Bab 150 Telapak Tangan Belakangnya Ditusuk Oleh Kaca   1/    
已经是第一章了
Bab 150 Telapak Tangan Belakangnya Ditusuk Oleh Kaca
Bab >50 Telapak Tangan Belakangnya Ditusuk Oleh Kaca Darlene bisa memasikan kalau semalam dia tidak berhubungan dengan Yose, tapi dia malah tidak bisa menjelaskan, kenyataannya dia memang keluar dari apartmen Yose, kenyataannnya adalah dia bertemu dengan Jane. Dia hanya bisa menelan semua akibatnya, menahannya sendiri, "Maaf, aku berjanji tidak akan ada lain kali lagi." Jane melihat ada cahaya di samping rerumputan, langkah kaki terus mendekati Darlene, "Darlene kamu masih memikirkan lain kali, kamu terus mengatakan akan memutuskan hubunganmu dengan Yose, jadi apa ini." Darlene merasa bersalah, terus mundur kebelakang, sama sekali tidak memperhatikan ada apa dibelakangnya, "Jane aku tahu tidak peduli apapun yang aku katakan kamu juga tidak akan percaya, aku berjanji tidak akan ada lain kali lagi." "Darlene kalau aku tidak akan mempercayai ucapanmu lagi, dari luar terlihat sangat serius, kenyataannya kamu melakukan hal yang begitu keji, merebut pacar teman baikmu sangat bangga yah, apakah kamu merasa sangat puas." Jane melihat waktunya sudah tepat, tiba-tiba menyodorkan tangan dan mendorong Darlene, mulutnya pura-pura dengan marah menjerit, "Katakanlah, cepat katakan, apakah kamu harus begitu keji, tidak ada pria bisa mati yah." Darlene tidak berhati-hati dan terus mundur, kakinya tersendak batu, seluruh tubuhnya pun terjatuh di rerumputan, telapak tangannya pun terasa sangat sakit. Dia menunduk dan melihat sejenak, tidak tahu sejak kapan ada kaca yang dibuang di dalam rerumputan, kebetulan tertusuk ke tangannya, dan langsung menembus tangannya, darah terus mengalir dan membasahi tanah. Lengannya juga terus bergetar karena rasa sakit yang terlalu berlebihan, beberapa kali, Darlene bahkan hampir terjatuh ke tumpukan kaca itu, tapi dia tidak bisa menyalahkan Jane. Ini adalah hukuman karena kesalahan yang dia perbuat. "Kenapa, pura-pura mati, aku beritahukan padamu Darlene, asalkan aku masih hidup, kamu jangan pernah berharap untuk mendekati Yose." Jane tentu melihat darah di lantai terus melebar, dalam hati merasa semakin senang, tapi semua ini tidak pernah cukup. Dia seperti tidak melihat tangan Darlene yang terluka itu, mengangkat heelsnya yang tajam dan dengan tepat memijak ke telapak tangan Darlene, membuat tangan yang awalnya sudah ditembus kaca langsung masuk hingga ke bagian paling dalam. "Ah---" sebuah rasa sakit dari tangannya menyebar keseluruh tubuhnya, hanya dalam seketika, punggung Darlene langsung basah kuyup, dahinya juga dipenuhi dengan keringat, tangan yang terluka sepertinya sudah bukan tangannya lagi, begitu sakit sampai kehilangan rasa. Suara yang lemah keluar dari mulutnya, "Tangan, tanganku....." Sakit, adalah satu-satunya rasa yang bisa dirasakan Darlene, walaupun seorang pria dewasa kalau tangannya tertusuk kaca, dan juga langsung menembus telapak tangannya, pasti tidak bisa menahan rasa sakit ini. Tatapan Jane terlihat senang, berpura-pura tidak mengerti dengan penderitaan Darlene, perlahan mendekat, mendekatkan jarak mereka, dengan suara yang hanya bisa didengar mereka berdua berkata, "Si keji, tidak perlu berterimakasih padaku lihatlah, sekarang kamu bahkan tidak perlu ke rumah sakit lagi." Tatapan Darlene menjadi tegang, dia awalnya sudah curiga, ternyata Jane sengaja membuatnya terluka, dengan susah payah bertanya, "Kenapa." Kenapa melakukan ini padanya, sekali-demi sekali dan begitu tega. "Karena aku membencimu Darlene, kamu sudah merebut pria yang paling aku cintai, mengotori persahabatan kita, kamu merasa kamu sakit? Kalau begitu maaf, ini hanyalah permulaan." Jane dengan nada yang lembut disertai dengan tatapannya yang penuh dengan kebencian, terlihat sangat mengerikan. Dia sepertinya teringat sesuatu yang tidak menyenangkan, nada yang lembut menjadi dingin, "Darlene, apakah kamu tahu, setiap kali melihat kamu yang berpura-pura polos dan tidak melawan, aku bahkan merasa jijik." Sebuah teriakan membuat wajah Jane langsung berubah. "Apa yang kamu lakukan."begitu Yose turun kebawah, dia sudah melihat kaca yang dipenuhi dengan darah itu langsung menusuk ke telapak tangan Darlene, dan Jane masih membengkokkan tubuh mengatakan sesuatu ditelinga Darlene. Tatapannya seketika menjadi dingin. Mendengar langkah kaki yang semakin mendekat, hati Jane menjadi kacay, namun dengan cepat menjadi tenang, menyembunyikan tatapan benci diwajahnya, digantikan dengan ekspresi peduli, menyodorkan tangan dan ingin memapang Darlene. "Darlene, cepat bangun, jangan menakutiku." Setelah berkata dia pun membalikkan kepala dengan khawatir berkata pada Yose, "Yose, Yose, kamu akhirnya datang, Darlene tidak tahu kenapa bisa terjatuh di rerumputan, juga tidak tahu orang keji mana yang membuang kaca di sini." Yose tidak menghiraukan Jane, langsung menggendong Darlene dari tangannya. Tatapan Yose yang gelap melihat ke arah tangan kiri Darlene yang terus mengeluarkan darah, wajahnya sangat mengerikan, bahkan suhu di samping ikut membeku. Suara yang dingin seperti dikeluarkan dari neraka, "Jane, hutang ini aku akan menghitungnya denganmu nanti." Saat itu sekujur tubuh Jane gemetar, sebuah rasa dingin seperti jaring laba-laba yang memasuki tubuhnya, hatinya merasa takut dan marah, dia tahu kalau dia tidak boleh membiarkan Yose mengetahui ini adalah perbuatannya. Dengan menyedihkan berkata, "Yose, kenapa kamu mengataiku seperti ini, Darlene benar-benar terjatuh sendiri, Darlene cepat bicara, apakah kamu tega membiarkan Yose salah paham padaku." Jane memang berkata seperti itu, tapi dalam hati tidak begitu yakin, tapi dia sedang mempertaruhkan, mempertaruhkan Darlene siwanita bodoh itu pasti tidak akan membongkar kebohongannya. Kenyataannya Darlene memang tidak akan, dia pun tersadar, dengan tangannya yang terluka perlahan menarik Yose, dengan lemah berkata, "Yose, masalah ini, benar, tidak ada hubungannya dengan Jane, aku sendiri yang tidak berhati-hati..." "Diam." Yose dengan suaranya yang dingin seperti dipaksa keluar dari tenggorokkannya. Benar atau bukan tidak perlu Darlene yang mengatakannya, dia punya mata dan bisa menilai sendiri. Darlene tidak hati-hati menatap tatapan Yose yang dingin, dengan tidak normal menghindarinya, tidak berani menatap matanya, tangan kecil masih terus menarik bajunya dan tidak ingin melepaskan. Dalam hati berkata padanya, aku mohon padamu, Yose biarkan aku menahan semua ini sendiri, kalau tidak aku tidak akan merasa tenang. Yose terus menatap tatapan Darlene yang sedih, juga tidak mengerti alasan dia begitu bersikeras, tapi rasa marah dihatinya masih terus membara. Dia benar-benar curiga, apakah otak wanita di pelukannya ini terbuat dari kayu, sudah disakiti seperti ini masih saja memilih untuk menahan semuanya. "Yose, lihat Darlene sudah berkata seperti ini, benar-benar bukan aku." Jane pun merasa lega, dia memang benar, semenjak kuliah dia sudah mengenal Darlene, dia tahu kalau wanita ini memiliki hati yang lembut. Asalkan dia terus menekan pada rasa bersalah Darlene, tidak peduli apa yang dia lakukan, Darlene akan memilih untuk menahannya. Jane demi menampilkan dirinya yang baik, berkata, "Yose, saat aku datang mobil berhenti di depan pintu, tangan Darlene terluka, kita lebih baik jangan menunda lagi." Yose terlihat serius, menyembunyikan tatapan yang hitam itu dan berjalan ke arah Jane. Jane yang melihat tindakan Yose itu pun merasa senang, kelihatannya Yose tidak mencurigainya. Mengenai tangan Darlene yang terluka, anggap saja sebuah bunga.
已经是最新一章了
加载中