Bab 140 Kuasai Yose   1/    
已经是第一章了
Bab 140 Kuasai Yose
Bab >40 Kuasai Yose "Ayah, ini karena kemampuanmu, tidak ada hubungannya denganku." Jane dengan tidak mengerti berkata, dia tentu berharap bisa membantu ayahnya, masalah pemerintahan dia tidak begitu mengerti, mengetahui ayahnya terpilih juga ayahnya yang berinisiatif mengatakannya hari ini, dia barusan tahu. "Yose memang adalah orang yang hebat, awalnya ada orang lain yang akan dipilih, latar belakang dan kemampuannya tidak lebih buruk dariku, hanya saja atasan kali ini memiliki relasi dengan Yose." Jerome tidak mengatakan dengan sangat jelas, tapi orang pintar pasti mengerti maksud ucapannya. "Kamu mengatakan pemilihan kali ini karena Yose mengatakan pada atasan?" Gisella sedikit tidak percaya, Yose hanya seorang pengacara, kenapa bisa ada hubungan dengan atasannya. Apakah ada masalah di dalamnya. Jerome mana mungkin tidak mengerti dengan pemikiran istrinya, dia sudah berada dipemerintahan begitu lama, ada masalah apa yang tidak dia ketahui sebelum istrinya. Hanya melambaikan tangan berkata, "Aku sudah menelitinya, tidak ada masalah, untuk selengkapnya bagaimana Yose kenal dengan atasan itu, aku tidak begitu jelas, tapi atasan itu sangat memandang tinggi Yose." Setelah berkata, dia pun berkata pada Jane, "Jane, kalau kamu dan Yose saling menyukai, ayah juga tidak akan membantah, untuk selanjutnya, kamu seharusnya sudah tahu apa yang harus kamu lakukan kan." "Ayah, aku mengerti." Jane sangat menderita, kalau Yose benar-benar memiliki hubungan yang baik padanya, dia tentu saja adalah orang yang paling senang, tidak hanya bisa membantu ayahnya menjadi lebih baik, dia juga bisa mendekatkan hubungan Yose dengan keluarganya. Sekali mendayung 2 3 pulau terlampaui, tapi malah ada masalah di sini, dia mulai menyesal kenapa dia memukul Darlene, hanya mendapatkan kesenangan sejenak. "En, tidak ada apa-apa jangan asal pergi, sekarang semua tindakan kalian akan dicek, ini juga adalah sebuah poin yang diperhatikan." Membicarakan posisi pemerintahannya, nada Jerome menjadi serius. Gisella dengan lembut berkata, "Kami mengerti, lihatlah kamu beberapa kali terpilih kami tidak pernah mempengaruhimu, Jerome sudah malam, biarkan Jane istirahat dulu." "En." Jerome sudah memberitahukan hal yang perlu padanya. "Jane, pergi istirahatlah." Gisella menunjukkan tatapan padanya untuk kembali ke kamar dulu. Jane menganggukkan kepala, berjalan ke atas, hatinya juga menjadi berat, kelihatannya dia tetap harus meminta maaf pada Darlene. Memikirkan dia harus meminta maaf pada Darlene dihadapan Yose, dia merasa seluruh tulangnya terasa sakit, demi ayahnya, dia pun harus menundukkan kepala. Tunggu saja, setelah ayahnya terpilih, dia pasti akan menghabisi Darlene. Darlene yang ada di apartmennya pun bersin, dia melihat cuaca di luar, tidak hujan, kenapa dia tiba-tiba bersin. Mungkin dia berpikir berlebihan. Setelah pulang ke rumah, Derik sudah melapaskan rambut keriting dan tahi lalat, dengan senang tidak berhenti berbicara di samping telinganya. "Derik, kenapa hari ini kamu begitu senang." Darlene pura-pura tidak tahu dan bertanya. Derik pun merasa bersalah dan tidak berani melihat Darlene, berkata dengan suara kecil, "Tidak ibu, tante membawaku pergi makan kue yang enak." Ferlina menyadari Derik melemparkan semuanya padanya, dia juga tahu kalau Darlene dari awal sudah tahu, kalau berbohong lagi pasti akan sangat canggung, tapi dia hanya bisa menganggukkan kepala, "Iya, iya." Orang yah, ternyata tidak boleh melakukan kesalahan, setelah ketahuan akan menjadi sangat rendah dari orang lain. Darlene hanya mengelus kepalanya berkata, "Ingat tidak boleh makan terlalu banyak makanan manis." "Aku tahu ibu." Derik yang dikatai oleh Darlene juga tidak berani menunjukkan kegembiraannya, kartu nama yang dia sembunyikan di dalam kantong membuatnya merasa bersalah. Kalau ibu tahu dia menyembunyikan darinya dan pergi bertemu dengan ayah, pasti akan sangat kecewa padanya, sebenarnya dia hanya ingin bertanya padanya, kenapa meninggalkan mereka berdua. Tapi melihat ayah yang sepertinya tidak tahu apa-apa, dia bahkan berpikir untuk memberikan kesempatan pada ayah. Kalau ibu tahu pemikirannya, pasti akan sangat sedih. Jadi dia memutuskan untuk tidak pergi bertemu dengan ayah lagi. "Ibu, kedepannya aku akan menuruti ucapanmu." Derik dengan suara imut berkata. Ini adalah janjinya pada ibu, dan juga memperingati dirinya sendiri. Darlene pun terdiam, seperti mengerti maksud dari ucapan Derik lalu mendesah, dengan lembut berkata, "Derik, ibu tahu kalau kamu adalah anak yang patuh, kamu tidak perlu menjanjikan apapun pada ibu, ibu hanya ingin kamu bahagia." Derik menatap mata Darlene yang besar, dengan serius berkata, "Kalau ibu bahagia, Derik baru akan bahagia." "Ibu sangat bahagia." Mata Darlene basah, memeluknya, tidak tega pada putranya, kenapa dia perlu merasa tidak puas, dia sudah sangat bersyukur. Mata Ferlina ikut memerah, tidak tahan dan berkata, "Sudahlah, kalian berdua jangan begitu sedih lagi, membuat mataku merah saja." Kepala kecil Derik keluar dari pelukan Darlene, "Tante jangan tidak sennag, Derik juga akan melindungi tante." "Kemarilah, biarkan tante memelukmu agar aku tidak sedih lagi." Ferlina dengan wajah, sayangku cepat kemari, berkata. Derik duluan melihat Darlene, setelah mendapat tatapan yang tersenyum, dia barusan melangkahkan kakinya, berlari ke pelukan Ferlina. Ferlina sangat menyukai kekuatan pelukan ini, "Sayangku memang adalah pria yang lembut, kamu selalu meluluhkan hati tuaku." "Tante tidak tua, tante sama cantiknya dengan ibu." Derik memuji Ferlina hingga membuatnya lega, tidak salah dia begitu menyayanginya, "Derikku juga sangat tampan." Darlene melihat mereka berdua yang saling memuji pun menggelengkan kepala tertawa, "Sudah begitu malam, apakah sudah seharusnya tidur." Mendengar sudah akan tidur, Ferlina dengan tidak tega melepaskan Derik, "Cepat pergi tidur, sayangku." "Tante, aku adalah pria." Derik menegakkan dadanya. Ferlina memetik dahinya berkata, "En en, pria kecil yang belum tumbuh bulu." "Aku sudah ada, di kepala sangat banyak." Derik tidak mengerti kenapa tantenya selalu mengatakannya belum berbulu, dia sudah ada banyak rambut, apakah itu tidak termasuk? Saat ini Ferlina pun merasa canggung, dia harus menjelaskan apa, "Sudahlah, kamu adalah pria kecil." Derik dengan terpaksa menyetujui ucapan Ferlina, bagaimanapun dia masih kecil, kalau bisa setinggi ayah, dia baru adalah seorang pria. "Lina, aku rasa kamu harus memperhatikan ucapanmu." Darlene dengan kesal berkata, Derik masih kecil sudah mengerti begitu banyak, hanya bersikeras ingin orang menganggapnya sebagai pria saja. Ferlina sengaja menyayikan lagu dan tidak mendengarnya, sekarang panggil dia tuli. Darlene hanya bisa membawa Derik pergi tidur, Lina kadang seperti Derik, 2 anak yang masih kecil, untungnya hubungan mereka sangat baik. 
已经是最新一章了
加载中