Bab 153 Mengaku   1/    
已经是第一章了
Bab 153 Mengaku
Bab >53 Mengaku Perlahan menutup pintu, memecahkan keheningan ini. Darlene mendesah dan berkata, "Hendrik, kamu sudah mengetahui semuanya." Dia menyembunyikannya dengan sangat sulit, tidak hanya tubuh dan hatinya yang lelah, lebih banyak adalah rasa bersalah, dia sudah membohongi perasaan Hendrik padanya. Sangat keji kan. "Semenjak makan bersama kali itu, aku sudah merasakannya, sikap Yose padamu berbeda, dia lebih mengerti dirimu daripada aku, benarkan?" Hendrik tersenyum pahit, saat itu dia tidak merasa, namun setelah dipikirkan dengan seksama, terlihat ada sesuatu bagian yang hilang, saat makan, Darlene sama sekali tidak makan. "Maaf Hendrik, aku sudah membohongimu, tidak peduli kamu ingin marah ataupun benci padaku, aku tidak akan mengatakan apapun." Darlene menundukkan kepala. Rasa malunya sudah menekannya sampai tidak bisa bernafas, dia tidak ingin memikul rasa bersalah ini untuk terus membohongi orang yang peduli padanya lagi. Tiba-tiba dia merasa tempat duduk di sampingnya tertekan, sebuah aroma yang harum tercium, suara pria dengan tidak berdaya dan tidak tega berkata, "Darlene, aku sama sekali tidak marah, kalau kamu bersedia mengatakannya, aku akan sangat senang, kalau kamu tidak ingin mengatakannya, aku juga tidak akan memaksamu, tidak peduli bagaimana hasilnya, jangan mencurigai rasa sukaku padamu yah?" Punggung Darlene menjadi tegang, matanya pun beruap karena ucapan Hendrik yang lembut itu, suaranya yang menahan terdengar, "Kalau aku bilang, aku pernah bersama dengan Yose selama 4 tahun, apakah kamu akan merasa aku sangat munafik?" Benar, dia perlu mengatakannya, perlu melampiaskan, perlu ada orang yang mengetahui rasa sakitnya, air matanya, dirinya yang tertekan sedang menjerit dan ingin bebas. Kalau Hendrik tidak bertanya, dia mungkin masih bisa menahannya, mungkin orang memang begitu aneh, disuatu saat, karena ucapan dan tindakan seseorang, bisa dengan mudah menghancurkan tembok kuat yang sudah dibangun di dalam hati seseorang selama bertahun-tahun. Walaupun dari awal Hendrik sudah mempersiapkan diri, tapi saat mendengar jawaban Darlene, hatinya tetap terasa sakit, lebih banyak adalah rasa tidak tega padanya. Suara yang lembut berkata, "Kalau kamu merasa dirimu munafik, bukankah aku lebih memaksamu, jelas-jelas tahu kamu tidak bisa melepaskan orang lain dan masih terus bersama denganmu." Darlene tidak menduga Hendrika akan menjawab seperti ini, terdiam beberapa detik, sengaja berpura-pura tidak mengerti, lanjut berkata, "Setelah itu Jane kembali, dia mencariku, memberitahuku betapa dia menyukai Yose, aku pun kacau, takut, takut Jane tahu aku pernah bersama dengan Yose, jadi aku pun memutuskan hubunganku dengannya." Hendrik tidak memotong pembicaraan. Dan hanya diam menunggu Darlene meneruskan, dia tahu Darlene saat ini perlu mengatakan rahasia yang dia simpan di dalam hati. Darlene terdiam sejenak, kembali menenangkan emosinya, perlahan berkata. "Setiap kali menghindar, hasilnya tetap sama, Jane sudah mengetahui aku pernah bersama dengan Yose, sangat marah, mungkin ini adalah hasil dari mengejar kebahagiaan sesaat." Hendrik yang mendengar kata ??kebahagiaan?? pun mendengar posisi Yose dihatinya, pantesan dia merasa Darlene sangat jauh darinya, tidak peduli bagaimanapun dia berusaha tetap tidak bisa masuk ke hatinya. Hanya karena di dalam hatinya sudah ada orang, sama sekali tidak ada tempat untuknya lagi. "Beberapa kali kamu terluka, semuanya karena Jane?" Darlene tidak membantah dan tidak mengakui, setelah mengatakannya, hatinya pun merasa lebih baik, walaupun Hendrik marah dan pergi, dengan begitu kedepannya dia bisa menghadapi Hendrik dengan apa adanya. "Hendrik, apakah kamu tidak menyalahkanku, kamu tidak merasa aku sangat memalukan, menyukai pacar teman baik sendiri." Dari awal dia sudah mempersiapkan diri untuk dibenci Hendrik. Hendrik menggelengkan kepala, sepasang mata yang bersih dan lembut melihatnya. Berkata dengan nada yang sangat serius, "Darlene, kamu tidak perlu begitu keras pada dirimu, saat kamu bersama dengan Yose, Jane dan Yose sudah putus, sekarang kamu sudah berpisah dengan Yose, dia juga tidak ada hak untuk menyalahkanmu." "Hendrik..." Darlene menatap tatapan Hendrik yang sama sekali tidak menyembunyikan perasaan padanya, hatinya pun terasa kacau, ini bukanlah hasil yang dia duga. Dia mengira setelah Hendrik mengetahui segalanya, dia pasti akan marah dan pergi. "Darlene, aku tahu kamu mengerti perasaanku padamu, aku juga tahu kamu tidak bisa langsung melepaskan Yose." Hendrik tertawa, tapi dengan cepat menenangkan hatinya, "Walaupun aku juga merasa terluka, tapi ini membuatku semakin mengerti akan perasaanku padamu, walaupun kamu menyukai Yose, aku tetap menyukaimu." Setelah mengatakan ini, rasa yang terus menekan dihati Hendrik pun hilang, seluruh tubuhnya juga ikut merasa lega. Hendrik menghela nafas, dengan senang berkata, "Darlene, lihat, asalkan semuanya dikatakan, sebenarnya tidak ada masalah kan, selain sekarang kamu masih ingin bersama dengannya." "Aku tidak berpikir seperti ini, dia tidak pernah menyukaiku." Saat Darlene mengatakan hal ini, dia merasa seperti sedang ditusuk dengan pisau yang tajam, hatinya sedang berdarah, sangat sakit. Semakin tersiksa. Mendengar jawaban Darlene, Hendrik barusan menyadari ternyata tanpa sadar telapak tangannya sudah basah, asalkan Darlene tidak berhubungan lagi dengan Yose, maka dia masih ada kesempatan. "Darlene, biarkan aku menjagamu." Hati Darlene bukannya tidak tersentuh, tapi juga hanya pada saat itu, dengan cepat menjadi tenang kembali, dia bisa membedakan apa itu terharu, dan apa itu suka, lagi pula dia masih memiliki Derik. Dengan merasa bersalah menggelengkan kepala berkata, "Terima kasih Hendrik, aku bisa menjaga diriku sendiri." Penolakan Darlene, dia bukannya tidak tahu, hatinya pun merasa kecewa, tapi dia tidak menyerah, "Darlene, kamu tidak perlu begitu buru-buru menolakku, kamu bisa pertimbangkan dulu, selama ini biarkan aku menjadi pelindungmu." Maksud dari ucapan Hendrik Darlene juga mengerti, awalnya dia merasa ragu, Hendrik yang sekarang adalah pacarnya dihadapan orang-orang, dan Hendrik pun sangat cocok. Dengan begitu tidak hanya bisa menghilangkan kecurigaan orang lain, Jane tahu kalau hubungannya dengan Hendrik baik, tidak akan ada orang yang akan marah padanya. Kalau Hendrik tidak tahu hubungannya dengan Yose, mungkin dia akan langsung menolaknya, tapi sekarang ini, dia benar-benar tidak bisa mengatakannya..... Hendrik sepertinya sudah mengerti apa yang dia pikirkan, berkata, "Darlene kamu jangan merasa terbebani, aku rela melakukan hal ini, dan aku berharap kamu bisa memberikan kita sebuah kesempatan, mana tahu kamu menyadari aku lebih cocok dari Yose denganmu." Menghadapi ucapan Hendrik, Darlene pun tersenyum, tapi dia tetap menganggukkan kepala.
已经是最新一章了
加载中