Bab 144 Dia Adalah Umpan
Bab >44 Dia Adalah Umpan
Yose menatapnya, sepatah kata demi kata menjawabnya, "Sabuk pengaman."
Seiring dengan suaranya, sabuk pengaman ??Krek?? terpasang.
Darlene barusan menyadari dia sudah salah paham, dengan wajah merah berkata, "Maaf."
Yose menyadari dari awal Darlene seperti sangat terkejut, sangat tegang seperti mengalami masalah apa, dengan nada yang tenang bertanya, "Apa yang terjadi."
"Bolehkah tinggalkan tempat ini dulu baru katakan." Darlene dari tadi sudah ingin mengatakannya pada Yose, tapi dia juga takut akan bertemu dengan orang yang dikenal di parkiran.
Yose melihat dia yang begitu tegang langsung menggerakan mobil, keluar dari gedung, lalu menghentikan mobil di pinggir jalan.
Dia kembali bertanya, "Katakanlah."
Darlene menceritakan masalah nyonya Belinda mengajaknya bertemu hari ini, apa yang mereka bicarakan, semuanya dia beritahu pada Yose, walaupun dia tidak ingin mengakui, melihat Yose, semua rasa tidak tenangnya seperti menghilang, perlahan menjadi tenang.
Yose tidak langsung menjawabnya, tatapannya bersina, dalam hati juga berpikir, tapi dia tidak bermaksud untuk mengatakannya pada Darlene, hanya berkata, "Aku akan mengurus masalah ini, untuk sementara kamu jangan temui wanita itu dulu."
"Aku bukan ingin bertemu dengannya, aku merasa dia sangat aneh, untuk lebih tepatnya aku juga tidak tahu bagaimana mengatakannya, tidak tahu kenapa dia melakukan ini padaku." Maksud Darlene adalah, dia dan nyonya Belinda tidak ada dendam, kenapa malah melakukan ini padanya.
"Dia hanyalah sebuah umpan." Tujuan utama wanita itu bukanlah Darlene, hanya saja ada orang yang ingin mencari tahu tentang Yose,
Darlene dengan tidak mengerti melihat tampang dingin pria di sisinya, "Aku adalah sebuah umpan, dia ingin mendapatkan ikan besar."
Yose menatapnya sejenak dan tidak melihatnya lagi, dengan fokus berkendara.
Darlene tidak mengerti kenapa Yose menatapnya seperti menatap orang bodoh.
Setelah dia memikirkan siapa si ikan besar itu, tiba-tiba dia pun mengerti, langsung melompat dari tempat duduknya dan terjedot ke atap mobil, dengan sakit menggerutkan dahi, "Si---sakit sekali."
Yose menggerutkan dahi, tidak tahu dengan nada perhatian atau menyalahkan berkata, "Sudah begitu besar masih saja ceroboh, bahkan lebih ceroboh dari anak 5 tahun."
Gerakan Darlene mengelus kepalanya terhenti, dia tahu siapa yang dimaksud Yose, saat Derik diam-diam pergi bertemu dengan Yose, dia mengganti usianya menjadi berusia 5 tahun, tidak menduga Yose begitu perhatian pada Derik.
Apakah ini karena ikatan darah ayah dan anak.
Dia tidak berani asal berpikir, langsung berpura-pura tidak ada yang terjadi berkata, "Kamu mengatakan kalau tujuan nyonya Belinda adalah kamu, aku hanya sembarangan."
Yose kembali seperti nada biasa, "Tidak terlalu bodoh."
"Aku memang tidak bodoh." Darlene dengan suara kecil membantah, menerima tatapan pria, dia dengan patuh menutup mulut.
Tenang tidak sampai 2 menit, Darlene kembali bertanya, "Kalau nyonya Belinda tertuju padamu, kenapa dia mencariku, jangan-jangan kasus perceraiannya itu palsu yah."
Padahal dia masih begitu serius menghadapinya.
"Kasus perceraiannya bukan palsu, hanya saja dia menemukan hal yang lebih menguntungkan." Tatapan Yose terlihat tajam.
Orang saat berada di hadapan keuntungan, akan melakukan hal yang tidak diduga oleh dirinya sendiri.
Asalkan keuntungan yang diberikan cukup banyak, pasti akan ada orang yang melakukannya, walaupun bukan dia juga akan ada orang lain yang melakukannya.
Darlene menganggukkan kepala menyetujui ucapan Yose, memikirkan wanita itu ingin melakukan sesuatu pada Yose, dia pun ikut merasa tegang, ingin bertanya tapi takut dirinya menunjukkan dengan terlalu jelas dan membuat orang salah paham.
Jadi dia hanya diam.
Tidak tahu setelah berapa lama, mobil tiba-tiba berhenti, dari samping telinga terdengar suara Yose, "Sudah sampai."
Sampai mana? Darlene melihat keluar, menyadari mobil sudah sampai di rumahnya, memalingkan kepala menatap tatapan Yose yang mempermainkan, dia bahkan merasa begitu malu dan berharap bisa menyembunyikan dirinya.
Tidak menunggunya melarikan diri, Yose lanjut berkata, "Jam 7 malam aku datang menjemputmu."
"Aku tahu." Darlene menjawab dan membuka pintu mobil.
Yose tidak pergi, dan mengambil ponsel dan menelepon, berkata dengan dingin pada orang di balik telepon, akhirnya melihat bayangan Darlene, menginjak gas dan pergi.
Berani-beraninya menyerang wanitanya, kalau begitu jalan salahkan dia yang bertindak.
Darlene kembali ke atas, menyadari hari ini dia tidak setenang dulu, ini bukanlah pertanda baik, dia harus belajar untuk tenang dan lebih tenang lagi.
Setelah dia merasa tenang, teringat malam ini ada jamuan, dia pun merasa sakit kepala dan memijat dahinya, gaun yang dia pakai tidak boleh terlalu berlebihan dan juga tidak boleh mempermalukan Yose.
Pertama kali menghadari jamuan, dia mewakili kantor pengacara.
Darlene melihat lemari bajunya, tidak menemukan gaun yang cocok untuk acara itu, jarinya menyentuh ke bagian lemari yang tertutup, itu adalah baju yang sudah lama tidak disentuhnya.
Dan juga adalah kenangan yang sengaja dia simpan.
Setelah begitu lama, Darlene pun mendesah, membuka lemari, di dalam ada gaun panjang, setiap gaun sangat indah, harganya juga tidak murah, terhadapnya adalah harga yang tidak bisa dia bayar.
Dan juga adalah gaun yang terus dibelikan Yose untuknya dalam 4 tahun ini, masih ada gantungan mereka diatasnya, karena dia tidak tega memakainya, dan juga sangat jarang ada kesempatan keluar dengan Yose.
Yose ada banyak tugas kerja, dia juga hanya diam-diam menunggunya di ruang tamu dan membuka sebuah lampu, sama sekali tidak pernah ikut.
Ini mungkin adalah alasan kenapa Yose ingin mempertahankan hubungan ??teman tidur?? dengannya begitu lama.
Karena dia memiliki batas, tidak akan membuat masalah untuknya, juga tidak akan mempertanyakan padanya, disaat dia memerlukan akan muncul, saat kesal menghilang, hidup seperti orang transparan.
Darlene juga tidak tahu apa yang membuatnya bertahan selama 4 tahun ini, adalah sebuah harapan di dalam hatinya, adalah kelembutan yang ada di balik tatapan gelapnya.
Dia tidak ingin memikirkannya dengan detail, melihat ke baju yang ada di dalam lemari, Darlene dengan kacau dan asal memilih, seperti takut baju itu akan muncul sebuah tangan yang menariknya masuk ke dalam.
??Bang?? lemari berbunyi, seperti pintu hatinya yang tertutup.
Terasa kecewa, kacau, dan juga rasa sedih yang tidak bisa diungkapkan.
Setelah Darlene memakai baju, sudah hampir waktu Yose datang menjemputnya, memakai heel biru yang sangat tinggi, memaki tas kecil dan keluar.
Yose adalah orang yang tepat waktu, sama dengan alerginya, orang yang tidak mengerti dia tidak tahu dia memiliki masalah yang tidak termasuk besar dan kecil ini.
Hanya saja Darlene tidak mengerti, setelah dia naik ke mobil, pria di sisinya dengan wajah cemberut dan tidak berbicara, seperti dia berhutang ratusan juta padanya saja.
Walaupun dia akan segera berhutang 500 juta padanya, tapi uang ini juga tidak akan segera sampai di tangannya.