Bab 134 Semoga Kerja Sama Kita Berhasil   1/    
已经是第一章了
Bab 134 Semoga Kerja Sama Kita Berhasil
Bab >34 Semoga Kerja Sama Kita Berhasil Benar, adalah rambut keriting ini. Ferlina mengambil rambut keriting itu, membersihkan debu diatasnya, membuka rambut keriting yang sangat lembut, membuka bagian rambut yang terpelintir, menyuruh Derik mendekat. "Derik kamu jangan bergerak dulu, tante bantu kamu memakainya." "Baik." Derik sangat bekerja sama dan berdiri diam. Ferlina sudah sangat sering memakai rambut palsu, dan ini adalah pertama kalinya dia memakaikan rambut palsu pada orang lain, untungnya rambut Derik pendek, bahkan tidak perlu menggunakan pengikat rambut, langsung memakaikan rambut keriting dikepalanya, juga bisa menutupinya. Derik yang memakai rambut keriting seperti berubah menjadi orang lain, terlihat imut dan modren, demi dandanan hari ini, dia juga bersikeras untuk mengganti baju yang lebih lebar. "Ternyata dari awal kamu sudah mempersiapkannya." Ferlina juga menyadari kalau anak ini sudah merencanakannya, hanya menunggunya setuju saja. Kecil-kecil sudah begitu pintar menjebak. "Tapi begitu saja masih tidak cukup." Tampangnya kalau dilihat dengan seksama bisa dilihat dengan jelas, apalagi adalah pengacara yang sangat memperhatikan setiap detail, sama sekali tidak bisa menyembunyikannya dari Yose. Derik memakai kacamata hitam, membuat postur yang hip hop, dengan keren berkata, "Masih ada ini." "En, bagus, tapi tante tambahkan sesuatu untukmu." Ferlina juga mendapatkan 1 ide, dengan senang berlari ke kamarnya, mengambil eyeliner yang tahan air dan menggambar sebuah tahi lalat di samping mulut Derik. Ferlina melihat kekiri dan kanan, menganggukkan kepala, walaupun mengurangi ketampanannya, sama sekali tidak terlihat seperti orang aslinya. "Sudah selesai, begini sudah tidak akan gagal." "Walaupun ibu berdiri di hadapanmu, dia mungkin tidak akan mengenalimu." Derik asalkan menggeleng kepalanya, rambut keriting itu juga ikut bergerak, sangat mengganggu, tapi siapa yang menyuruhnya memiliki gen yang begitu sempurna, bagaimanapun sangat menarik orang. "Tenang saja, kalau ibumu melihatmu, dia juga tidak akan mengenalmu." Ferlina menepuk dada menjamin, jangankan Darlene yang tidak kenal, dia sendiri yang mendadaninya saja sudah hampir tidak mengenalnya. Derik yang seperti ini terlihat sangat hiphop. Semua persiapan sudah beres, hanya perlu alasan untuk mengajaknya bertemu, "Tante, bagaimana kita mengajak ayah keluar." Ferlina menggerutkan dahi, benar, tidak bisa sembarangan mengajak Yose keluar kan, dia yang curigaan sangat mudah dicurigai. Bagaimana ini, sudah ada ide, kerutan dahi Ferlina mulai menghilang, dengan senang berkata, "Semalam aku belum selesai mewawancarai Yose, hari ini kebetulan ada kesempatan." "Tante, kita menghindari waktu istirahat ibu." Derik memperingati. "Kesayanganku memang lebih pintar." Ferlina memegang wajah Derik dan menciumnya. Roti rasa mentegas, sangat suka. "Tante, cepat lepaskan aku, rambutku sudah berantakan." Derik dengan suara yang lembut memprotes. "Baik-baik, tidak menyentuhmu lagi, sikeriting." Ferlina melepaskannya, bagaimana ini, dia seperti menjadi nenek-nenek. Orang yang bekerja di kantor pengacara pada hari minggu tidaklah banyak, Yanti juga tidak ada, saat istirahat siang Darlene hanya makan sendirian di kantin. Di depan pintu malah ada sebuah bayangan yang sedang menunggunya, "Darlene, aku ada di sini." "Selena, kenapa kamu masih ada di sini." Darlene menggerutkan dahi, semalam Yanti barusan memperingatinya, Aurel pernah mengajak Selena keluar, tapi Selena tidak pernah melakukan apapun padanya, dia juga tidak mungkin menjauhinya. "Aku sedang menunggumu, aku pikir kak Yanti tidak ada, aku bisa menemani kak Darlene,." Selena adalah pekerja magang, sesuai dengan usianya dia bisa memanggil Darlene kakak. Tapi Darlene tetap merasa aneh, bukan karena hal lain, karena wajah Selena yang sengaja menunjukkan kepolosan itu, dia pun pura-pura tidak ada yang terjadi berkata, "Terima kasih Selena, sebenarnya kamu tidak perlu begitu merepotkan menungguku." "Tidak merepotkan, awalnya aku memang ingin menemani kak Darlene makan, tapi tidak menemukan waktu, sekarang kak Yanti tidak ada, aku pun bisa menemanimu makan bersama." Selena adalah gadis kecil yang masih tidak tahu apa-apa, dengan polos berkata. Selalu tidak menemukan waktu, apakah dia mengatakan Yanti sengaja menyuruhnya jangan datang? Benar-benar ??polos?? yah, "Lain kali aku akan membantumu menanyakan pada Yanti, kenapa biasanya saat makan tidak bersama denganmu." "Tidak perlu, kak Darlene ini hanyalah masalah kecil, ayo kita pergi." Tangan Selena mengepal, berpura-pura tidak mengetahui apapun. Darlene juga tidak meneruskan pembicaraannya, turun dengan Selena, berharap Selena tidak seperti yang dia pikirkan. Setelah orang di kantor sudah hampir pergi semua, 2 bayangan di depan pintu baru diam-diam muncul, saat masuk ke depan pintu juga berpura-pura tenang dan masuk ke dalam. Customer service yang melihat Ferlina juga tidak asing, hanya melihatnya sejenak, siapa anak kecil ini, dalam hati merasa heran, karena formalitas kerja membuatnya tidak boleh menanyakannya. "Nona Ferlina, ada urusan apa?" "Aku belum mewawancarai pengacara Yose, apakah sekarang dia ada waktu?" Ferlina dengan ekspresi serius bertanya, seperti menyadari pandangan customer service itu, menjelaska, "Ini adalah anak keponakanku, tidak ada yang menjaganya, aku membantu menjaganya dulu, tidak mengganggu pekerjaan." Semalam ada janji, jadi customer service langsung membawa mereka masuk, sekarang Ferlina tidak membuat janji, dia juga tidak bisa langsung membawanya masuk kedalam, "Nona Ferlina, kamu tunggu sebentar." "Tidak masalah, kamu telepon dan tanyakan dulu." Ferlina melambaikan tangan, berpura-pura tenang, tatapannya malah terlihat khawatir. Yose mengira dirinya adalah presiden yang, hanya bertemu saja perlu melaporkan. Tapi dia tetap dengan sabar menunggu customer service menelepon. "Baik, aku mengerti." Customer service menutup telepon, berkata pada Ferlina, "Pengacara Yose menyuruhmu langsung masuk mencarinya saja" "En, terima kasih." tangan Ferlina dilambaikan dibelakang. Derik pun menggandengnya. Ferlina pun berlengak lengok membawa Derik masuk ke dalam. Mereka berdua saat diperjalanan datang sudah membicarakannya, Derik adalah anak dari keponakan jauhnya, nama panggilannya puding, nama aslinya tidak perlu. Tahun ini sudah berusia 5 tahun, dengan tinggi badan Derik tidak akan ketahuan. Sangat perfect. "Sayangku sudah siap belum." Sebelum mengetuk pintu, Ferlina dengan suara kecil bertanya pada puding yang ada disisinya. "En." Derik menganggukkan kepala, mengandeng tangan Ferlina dengan semakin erat. Ferlina tahu Derik sedikit tegang, tertawa, "Tenang, ada tante, tidak akan membiarkan pria jahat itu menelanmu." "Bibi, hati-hati dengan panggilanmu." Derik mengingatkan. "Begitu cepat sudah berakting, aku sudah mengerti keponakanku." Ferlina mengetuk pintu. "Masuk." Derik pertama kali mendengar suara Yose, lebih kurang pasti akan merasa tegang.
已经是最新一章了
加载中