Bab 135 Pertama Kali Bertemu Dengan Ayah   1/    
已经是第一章了
Bab 135 Pertama Kali Bertemu Dengan Ayah
Bab >35 Pertama Kali Bertemu Dengan Ayah "Pengacara Yose kamu benar-benar sangat sibuk yah, semua orang sudah pergi makan, kamu masih ada di dalam kantor." Ferlina menggandeng tangan Derik dan masuk ke dalam. Yose tidak menghiraukan ucapan Ferlina, tatapannya menuju pada sirambut keriting dibelakangnya, nadanya sangat biasa, membuat orang tidak tahu apa maksud dari ucapannya, "Sejak kapan anak kamu dan Jasper sudah begitu besar." "Ha, pengacara Yose benar-benar suka bercanda, kalau aku memiliki anak yang begitu besar, bermimpi pun aku akan tertawa, ini adalah anak dari kerabatku, nama panggilannya Puding." Ferlina berkata dan memalingkan kepala berkata pada Derik, "Puding, ini adalah paman Yose, walaupun tampangnya galak, tapi sebenarnya dia juga sangat galak, tapi kamu tidak perlu takut, paman Yose tidak makan anak kecil." Kalau kecepannya Yose tahu Derik adalah anaknya, ekspresi wajahnya pasti akan lebih terkejut dari sekarang, hanya memikirkan itu, Ferlina pun sangat senang. "Paman Yose." Derik menahan rasa tenang dihatinya, dengan berani menatap tatapan Yose yang mengintimidasi. Ayah lebih tinggi dari yang terlihat dari dalam televisi, tapi wajahnya itu benar-benar sangat dingin, sama seperti yang ditulis di koran. Memikirkan dia meninggalkan anak dan istirnya, tatapannya pun terlihat sedikit kebencian. Tatapan Yose terlihat serius, dia seharusnya tidak pernah melihat anak ini, tapi rasa marah ditatapannya itu benar-benar ada, walaupun disembunyikan dengan sangat baik, tapi bagaimanapun dia hanyalah anak kecil, tapi begitu kecil sudah tahu menyembunyikan perasaannya adalah hal yang tidak mudah. "Puding." Mendengar nama panggilan ini keluar dari mulut ayahnya, telinga Derik pun memerah, menyahut, "En." "Orang tuamu adalah kerabatnya." Yose menggunakan tatapan menunjuk Ferlina. Derik menganggukkan kepala, "Iya." "Yose, apa maksudmu, kamu membuatku terlihat seperti orang yang menculik anak orang." Tatapan Yose sangat tajam, Ferlina dengan berjaga-jaga menghalang dihadapan Derik, menghalangi tatapan Yose. "Aku tidak ingat kalau kerabatmu memiliki anak sebesar ini." Keluarganya adalah keluarga besar di kota Leidong, ada berapa kerabat sudah diekspos oleh media, dia tidak mungkin tidak tahu anak ini. Tidak tahu mengapa, melihat anak di depannya ini, dia bahkan merasa dekat dengannya, rasa ini sangat asing dan sangat aneh, tapi dia sama sekali tidak membenci rasa ini. "Kerabat jauh juga tidak boleh yah?" Ferlina tidak menduga Yose begitu sulit dihadapi, hanya membawa seorang anak kecil, apakah dia perlu menanyakannya seperti itu. Menghitung waktu, kalau dia dan Darlene memiliki anak, mungkin juga sudah seusia ini. Yose terkejut karena dia memiliki pemikiran seperti ini, tatapannya semakin menggelap, melewati Ferlina dan menatap mata Derik yang besar bertanya, "Puding, berapa usiamu?" Tatapan Yose ini membuat Ferlina terkejut, dasar, dia benar-benar ingin mengetahui identitas Derik yah, bagaimana ini, kalau Darlene tahu dia membawa Derik menemui Yose, Darlene pasti akan marah padanya. Apakah dia sudah terlalu percaya diri. Dibandingkan dengan Ferlina yang tegang, Derik terlihat sangat tenang, tangan kiri menyentuh jempol kanan, dengan serius berkata, "Aku berusia 5 tahun." 5 tahun yah, kalau anak Darlene dan dia, sekarang hanya berusia 3 tahun, kelihatannya dia sudah berpikir terlalu jauh, Yose pun menarik tatapannya, tidak melihatnya lagi, berkata, "Ferlina, kamu ingin mewawancarai apa, tanyakan saja." "Buru-buru apaan, kamu makan dulu saja." Ferlina melihat Derik sudah bisa membohonginya pun merasa lega, dia bahkan tidak setenang seorang anak berusia 3 tahun. Untung Yose tidak bertanya lebih detail lagi. "Tidak perlu." Yose langsung menolak niat baiknya. "Kamu tidak perlu, tapi Puding kecil ku masih belum makan, benarkah." Ferlina menggunakan Derik. Yose melihat sirambut keriting yang memakai kacamata merah, tidak tahu mengapa hatinya tidak bisa mengeras, tidak bisa melawan seorang anak kecil. Jari yang panjang menekan telepon, menyuruh orang membawa 3 makanan. "Itu, Pudingku suka makanan manis." Ferlina tidak lupa menambah, dia berniat baik, pria sangat jarang menyukai makanan manis, Yose seharusnya tidak akan asal berpikir kan. Hanya saja ini pun menarik perhatian Yose, "Suka makanan manis." "Tidak suka." Wajah Derik memerah, tidak ingin mengakuinya di depan orang-orang dan juga dihadapan Yose, semua orang mengatakan pria yang menyukai makanan manis tidak berguna. Yose pun menganggukkan kepala, tidak tahu sedang memikirkan apa, tatapannya semakin membuat orang takut. Ferlina juga menyadari dirinya sudah salah berkata, Darlene tidak suka makanan manis, Derik malah suka makanan manis, pasti adalah turunan dari Yose. Hari itu dia sudah menebaknya, otaknya benar-benar tidak berguna. "Yose kamu bantu aku jaga Puding sebentar, aku pergi beli kue dulu." Dia mencari alasan untuk menghindar, memberikan waktu berduaan untuk ayah dan anak ini. Setelah keluar dari ruangannya, Ferlina pun merasa lega, begitu keluar dia langsung bertemu dengan Darlene. "Ferlina, kenapa kamu ada di sini." Darlene melihat dibelakang Ferlina tidak ada anak kecil yang dia harapkan, teringat ini adalah tempat apa, dengan suara yang tegang, "Dimana Puding." Saat berada di luar, biasanya dia memanggil nama panggilan Derik. "Itu, bukankah aku belum mewawancarai Yose, jadi aku mencoba keberuntungan, tidak menduga dia benar-benar ada, ha." Ferlina untuk sesaat bahkan memiliki keinginan untuk mati, kenapa begitu kebetulan Darlene datang saat ini. "Kamu meninggalkan Puding sendirian di rumah?" ini adalah harapan terakhir Darlene, Derik adalah anak yang patuh, kadang saat dia keluar mengurus sesuatu, dia akan tinggal sendiri di rumah dan tidak akan asal pergi. Tapi melihat ekspresi Ferlina yang merasa bersalah, hatinya mulai tegang. "Ada apa Darlene, apa yang terjadi?" Selena mengikuti di sisinya, sepasang mata terus melihat Darlene dan Ferlina, dia tidak menemukan hal yang ingin dia tahu, sekarang mereka berdua terlihat tegang. Atau mungkin ada rahasia yang tidak bisa diberitahukan pada orang lain. Darlene hampir melupakan ada Selena di sini, menggerutkan dahi berkata, "Selana, aku tidak apa-apa, aku ada sedikit urusan yang ingin dikatakan pada Ferlina, kamu pergi sibuk dulu." Setelah berkata, dia pun menarik Ferlina ke ruang istirahat. Selena melihat Darlene yang begitu buru-buru sangat ingin mengikutinya, tapi ruangan istirahat menggunakan pintu kaca, kalau dia mendekat juga akan diketahui, jadi dengan tidak rela membalikkan tubuh dan kembali ke mejanya sendiri. Huh, Darlene benar-benar penuh dengan kepalsuan, padahal dia menganggapnya sebagai teman, begitu cepat juga membuangnya. Darlene duluan melihat ruang istirahat tidak ada orang, tapi dia juga sangat berhati-hati, mengecilkan suara bertanya, "Lina, katakan dengan jujur padaku, sekarang Derik ada dimana." 
已经是最新一章了
加载中