Bab 148 Wanitamu Sangat Cantik   1/    
已经是第一章了
Bab 148 Wanitamu Sangat Cantik
Bab >48 Wanitamu Sangat Cantik Darlene terlihat tenang, tapi telapak tangannya sudah keringatan, ada sebuah rasa seperti ditusuk di punggungnya. Dia seperti merasakan sesuatu dan mengangkat kepala, tubuh Yose yang tinggi bagaikan sebuah gunung yang berdiri di sana, dengan sepasang mata yang gelap melihat kebelakangnya. Tidak peduli bagaimanapun, melihat dia, membuat Darlene tiba-tiba merasa tenang. Mata Leo yang ada di bawah Alis matanya yang kacau dan menggerikan itu juga menatap ke arah Yose, tatapan mereka berdua saling bertemu diatas kepala Darlene, seperti berkomunikasi. Ditatapan mereka masing-masing terlihat sangat dingin. Akhirnya Leo duluan menarik tatapannya, seperti mempermainkan melihat ke arah Darlene, tersenyum dan menunjukkan gigi hitam pada Yose. Tanpa bersuara dan hanya dengan bentuk mulut mengatakan padanya. Wanitamu, sangat, cantik. Tatapan Yose yang gelap itu pun tersendak, rasa dingin di matanya seperti menjadi pedang yang menusuk ke arah Leo. Leo pun tidak peduli dan hanya tersenyum, dari dalam tulangnya terlihat kebencian, walaupun dia tersenyum begitu ramah, tapi tetap terlihat aneh, dia menunjukkan jempol ke arah Yose, seperti ingin dia melihat dengan jelas. Gerakannya sangat pelan dan jempol di arahnya ke leher dari kiri ke kanan, seperti gerakan memotong leher. Setelah tahu Leo sengaja memancing Yose dengan Darlene, ekspresi wajah Yose pun menjadi serius, dia tidak akan membiarkan Leo memiliki kesempatan untuk mendekti Darlene. Darlene tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka, namun menyadari kalau nafas Yose yang stabil berubah, menjadi begitu mengerikan. Langkah kakinya pun terhenti, "Yose, ada apa denganmu." Yose menyembunyikan emosinya, mengangkat lengan dan kembali ke nadanya yang rendah, "Lain kali jangan asal pergi." Begitu Darlene melihat gerakan Yose, wajahnya pun memerah, menunduk lalu menyodorkan tangan menggandeng lengannya, dengan nada kecil berkata di sisinya, "Aku tahu, barusan benar-benar mengejutkanku." Yose menyembunyikan tatapannya dan membawa Darlene ke dalam, suara yang dingin sepertinya masih berkata, "Penakut, makanya patuhlah." "Baiklah, ayo kita pergi, apakah kamu tidak merasa ada orang yang terus memandang kita?" Darlene mendesak, Leo terlihat jelas adalah pria yang jahat. Sering dikatakan adalah mafia, bertindak seenaknya, hanya bisa menggunakan kekuatan. Wajah Leo yang tersenyum pun semakin membeku seiring dengan kepergian Yose, rasa benci di tatapannya terlihat jelas, kalau saat ini Darlene membalikkan kepala, dia pasti akan merasa pemikirannya terlalu kekanak-kanakan. Leo bukan hanya seorang mafia dan orang yang bisa dihadapi oleh Yose, mana mungkin begitu mudah. "Kak Leo, tuan Steven, silahkan." Seorang pria yang memakai jas hitam menganggukkan kepala berkata. "Aku tahu." Tujuan kedatangannya hari ini, yang pertama adalah memberitahukan pada Yose kalau dirinya Leo sudah keluar, yang kedua adalah untuk bertemu tuan Steven, agar bisa lebih cepat berdiri tegak di kota Leidong. Datang ke area orang, tentu saja harus duluan menemui pemimpinnya. Leo mengikuti pria yang memakai jas itu berjalan kedalam. Setelah diancam oleh Leo, saat kembali ke acara Darlene juga tidak ada suasana hati untuk tetap tinggal di sana lagi, tidak tahu apakah dia berpikir berlebihan atau bukan, dia selalu merasa Yose tidak tahu sengaja atau bukan membantunya meminum banyak bir. Walaupun begitu, dia tetap merasa pusing, masih bisa sadar sudah sangat bagus. Walaupun Yose sedang berbicara dengan orang di sampingnya, tetap matanya terus memperhatikan wanita yang ada di sisinya, melihat Darlene sudah hampir tidak tahan, dia langsung memotong orang itu untuk melanjutkan pembicaraan. "Untuk lebih detailnya, kita katakan besok saja." Orang itu tidak menduga Yose akan menyelesaikan pembicaraan dengan begitu langsung, setelah terdiam sejenak, melihat wanita di samping yang wajahnya sudah merah dan masih harus berusaha untuk berdiri tegak. Menunjukkan tatapan mengerti, dengan sangat gentle berkata, "Baik, besok aku akan pergi ke kantor untuk mencari pengacara Yose." Yose menganggukkan kepala, tidak diam lagi dan langsung menggandeng Darlene berjalan keluar, kalau bukan karena reaksinya cukup cepat, beberapa kali Darlene sudah hampir terjatuh. Setelah keluar dari tempat acara, angin malam yang dingin pun berhembus, Darlene yang awalnya sudah tidak begitu sadar pun menjadi lebih sadar, bertanya, "Yose, kenapa kita keluar." "Tidak keluar, apakah ingin meninggalkanmu membuat malu di dalam?" dia sudah pernah melihat Darlene yang mabuk akan menjadi seperti apa. Darlene cekukan karena mabuk, sebuah rasa asam keluar, dia yang mencium itu pun merasa mual, masih ingin membantah Yose, "Aku tidak membuat malu, apakah kamu tidak lihat aku sudah bertahan sampai sekarang?" Yose menatapnya dan tidak mengatakan apapun, langsung menggendong wanita yang sudah tidak bisa berdiri tegak itu, berjalan ke arah parkiran. "Yose, apa yang kamu lakukan, aku bisa jalan sendiri." Darlene tidak menyadari dirinya sudah mulai mabuk, dengan keras kepala ingin mendorong pria yang menggendongnya. Tangan yang tidak bertenaga itu, jangankan mendorong Yose, dia bahkan sama sekali tidak bisa menggerakkanya, seperti sedang menyentuh orang saja. Kalau bukan karena daya tahan alkohol wanita di pelukannya ini sangat buruk, Yose juga curiga apakah dia sengaja atau tidak, lengan yang menggendong Darlene menjadi semakin erat, seperti sedang menahan perasaannya. Dengan nada serak berkata, "Jangan bergerak." Darlene tidak suka Yose berbicara seperti orang dewasa yang sedang mengajari anak kecil, dengan semakin marah menarik kerah baju Yose, "Kamu kira kamu adalah dewa yang bisa melakukan apapun yah, ingin memerintah apa langsung memerintah saja, aku tidak akan mendengarmu." Tangannya menggerahkan tenaga, benar-benar mendorong pria yang sedang menggendongnya. Dengan heels tinggi yang dia pakai, dia melambaikan tas yang ada di tangannya dan dengan tidak stabil berjalan kedepan. Yose melihat wanita yang terus tertawa itu, tatapannya menggelap, kaki yang panjang melangkah dengan cepat dan langsung mengangkatnya, berjalan kearah parkiran. "Eh eh, apa yang kamu lakukan, tidak, ada preman, tolong, memperkosa wanita." Darlene semakin berkata semakin berlebihan. Dahi Yose menggerut, mengigit gigi dan suaranya sepertinya keluar dari celah giginya, "Diam." Yose tidak berbicara masih baik-baik saja, begitu mengatakan, tidak tahu kata apa yang membuat Darlene menangis, dengan terisak-isak seperti anak kecil mengeluh, "Kamu memarahiku, uh uh??" Terhadap wanita yang mabuk, pertama kalinya Yose merasa tidak mampu, ingin membiarkan wanita ini begitu saja, namun akhirnya tetap memasukkannya ke dalam mobil, sekalian memasangkan sabuk pengaman padanya. Tubuh yang tegak keluar, sebuah tangan kecil pun terus menarik bajunya. Darlene terus menarik dan tidak ingin melepaskannya, air mata terus mengalir, dengan berlinang air mata melihatnya, "Kamu bilang kamu tidak menyukaiku, tapi kenapa kamu selalu begitu lantang dan tidak membiarkanku pergi." 
已经是最新一章了
加载中