Bab 147 Ada Orang Yang Menolong
Bab >47 Ada Orang Yang Menolong
Orang disekitar pun melihat ke arah Leo, suara-suara berbisik pun terus terdengar.
"Orang yang pernah masuk penjara datang ke acara jamuan seperti ini, bukankah orang yang mengadakan acara ini sudah terlalu sembarangan."
"Bagaimanapun aku adalah pengusaha elite, bagaimana bisa bersama dengan orang seperti ini."
"Makanya makanya, aku merasa udara pun menjadi kotor."
"Shus, kecilkan suaramu, jangan asal berkata."
Rafa yang membuat masalah pun tersenyum bangga dan melihat Yose sejenak, seperti sedang memamerkan dirinya.
Yose dengan tatapan gelap melihat ke arah tangan yang memegang bahunya, Rafa pun buru-buru melepaskan tangannya yang ada di di sana, takut kalau lebih lama lagi, tangan ini akan dipatahkan.
Dia benar-benar sudah lupa kalau orang ini sangat alergian, lalu dengan cemburu melihat ke arah tangan Darlene yang menggandeng lengannya.
Huh, mementingkan pacar dari pada teman.
Leo dengan tatapan mengertikan melihat orang di sekitar, suara kecil yang sedang membahas ini dalam seketika menghilang, orang-orang dengan takut mundur beberapa langkah.
"Tenang saja, aku tunggu kamu, hanya takut kamu tidak datang saja." Rafa sama sekali tidak menganggap Leo, bahkan sengaja berkata dengan mempermainkan, "Aku memiliki kemampuan untuk memukulmu sekali, maka akan ada kesempatan untuk memukulmu kedua kalinya, 100 kali, lagian kulit wajahmu sangat tebal kan?"
Dia yang begitu sombong itu tidak hanya membuat nadi di dahiLeoterlihat jelas, bahkan Darlene juga mengeluarkan keringat dingin untuknya.
Pria yang bernama Rafa ini adalah teman Yose kan, apakah dia tidak takut Leo membalasnya.
Leo bahkan ingin mengoyak Rafa, tapi dia juga tahu keadaan seperti hari ini dia tidak bisa melakukan apapun, hanya bisa menahan amarahnya dan pergi.
Orang lain tidak berani terlalu ikut campur, berpura-pura tidak terjadi apapun dan terus berbincang, tapi dalam hati mereka sangat jelas, masalah ini tidak akan berakhir dengan begitu mudah.
Rafa pun dengan tidak serius berkata, "Yose, lihatlah, aku sudah begitu bersusah payah membantumu menghindari musuhmu, apakah kamu akan membiarkanku pindah ke rumahmu untuk tinggal sesaat."
Yose hanya memberikan 2 kata padanya, "Jangan berharap."
Menggandeng Darlene dan berjalan ke depan.
"Eh eh, kenapa kamu begitu kejam, aku melakukan ini demi wanita cantik di sisimu." Rafa berkata dan mengedipkan mata pada Darlene.
Darlene terdiam sejenak, langsung mengerti kenapa Rafa membuat Leo marah, hanya karena ingin membantunya menghindari tatapan Leo?
Tatapan Leo padanya membuat orang merasa tidak nyaman, tidak peduli bagaimanapun, dia tetap perlu berterima kasih padanya, "Terima kasih tuan Rafa."
Yose menggerutkan dahi, tidak tahu mengatakan pada Darlene atau Rafa, "Melakukan hal yang tidak perlu."
"Yose kamu benar-benar menyakiti hatiku, aku datang jauh-jauh untuk bergantung padamu, kamu malah begitu kejam." Rafa megang dada menunjukkan sakit hati.
Setelah menunggu sejenak, melihat Yose tidak menghiraukannya, dia pun menggunakan cara lain, berjalan ke sisi Darlene.
Seperti sangat akrab berkata padanya, "Nona cantik, kenapa kamu bisa menahan gunung es di sampingmu ini, bagaimana kalau aku mengundangmu untuk menari denganku, malam ini aku akan mengantarmu pulang."
Rafa sengaja mengatakan kata ??mengantarmu pulang?? dengan lebih romantis.
Jelas-jelas tahu Rafa sedang bercanda, Darlene pun tidak bisa menahan dan wajahnya memerah, benar-benar tidak menduga Yose yang bersifat seperti ini memiliki teman yang begitu lucu, "Terima kasih atas niat baikmu, tapi hari ini aku ada tugas kerja."
Dia menunjuk pria dingin di sisinya.
Rafa pun setuju dan menganggukkan kepala, "Benar-benar sudah melelahkanmu untuk menahan pria yang membosankan seperti ini, dia memang suka mencari keuntungan pribadi dengan alasan pekerjaan."
Pria yang terus maju ke depan tiba-tiba menghentikan langkah kakinya.
"Rafo....." Yose belum melanjutkan.
Rafa sudah mulai melompat, "Bukankah aku sudah mengatakannya padamu, jangan panggil aku Rafo, namaku Rafa, Rafa, apakah kamu mengerti?"
"Apakah ada bedanya? Rafo." Yose menatapnya sejenak dan menegaskan kata Rafo itu.
"Tarik kembali, cepat tarik kembali kata itu, aku akan menganggap tidak pernah mendengarnya." Rafo terlihat kesal, seperti akan mempertaruhkan nyawa pada Yose.
Darlene dengan tidak mengerti bertanya, "Bukankah sebuah panggilan, kenapa kamu begitu peduli."
Panggilan ini tidak ada masalah?
Yose menatap Darlene sejenak, mengangkat alis, seperti sangat puas dengan pertanyaannya, "Ini adalah..."
"Sudah tidak tahan lagi, aku tidak mau bermain dengan kalian lagi." Rafa pun meninggalkan Yose, dengan wajah merah seperti terbakar dan pergi.
Tidak masuk akal, bukankah hanya mendekati wanitanya, apakah perlu mengatainya seperti ini.
Tidak bisa bermain yah, pergi dulu, benar-benar rubah yang melupakan teman saat ada pacar.
"Dia sepertinya sudah marah." Darlene menatap ke arah Rafa.
Yose mengangkat alis, dengan ekspresi apa hubungannya denganku berkata, "Lalu."
"Tidak apa-apa." Darlene pun tidak bisa berkata lagi, Yose saja tidak peduli, dia tidak perlu ikut campur.
Darlene pun menemui banyak orang bersama dengan Yose, dan juga minum banyak bir, walaupun kadar alkoholnya tidak tinggi, dia tetap takut akan mabuk seperti kemarin.
Menggunakan alasan ingin pergi kekamar mandi untuk menghindar.
Berjalan keluar dari ruangan acara, Darlene pun merasa tenang, tapi ada orang yang tidak senang melihatnya tenang.
Seperti Leo yang barusan pergi dengan marah, "Bukankah ini adalah wanita cantik pengacara Yose, keluar sendirian ke sini, kenapa tidak suka dengan suasana seperti itu yah."
Tangan Darlene mengepal, membalikkan tubuh dan menghadap padaLeoyang tersenyum padanya, dengan nada tenang berkata, "Tuan Leo, kamu mungkin salah paham, aku hanyalah asisten pengacara Yose."
"Benarkah, aku kira kamu adalah wanitanya, aku lihat dia sangat peduli padamu." Leo melihat wanita di depannya yang begitu tenang, tatapannya pun menggelap, sangat jarang ada wanita yang berani menatapnya.
"Tuan Leo begitu peduli dengan pengacara Yose yah, lebih baik kamu menanyakan langsung padanya saja, kalau tidak ada masalah lain, aku pergi dulu." Darlene lebih baik mengikuti Yose berdiri disamping meja bir dan tidak ingin bersama dengan pria yang kejam ini.
Leo tidak bergerak, membiarkan Darlene pergi dari sisinya, "Nona Darlene begitu buru-buru pergi yah, apakah kamu tidak penasaran dengan masalah aku dengan pengacara Yose???
Saat dia kembali, dia sudah menyelidiki orang disekitar Yose, wanita dihadapannya ini seharusnya adalah teman tidur Yosekan.
Sifatnya terlihat sangat keras, ternyata Yose suka wanita seperti ini, seorang wanita yang sulit di atur dan menantang.
Cukup hot, dia juga mulai tertarik, bagaimana ini.
Hati Darlene pun tersendak, berusaha untuk membuat nadanya terdengr normal, "Maaf, aku tidak tertarik dengan urusan kalian."
Setelah berkata dia pun berjalan ke arah ruangan acara.