Bab 141 Menyerahkan Bukti Padanya
Bab >41 Menyerahkan Bukti Padanya
Keesokan harinya Darlene menerima telepon yang tidak diduga.
Sudah beberapa hari tidak ada kabar dari nyonya Belinda, dia pun mengajaknya bertemu.
Darlene memikirkan sejenak lalu menyetujui permintaan nyonya Belinda, kalau dia sudah mengurus urusan ini, dia tidak mungkin berhenti di pertengahan jalan, dan dia juga peduli dengan hasil akhir kasus ini.
Setelah waktu istirahat, dia mencari alasan untuk keluar sendiri.
Tempat bertemu dengan Nyonya Belinda tidak jauh dari gedung tempat dia bekerja.
Dari jauh dia sudah melihat nyonya Belinda yang tetap memakai kacamata hitam, wajahnya terlihat lelah dan duduk diam menunggunya.
Darlene mempercepat langkah kakinya, mendorong pintu dan masuk ke dalam, duduk di hadapan nyonya Belinda.
"Nyonya Darlene, merepotkanmu datang kemari."
Darlene menggelengkan kepala, "Tidak apa-apa, tidak tahu kenapa nyonya Belinda mencariku."
Setelah menunggu sejenak, nyonya Belinda menggeluarkan flashdisk dari tasnya dan meletakkan di meja, lalu mendorongnya ke hadapan Darlene, "Aku tahu kasusku ini akan membuahkan hasil yang baik semuanya karena ide dari nona Darlene, ini adalah bukti rekaman dan gambar.
"Nyonya Belinda terlalu sungkan, ini adalah pekerjaanku, kalau kamu memiliki bukti, lebih baik kamu langsung menyerahkannya pada pengacara."
Darlene tidak langsung menerimanya, bahkan sama sekali tidak melihat flashdisk itu, sepasang mata terus melihat wajah nyonya Belinda yang tenang itu.
Dia hanyalah seorang petugas pencatat, memberikan bukti yang begitu penting padanya, bukannya ini sangat aneh, mereka hanya pernah bertemu beberapa kali, tidak termasuk teman, palingan hanyalah orang yang tidak asing.
Nyonya Belinda dengan tenang mengungkapkan tujuannya.
"Nona Darlene baik hati, pasti mengerti alasanku, awalnya flashdisk ini seharusnya diserahkan pada pengacara, tapi aku menerima kabar kalau pengacaraku sekarang sudah disogok olehnya, kalau aku memberikan bukti ini padanya juga percuma saja."
Pengacara di sogok, apakah maksudnya adalah Aurel?
Tidak tahu kenapa, Darlene merasa ucapan ini sangat aneh, jika dia sudah menyadari pengacaranya di sogok, kenapa dia tidak langsung mengganti pengacara saja dan malah mencarinya seorang asisten kecil.
Dan dia juga tidak merasa Aurel akan mengorbankan masa depannya hanya karena sedikit keuntungan, Aurel bisa sampai di tempat yang begitu tinggi, pasti sudah menerima banyak godaan, kalau Aurela ada masalah, Yose dari awal pasti sudah menyadarinya, tidak akan menahannya sampai sekarang.
Dia masih ingat tatapan Yose dengan penuh makna bertanya padanya apakah harus mengurus kasus percerain nyonya Belinda, sekarang kalau dipikir-pikir ini sedang memperingatinya.
Jadi tindakan nyonya Belinda ini semakin membuat orang merasa aneh.
Darlene dengan tatapan dan nada tenang berkata, "Maaf, nyonya Belinda, flashdiskmu ini tidak ada gunanya diserahkan padaku, kalau kamu merasa pengacaramu bermasalah, kamu bisa mengatakannya pada pengacara Yose, aku percaya pengacara Yose akan membereskannya untukmu."
Tidak tahu mengapa, saat ini dia lebih percaya dengan ucapan Yose.
Tatapan nyonya Belinda di belakang kacamatanya pun bersinar, tidak menduga Darlene akan menolaknya, suaranya berbicara pun menjadi semakin lembut.
"Aku tahu nona Darlene pasti heran, aku memang bisa langsung mencari pengacara Yose dan tidak perlu begitu merepotkan, tapi kamu seharusnya dari awal sudah tahu kalau pengacara Yose tidak akan menerima kasus seperti ini, dia hanya akan menyerahkannya pada bawahannya."
Suaranya berbicara berhenti sejenak, lalu berkata lagi, "Tentu saja aku bukan meragukan pengacara Yose, hanya saja lebih merepotkan, maksudku aku berharap nona Darlene bisa membantuku memberikan flashdisk ini pada pengacara yang bisa kamu percayai, dengan begitu kita tidak perlu begitu repot mencari pengacara Yose lagi kan?"
Darlene langsung menjawabnya, "Maaf nyonya Belinda, aku tidak bisa membantumu, dan aku percaya setiap pengacara kami sangat profesional, tidak akan melakukan hal seperti ini."
Nyonya Belinda mendesah, melepaskan kacamata hitam, akhirnya menunjukkan wajahnya dihadapn Darlene.
Darlene terkejut, "Nyonya Belinda, kamu??.."
"Sudah mempermalukan diri di hadapanmu, ini adalah bayaran untuk mendapatkan bukti ini."
Hari ini nyonya Belinda memakai makeup yang tebal, namun tetap tidak bisa menutupi bekas biram di ujung matanya, wajahnya sedikit bengkak, dia mengangkat tangan dan membuka poninya, disana juga ada bengkak kecil.
Setiap sisi membuat orang yang melihatnya merasa kasihan.
Dia menunggu setelah Darlene melihat semuanya, lalu seperti tidak terjadi apa-apa melepaskan poninya, lalu memakai kacamata itu, menutupi luka di wajahnya, berkata, "Nona Darlene, maaf sudah mengejutkanmu, aku benar-benar tidak berani percaya dengan orang lain, makanya mencarimu."
"Tidak menduga akan membuat nona Darlene begitu terpaksa, aku yang tidak mempertimbangkannya dengan baik."
Darlene yang melihat bekas wajah nyonya Belinda pun tidak tahu harus mengatakan apa, menemui pria brengsek seperti ini, dia benar-benar sangat mengasihaninya, tapi apakah nyonya Belinda benar-benar mencarinya karena alasan ini?"
Dia tidak yakin, "Yang dialami nyonya Belinda, aku sangat merasa kasihan, tapi aku benar-benar tidak bisa menyetujui permintaanmu, aku bisa membantumu mengatakannya pada pengacara Yose."
Ini adalah hal terbesar yang bisa dia lakukan, dia percaya kalau nyonya Belinda benar-benar adalah korban, Yose tidak akan duduk diam saja.
Nyonya Belinda memegang sendok kecil dan mengaduk kopinya, sinar matahari masuk dari kaca dan menyinari sendok besi itu, menunjukkan pantulan cahaya yang menusuk mata.
Darlene dengan tidak tahan menutup mata, tidak tahu kenapa, dia sepertinya melihat tatapan benci dari mata nyonya Belinda, setelah sinar itu hilang, dia melihat lagi padanya dan hanya tersisa kaca mata hitam, tidak terlihat apapun.
Mungkin dia salah, nyonya Belinda tidak perlu menunjukkan tatapan seperti itu padanya.
"Kalau begitu aku tidak merepotkan nona Darlene lagi." Nyonya Belinda akhirnya juga tidak memaksa Darlene.
Darlene yang tadinya tegang pun merasa lega, "Kalau nyonya Belinda tidak ada urusan lain, aku pergi dulu yah."
Insting memberitahunya untuk jangan terlalu dekat dengan nyonya Belinda ini, dia menyembunyikan semuanya terlalu dalam, tidak bisa dia lihat dengan jelas.
"Nona Darlene, tunggu sebentar." Nyonya Belinda menahan gerakan bangkit Darlene.
Ditatapan heran Darlene, dia pun mengeluarkan sebuah amplop dari kantongnya dan menaruh dihadapan Darlene, dengan pelan berkata, "Nona Darlene, ini adalah sedikit ucapan terima kasih untukmu, semoga nona Darlene jangan menolaknya."
Darlene melihat amplop tebal di hadapannya, tidak perlu berpikir dia sudah tahu kalau uang di dalam tidaklah sedikit, dia tiba-tiba merasa lucu, tersenyum.
Tidak sampai 1 bulan, 2 kali ada orang yang memberikan uang padanya, dia benar-benar terkejut.
Hari itu nyonya Gisella untuk menyuruhnya menyembunyikan masalah, kali ini nyonya Belinda hanya untuk berterima kasih padanya, dia tidak merasa dirinya sudah melakukan hal yang begitu besar yang membuat nyonya Belinda memerikan ini padanya.
"Nona Darlene sedang tertawa apa." Melihat Darlene yang tiba-tiba tertawa, nyonya Belinda dengan heran bertanya.
"Tidak apa-apa, hanya teringat hal yang lucu, dan, maaf nyonya Belinda, aku tidak bisa menerimanya, aku sudah menerima niat baikmu, selamat tinggal." Setelah selesai berkata Darlene pun langsung bangkit dari kursi, lalu pergi.