sangat marah bahkan berharap bisa membakar mereka sampai hanya tersisa debu, Ferlina yang pantas mati, kenapa dia datang mengganggunya lagi.
Dan juga Darlene si keji itu, jelas-jelas mengatakan tidak akan bertemu dengan Yose lagi, sekarang apa yang dia lakukan.
Keji, orang keji bergabung dengan kelompok orang keji, dia tidak akan membiarkan mereka berdua begitu saja, tidak akan.
Setealh keluar dari ruangan Darlene dengan suara kecil berkata, "Lina, apakah begini tidak terlalu keterlaluan, kalau kamu ingin mewawancarai Yose, kamu bisa pergi sendiri saja, membawaku ikut bukanya sangat tidak baik."
"Ada apa emangnya, apakah kamu tidak melihat siang ini aku hanya makan sedikit." Ferlina dengan tidak peduli berkata.
Darlene terdiam, "Dari awal kamu sudah tahu kalau Yose belum makan?"
"Bukan begitu juga, aku hanya menebak, cepatlah pesan, kamu tahu Yose adalah orang yang tidak sabaran." Dia tentu tidak boleh mengatakan kalau dia ada mata-mata.
Yose menyetir mobil membawa mereka berdua ke sebuah restoran sayur kukus, didalam sudah ada orang yang memesan makanan dan duduk di dalam menunggu mereka.
Jasper tersenyum menyapa, "Datang begitu telat, makanan sudah dipesan, ayo duduk."
"Tanya wanitamu." Yose berkata.
"Ikan kecilku melakukan hal baik apa lagi, sini katakan padaku." Jasper pun menyodorkan tangan ingin menggandeng Ferlina.
Ferlina dengan sensitif menghindar, menyindirnya dan duduk dengan Darlene.
Jasper dengan tidak peduli tertawa, ikut dengannya.
Darlene melihat meja yang penuh dengan makana baru mengerti kalau Yose tidak makan karena dari awal sudah janjian dengan Jasper, tapi mereka berdua bukannya terlalu menghamburkan-hamburkan, kalau dia dan Ferlina tidak datang, mana mungkin bisa habis.
4 orang saja tidak pasti bisa menghabiskannya.
Dimeja makan, Darlene duduk disamping Yose dan merasa tidak nyaman, dia pun teringat dengan masalah semalam, tatapanya pun semakin melayang, tidak berani melihat pria di sisinya, saat makan juga hanya simbolis saja.
Ferlina tidak sungkan dan menikmati pelayanan Jasper, sambil dengan bosan melihatnya, "Darlene, kamu tidak begitu makan di kantin, apakah kamu ingin menjadi dewa?"
Darlene menyadari jari pria di samping bergetar, hatinya semakin tergesa-gesa, awalnya dia tidak ingin menarik perhatiannya, Lina pasti sengaja.
Dia hanya dengan tidak berdaya berkata, "Aku tidak begitu lapar."
"Baiklah, lebih kurus juga bagus, jangan sepertiku begitu berlemak." Ferlina dengan tidak senang menjerit ke arah pria di sisinya.
Jasper juga tidak tidak senang, membujuknya berkata, "Tidak apa-apa, aku suka yang lebih gendut, kurus hanya diterpa angin saja akan melayang."
"......" Darlene ingin menangis tanpa air mata, dia tidak begitu kurus sampai akan melayang karena diterpa angin kan.
Tiba-tiba dimangkuknya bertambah makanan.
Suara pria yang dingin diikuti dengan nada perintah, "Makan."
Daging kukus adalah salah satu makanan yang dia sukai.
Darlene dengan suara kecil memprotes, "Aku tidak kurus."
Walaupun perutnya masih ada tempat, tapi dia tidak ingin makan lagi.
Yose dengan santai berkata, "Tulangmu keras."
Darlene dalam seketika tidak mengerti apa maksud dari ucapan Yose, setelah dia memikirkannya, wajahnya langsung memerah, brengsek, dia bahkan mengatakan tulangnya keras dan menyakiti orang.
"Tapi lebih baik darimu, batu yang keras." Darlene tidak berani mengatakannya dengan keras, dia berkata dengan suara kecil untuk memuaskan diri.
Tapi dia lupa betapa tajamnya telinga pria di sisinya.
Suara pria yang berat menjawab, "Aku anggap ucapanmu ini sedang memujiku."
Darlene merasa telinganya bahkan sudah ikut merah, sudah mau mati, apakah telinganya mengikuti arah angin, apapun yang dia katakan tetap bisa dia dengar.
Ferlina tidak mendengar jelas apa yang mereka berdua katakan, tapi melihat wajah Darlene yang merah, dia mengejeknya berkata, "Darlene, ada apa denganmu, wajahmu begitu merah."
"Tidak apa-apa, makanan kukus sangat panas, bukankah ini sangat normal." Darlene pura-pura tenang dan mengambil sumpit, mulai menghabiskan makanan yang ada di mangkuknya.
"Aku kira kamu tidak lapar, kelihatannya ada orang yang lebih hebat dariku." Ferlina pura-pura terluka berkata.
Darlene yang dikatai seperti itu pun makan salah, tidak makan juga salah.
"Kalau kamu ingin wawancara." Ucapan Yose ini ditujukan pada Ferlina, ucapan selanjutnya tidak dikatakan lagi.
Ferlina menggayunkan bahu berkata, "Baik, aku tidak katakan lagi."
Masih mengatakan tidak peduli, bukankah hanya mengejek Darlene, begitu cepat sudah tidak senang.
Jasper bersandar di bangku berkata, "Ikan kecil kenapa kamu ingin mewawancarai Yose, lebih baik kamu mewawancaraiku lebih mudah."
"Mewawancarai mu, kamu bahkan tidak berharga." Ferlina berbohong, sebenarnya penghargaanyang didapatkan Jasper tidak lebih sedikit dari Yose, hanya saja Yose lebih sulit diatasi, dan dia terlalu tertutup.
Orang luar mengatakan dia datang dan pergi bagaikan angin, kenapa dia sama sekali tidak merasakan, malam merasa dia seperti ekor yang terus menempel padanya kemanapun dia pergi.
Jasper perlahan berkata, "Benarkah, aku ingin ada banyak undangan dari majalah, dan juga koran entertainment, satu-satunya juga ada dari Sinar Pagi kalian."
"Itu karena mereka tidak memiliki style yang bagus." Ferlina tidak tahan melihat Jasper seperti ini, sengaja membuatnya marah.
Jasper juga tidak marah, sepasang mata terus menatapnya, "Jadi kamu ingin mewawancarai apa mengenai Yose."
Ferlina pun merinding karena di tatapan olehnya, langsung memalingkan kepala melewati Darlene, berkata pada pria itu, "Pengacara Yose, kapan aku bisa mewawancaraimu."
Dia sudah ingin pergi.
Darlene juga melihat ke arah Yose, juga sangat penasaran dengan pertanyaan Ferlina.
Yose menyedup teh, berkata, "Kamu tanyakan langsung padanya saja."
Ferlina melihat ke arah Darlene, bertanya, "Bertanya padanya? Aku ingin mewawancaraimu, untuk apa aku tanyakan padanya."
Darlene juga menganggukkan kepala, apa gunanya bertanya padanya, dia bukanlah Yose, bagaimana menjawabnya.
Yose menatap Darlene, berkata, "Masalahku bukankah kamu paling jelas."
"Juga, juga tidak semuanya." Jantung Darlene berdetak kencang, dengan tersendak menjawab.
Apa maksud Yose, apakah dia bisa menggantikannya.
Ferlina tertawa, "Darlene, kelihatannya hanya mewawancaraimu sudah bisa."
"Lina, aku tidak tahu apapun, kamu sebaikanta bertanya langsung padanya saja." Darlene seperti teringat sesuatu, hati yang senang perlahan menjadi dingin.
Kenyataannya selain 4 tahun ini, dia sama sekali tidak mengetahui apapun tentang Yose, tidak tahu dimana orang tuanya, tidak tahu apakah dia memiliki saudara atau tidak, dan juga tidak tahu apa maksud dari ucapannya ini.
Susana mencari canggung, Ferlina juga tidak tahu kenapa Darlene marah, dan wajah pria lainnya juga terlihat menggelap.