Bab 132 Ibu Cepat Lihat, Itu Ayah   1/    
已经是第一章了
Bab 132 Ibu Cepat Lihat, Itu Ayah
Bab >32 Ibu Cepat Lihat, Itu Ayah Setelah mencuci piring, Darlene pun kembali ke ruang tamu dan duduk di samping Derik menemaninya menonton berita. Di dalam televisi sedang diputar beberapa masalah kecil. Rumah siang yang dicopet, siapa yang berselingkuh dan ditangkap basah langsung, tetangga yang berantam dan lain-lain. Tentu saja di dalam juga ada banyak berita peting, tahanan melarikan diri, pemilik pabrik yang melarikan diri dengan istrinya, perusahaan mana yang bangkrut. Hal semacam itu. Darlene tidak begitu tertarik dengan hal seperti ini, kalau bukan karena reaksi Derik sangat menarik, Darlen mungkin akan memilih untuk menonton film animasi. Disaat Darlene menguap, Derik menarik lengan bajunya, tangan kecil menunjuk ke arah televisi, dengan senang berkata, "Ibu, cepat lihat, itu ayah, ayah ada di televisi." Di dalam berita mucul tubuh Yose yang tinggi dan tegak, di dalam camera dia terlihat sangat dingin, menghadapi pertanyaan, dia masih seperti biasa yang hanya menjawab beberapa kata, bahkan ekspresi lebih juga tidak ada. Tapi yang membuat Darlene semakin peduli adalah, kenapa Derik tahu kalau Yose adalah ayahnya. Rasa kantuk Darlene langsung menghilang, tenggorokannya kering dan bertanya, "Derik, kenapa kamu tahu itu adalah ayah." Darlene tiba-tiba teringat, dia tidak pernah mengungkitkan pada Derik mengenai kata ??ayah??, hatinya pun merasa sedih. Setelah Derik terkejut dia pun kembali tenang, membuka matanya yang besar berkata, "Karena dia sangat mirip denganku." "En, kamu sangat mirip dengan ayah." Darlene dengan lembut mengelus rambutnya, tatapannya terlihat tidak tenang, tidak tahu harus mengatakannya darimana. Derik sepertinya menyadari Darlene yang serba salah, tangan kecil yang gendut pun memegang tangan Darlene yang kurus, dengan suara imut dan seriys berkata, "Ibu, ada kamu aku sudah cukup." Hati Darlene gemetar, tatapannya jatuh pada wajahnya yang masih kecil dan sangat mirip dengan Yose itu, meyodorkan tangan dan memeluknya dengan erat, seperti takut dia akan membuat hilang orang yang ada dipelukannya. Dengan suara yang serius berkata, "Derik, maaf, ibu yang terlalu egois, dari awal ibu seharusnya mengatakan semuanya padamu." Hanya karena dia takut, takut Derik ingin mengetahui siapa ayahnya, takut menghadapi tatapan Derik yang tidak bersalah, takut dia tahu kalau dirinya adalah anak diluar nikah, akan membuatnya membenci dirinya yang egois. Darlene memeluknya dengan sangat erat, wajah Derik pun memerah, tapi dia tidak mengatakan apapun, sepasang tangan mengikuti gerakan Darlene, dengan terdiam sejenak lalu menepuk punggungnya. Dengan suara kecil menenangkan, "Ibu, masih ada Derik, aku akan tumbuh besar dan melindungi ibu, tidak akan pilih makanan lagi." Tangan Darlene menjadi semakin erat, tiba-tiba melepaskannya, melihat tatapannya yang khawatir, hatinya langsung melembut, menyodorkan tangan dan menyentuh hidungnya berkata, "Ibu tahu, Derik sudah adalah anak kecil yang dewasa, apakah Derik ingin mengetahui mengenai ayah?" Dia menyadari dirinya tidak pernah menanyakan pendapat Derik, atau hari ini adalah kesempatan bagus untuk mengatakan semuanya. Yose sudah tidak ada di dalam televisi, siaran berita terus menyiarkan berita lain. Derik menatap tatapan Darlene yang lembut, menundukkan kepala berkata, "Aku tidak ingin tahu." Dia mana mungkin tidak ingin tahu, hanya tidak ingin melihat Darlene sedih saja. Menatap putranya yang begitu pengertian, Darlene semakin merasa bersalah, dia selalu merasa tekanan dirinya sangat berat dan mengabaikan perhatian yang seharusnya didapatkan Derik. Sebagai seorang ibu, dia benar-benar sangat gagal. Dia menggendong Derik duduk di dalam pelukannya, bersandar di sofa, dengan lembut berkata, "Derik, ayahmu adalah pria yang paling hebat dan yang paling bisa menahan kesulitan yang pernah ibu temui, dia sangat baik, hanya saja ibu dan dia tidak memiliki takdir, jadi tidak bisa bersama." "Kalau dia begitu baik, kenapa matanya begitu buta." Derik yang di dalam pelukannya berkata. Ibu sedang berbohong untuk menenangkannya, kalau ayah benar-benar sehebat yang ibu katakan, dia tidak akan meninggalkan anak dan istrinya. "Derik jangan mengatakan ayah seperti ini, ibu yang egois melahirkanmu dan tidak memberitahukan pada ayah, karena ibu takut Derik yang begitu imut dan pengertian direbut oleh ayah, kalau begitu ibu tidak akan memiliki apapun lagi." Darlene dengan nada rendah berkata, "Aku percaya kalau ayah mengetahui ada anak yang begitu imut sepertimu, dia pasti akan sangat bangga padamu." "Aku tidak perlu dia merasa bangga padaku, aku hanya ingin terus bersama dengan ibu saja." Derik menepuk dada kecilnya, dengan berjanji berkata, "Ibu tenang saja, aku tidak akan pergi dengan ayah." Darlene tahu dia sedang menenangkannya, dengan tidak tenang berkata, "Apakah Derik ingin bertemu dengan ayah?" Kalau Derik ingin bertemu dengan Yose, Darlene tahu dia tidak akan bisa menolak permintaan mudah seorang anak yang ingin bertemu dengan ayahnya. "Tidak, aku juga takut dia akan membawaku pergi, kalau begitu kedepannya aku tidak bisa bertemu dengan ibu lagi." Derik tahu dia sedang berbohong, dia ingin pergi menemui ??pria jahat?? itu dan sudah merencanakan semuanya. Tentu saja, dia tidak akan menemuinya dengan status sebagai anaknya, dia tidak ingin ibunya sedih. Darlene tidak tahu kalau Derik sudah menamakan Yose adalah ??pria jahat?? ??orang yang meninggalkan anak dan istri??, masih merasa Derik sangat pengertian, matanya dalam sekejap menjadi basah, tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa senang dihatinya. "Derik..." "Ibu kapan kamu akan mencari pacar." Derik ingin mencari seorang pria yang lebih hebat dari ayah nya yang ??jahat??, setelah ayahnya tahu, pasti akan sangat tidak senang. Ini juga bukanlah cara untuk membalas dendam. "....." saat Darlene merasa terharu, Derik tiba-tiba mengatakan ini dan langsung membuatnya terkejut. Dia tidak salah dengar kan? Barusan Derik menyuruhnya mencari pacar? "Derik, kamu ingin seorang ayah?" dia hanya mengubah kata Derik menyuruhnya mencari seorang pacar menjadi Derik menginginkan seorang peran ayah. Tentu saja Yose pasti tidak mungkin, dia sangat jelas. Derik menggelengkan kepala, mengatakan dengan jujur, "Sekarang aku masih kecil, masih tidak bisa melindungi ibu, jadi aku tidak keberatan ibu mencari pacar, tapi aku akan membantu ibu mengeceknya." "Derik, untuk sementara ibu tidak ingin mencari, ibu hanya berharap kamu tumbuh besar dengan sehat." Darlene sementara tidak mempertimbangkan hal ini, kalau bukan karena Yose, dari awal dia sudah membawa Derik pergi jauh, pergi tinggal di luar negri dan menunggu operasi. Tidak perlu ikut campur dengan masalah Yose dan Jane. Derik menggerutkan dahi, dengan serius berkata, "Baiklah, kalau begitu aku akan membantu ibu mencarinya dulu, guru matahari di TK pernah bertanya apakah ibu Derik single, aku akan membantu ibu mengeceknya." "Jangan Derik, kalau temanmu tahu, mereka akan merasa kamu curang." Darlene benar-benar takut Derik menyetujui guru matahari apaan itu, sejauh ini dia sama sekali tidak ada kesan dengan guru itu. 
已经是最新一章了
加载中