Bab 152 Otak yYang Terbuat Dari Kayu   1/    
已经是第一章了
Bab 152 Otak yYang Terbuat Dari Kayu
Bab >52 Otak yYang Terbuat Dari Kayu Darlene tidak menunggu lama di rumah sakit. Ferlina dengan marah berlari masuk ke dalam, melihat tangannya yang terbalut kapas, tatapannya terlihat sangat marah, "Darlene, apa yang kamu lakukan, kalau bukan kaki keseleo, tanganmu yang hancur, kamu benar-benar sudah tidak mau hidup yah." Mendengar suara marah yang tidak asing, Darlene bahkan masih bisa tertawa, dengan suara yang lemah menjawab, "Lina kamu sudah datang yah." "Bisakah aku tidak datang, dimana si keji itu, dasar, kali ini aku pasti akan menghabisinya." Ferlina melihatnya pura-pura dengan ekspresi marah, dasar, kenapa dirinya memiliki teman yang begitu bodoh. Terus-menerus di sakiti seperti ini. Darlene menyembunyikan kesedihan di matanya, menjelaskan, "Lina, aku tidak apa-apa, aku sendiri yang tidak hati-hati dan terjatuh, bukan salah orang lain." "Aku tidak akan percaya padamu, apakah terjatuh akan tertusuk seperti ini, kamu masih belum sadar, Yose sipria brengsek itu, bagaimana dia melindungimu." Berpikir dengan lutut saja sudah tahu, selain si Jane yang keji itu, tidak akan ada orang yang begitu kejam pada Darlene, mengandalkan kekuasaan dan kekuatan ayahnya, dia benar-benar mengira tidak ada orang yang bisa menghabisinya. "Lina, jangan katakan lagi, ayo kita pulang dulu." Disini adalah rumah sakit, Darlene tidak ingin orang lain mendengar ucapan itu. Ferlina hanya bisa menuruti ucapan Darlene, mengendarai mobil dan mengantarnya pulang. Darlene kembali ke apartemennya, dengan tenang duduk di sofa, sepasang mata terlihat sedang melamun, seperti sedang memikirkan sesuatu. "Darlene, apakah kamu benar-benar akan terus bersama dengan Yose si bajingan itu?" Ferlina duduk di samping, beberapa hari yang lalu dia masih mengira Yose memiliki perasaan pada Darlene, sekarang kelihatannya Yose benar-benar sangat brengsek. Darlene bersama dengannya, kalau bukan terluka pasti dipukul, benar-benar tidak berguna. "Sebentar lagi, bertahan sebentar lagi, aku akan bisa membawa Derik pergi keluar negri." Asalkan menyelesaikan syarat terakhir Yose, dia sudah bisa terbebas dari semua ini. Tidak ada orang yang lebih ingin meninggalkan kehidupan yang buruk ini dari pada dirinya. Hanya saja sekarang Yose masih belum mengatakan syarat terakhirnya, cek 500 juta itu juga masih terpampang diam di dalam lacinya. Dia juga sudah mencoba untuk mencairkannya di bank, akhirnya tidak berhasil, hanya dengan Yose menganggukkan kepala, dia baru bisa mencairkan uangnya. Ferlina pun marah dan berkata, "Darlene, aku benar-benar curiga apakah otakmu terbuat dari kayu, kenapa kamu begitu pasrah, sebenarnya obat apa yang diberikan Yose sibajingan itu padamu, kamu masih saja begitu tidak tega padanya." "Lina, berikan aku sedikit waktu lagi, hanya sebentar lagi." Darlene seperti sedang menjelaskan pada Lina, dan juga seperti terus menyuruh dirinya untuk bertahan. Ferlina benar-benar sangat marah, apapun yang dia katakan tetap tidak bisa mengubah pemikirannya, dia juga tidak bisa langsung memingsankannya, sebagai teman, melihatnya saja dia sudah hampir muntah darah. "Darlene katakanlah dengan jujur padaku, apakah ada hal pentingmu yang berada di tangan Yose, foto bugil? Video porno? Atau kamu hutang dengannya, pasti ada salah satu kan, aku ingat hari itu kamu mengatakan padaku kalau hubungan kalian sudah berakhir kan." Dia ingin menanyakannya dengan jelas, Darlene yang dia kenal, bukanlah wanita yang tidak akan membantah kalau disakiti, dan juga tidak akan terus bertahan sampai sekarang hanya karena seorang pria, "Alasan apa yang membuatnya berubah pikiran." "Tidak ada alasan apapun, Lina kamu jangan bertanya lagi." Semenjak dia memberikan video itu untuk mengancam Yose, kehidupannya langsung berubah drastis, banyak hal yang tidak bisa dia kendalikan dan hanya bisa bertahan saja. Ferlina melihat penderitaan di mata Darlene, membuka mulut, namun dengan tidak bertenaga menutup kembali, setiap orang memiliki privasi yang tidak ingin dikatakan, walaupun adalah dirinya, apakah tidak ada hal yang dia sembunyikan? Jawabannya tentu saja ada, siapapun ada, dia pun tidak bertanya lagi. Bel apartmen tiba-tiba berbunyi. Darlene dengan heran melihat ke arah pintu, dia tidak ingat kalau dia ada menyuruh orang datang ke rumahnya. "Darlene, kamu tunggu di sini, aku pergi buka pintu." Ferlina yang mendengar suara bel, terlihat lebih semangat dari Darlene. Beberapa langkah dan membuka pintu, mempersilahkan orang diluar masuk. "Darlene, bagaimana keadaan lukamu." "Hendrik kenapa kamu kemari." Darlene terkejut melihat Hendrik yang khawatir itu, lalu teringat sesuatu, tatapannya pun melihat ke arah Ferlina yang merasa bersalah. Tidak perlu berpikir sudah tahu, pasti Ferlina yang mengabari Hendrik. Menerima tatapan menyalahkan dari Darlene, Ferlina hanya menggoyangkan bahu, pura-pur a tidak melihatnya, saat dia merasa Yose tidak bisa diharapkan, dia merasa seharusnya memberikan kesempatan pada Hendrik. Hendrik yang begitu lembut pasti tidak akan menyakiti Darlene, jadi dia pun membantunya. Orang sudah datang, Darlene juga tidak bisa mengatakan apapun, "Hendrik, maaf merepotkanmu datang kemari, hanya luka kecil." Begitu Hendrik menerima pesan dari Ferlina, dia buru-buru datang kemari, melihat tangan Darlene yang terluka, hatinya pun terasa sakit, "Kenapa kamu bisa terluka." Kalau hanya luka kecil, kenapa seluruh tangannya harus dibalut, dan tidak perlu di pasang lempengan, karena lukanya sangat parah, untuk mencegah luka robek, makanya membuat penahan itu. Itu berarti asalkan Darlene menggerakkan jari, lukanya mungkin saja akan robek. Darlene hanya bisa mengatakan alasan yang pagi tadi dia katakan pada Ferlina, mengulang kembali pada Hendrik, "Aku tidak hati-hati terjatuh di rumput, lalu tanganku tertusuk." Rumput? Hendrik semakin heran, dikomplek itu rerumputan hanya sedikit, di depan rumah juga tidak ada rumput, walaupun ada bunga-bunganya juga sangat tinggi, kenapa Darlene bisa terjatuh di sana. "Karena Yose yah?" kali ini Hendrik tidak menghindari topik ini lagi, beberapa kali Darlene terlukan, dia tidak pernah menanyakan alasannya, sekarang dia merasa dia perlu menanyakannya. Ferlina dengan terkejut melihat Hendrik, kelihatannya Hendrik tidak bodoh, begitu cepat sudah teringat Yose. Dia masih mengira Hendrik sama sekali tidak mengetahui masalah Yose dan Darlene. Tangan Darlene yang tidak terluka langsung menggepal dengan erat, dengan tidak membantah menjawab, "Hendrik, apa yang kamu katakan, aku terlukan karena kecerobohanku sendiri." "Darlene, aku bukannya tidak tahu, aku hanya tidak ingin kamu asal berpikir." Walaupun Hendrik mengatakannya tidak secara langsung, namun ucapannya terdengar serius. Didalam hatinya dari awal sudah mulai curiga, setelah berhubungan beberapa kali, sikap Yose padanya tidak seperti sedang menghadapi teman baik pacarnya, dan memikirkan dia yang terus menerus terluka, dia semakin memastikan tebakannya ini. "Itu, kalian bicara saja, aku keluar dulu." Ferlina merasa sausana sedikit canggung, dia juga sangat tersiksa berada di sana, mencari alasan dan pergi dulu. Mereka berdua sepertinya masuk ke dalam perasaan itu dan tidak menjawabnya. 
已经是最新一章了
加载中