Bab 166 Tidak Hanya Imut, Juga Sangat Pengertian   1/    
已经是第一章了
Bab 166 Tidak Hanya Imut, Juga Sangat Pengertian
Bab >66 Tidak Hanya Imut, Juga Sangat Pengertian Derik mendengar suara Yose yang dingin, tubuh kecilnya pun gemetaran, berkata, "Paman Yose, aku Puding, apakah kamu masih ingat diriku yang imut." Suara ayah sangat mengerikan, jangan-jangan dia bertengkar dengan ibu, pantesan dia merasa suara ibu barusan sangat aneh. Huh huh, ternyata dia menelepon tidak salah. Mengatakan nama itu, dipikiran Yose langsung terkilas wajah imut Derik dengan rambut keritingnya, tidak tahu kenapa, tatapan dinginnya menghilang, "En, ingat, sudah begitu malam masih belum tidur." Sekarang seharusnya jam 10 malam, bukankah dia seharusnya sudah tidur, memikirkan orang tuanya yang tidak bertanggung jawab, hatinya pun melembut. Kalau Yose tahu salah satu orang tua tidak bertanggung jawab yang dirinya katakan adalah dia, tidak tahu apa yang dia pikirkan. "Aih, kenapa harus tidur, ibuku sedih, ayahku juga tidak peduli, mereka berdua begitu kekanak-kanakan, sebagai anak aku juga sangat serba salah." Derik dengan tidak jelas menjawab, dia juga tidak termasuk salah berkata. Ibunya sedih pasti karena ibunya, ayahnya marah pasti karena ibunya, sebagai putra mereka tidak hanya harus imut dan pengertian, terkadang juga harus membantu hubungan orang tuanya. Benar-benar sulit. "Kamu masih kecil, tidak perlu ikut campur dengan urusan orang dewasa." Yose menghentikan mobil di samping, mengeluarkan rokok dari slot kartu di samping dan memasukkannya ke dalam mulut, menghidupkan api, asap pun tersebar di dalam mobil, suasana hatinya yang kacau perlahan menjadi tenang. "Kenapa aku tidak perlu ikut campur, hubungan mereka tidak baik juga akan mempengaruhi suasana hatiku." Derik berkata dengan sangat kasihan. Yose memegang rokok di jarinya dan bertanya, "Perlu bantuanku?" Dia bukanlah orang yang percaya pada tuhan dan tidak ada waktu, tapi terhadap anak ini dia sangat sabar, bahkan tidak ingin melihat dia tidak senang. Ini adalah sebuah rasa yang aneh, walaupun tidak pernah menjadi seorang ayah, tapi dia merasa mungkin ini adalah rasanya menjadi seorang ayah. Sudahlah, anggap saja dia ada takdir dengan anak yang aneh ini. Pertama kali, hati Yose merasa penasaran pada orang tua seperti apa yang bisa melahirkan anak yang begitu pintar dan pengertian. "Bukankah semua ini karena ayahku yang mengesalkan itu selalu membuatku ibuku sedih." Derik dengan berbasa-basi sekali memarahi Yose, dengan nakal menyodorkan lidah lanjut berkata, "Di sisi ayah ada seorang tante yang tidak jelas, selalu menyakiti ibu, ibu juga tidak bisa melawannya karena hal tertentu, sekarang mereka malah bertengkar, bagaimana ini." Dia diam-diam mendengar kabar ini dari tante. Ternyata adalah masalah pria yang berselingkuh, Yose menghisap rokok, berkata, "Puding, kalau ayah dan ibumu berpisah, kamu ikut siapa." "Tentu saja ibu, ayah yang seperti itu bisa diganti." Derik menjawab dengan jujur. Membuat mata Yose mengedip, kenapa dia merasa sangat tidak nyaman saat Puding mengatakan ini, setelah berpikir, ayah yang Puding katakan tidak ada hubungan dengan dirinya, dia pun menghindari rasa yang aneh itu. "Kalau kamu sudah tahu, maka jaga ibumu baik-baik saja." Korban dalam sebuah perceraian umumnya adalah anak, tapi anak dengan kepribadian avant-garde begitu menolak ayahnya, pria yang menjadi ayahnya benar-benar gagal. Derik pura-pura terpaksa berkata, "Tapi aku tidak ingin ibuku sedih, ibu sepertinya masih memiliki perasaan pada ayah, ayah juga tidak seperti tidak menyukai ibu." Masih ada perasaan? Yose teringat Darlene yang sendirian di rumah sakit, kenapa dia harus marah, kalau bukan karena dia meninggalkannya sendirian, Jane juga tidak akan memiliki kesempatan untuk mendekatinya. Sebenarnya dia sedang marah pada dirinya sendiri yang terlalu ceroboh dan membuatnya terluka. "Paman Yose, apakah kamu masih mendengarku, kamu rasa keadaan ayah dan ibu masih bisa ditolong atau tidak, sebenarnya ibuku sangat cantik dan baik, juga sangat kuat, dan juga ada paman lain yang sedang mengejarnya." Derik melihat Yose begitu lama tidak berbicara, mengira Yose tidak ingin menghiraukannya. "En, dengar." Yose tersadar dan tersenyum, dihati anak ibu nya adalah orang yang paling sempurna, dia bisa mengerti. "Jadi bagaimana menurutmu, lebih baik ganti ayah saja, paman lain juga tidak buruk." Derik sedang menebak, kalau sampai ayahnya mengetahuinya, apakah dia harus berpura-pura lupa ingatan. "Mungkin ayahmu bukanlah orang seperti itu, wanita jangan terlalu keras, melemah diwaktu yang di haruskan mungkin akan membuahkan hasil yang berbeda." Yose tahu kalau Puding tidak akan mengerti, dia mengatakan hal ini padanya karena di dalam otaknya terus muncul wanita yang tatapan terlihat sedih itu. Dia sendirian di rumah sakit, pasti akan menangis lagi kan. "Itu karena ayah terlalu kaku, pria kalau tidak bisa romantis sangat rugi, diluar ada begitu banyak pria ganteng, ibuku juga begitu hebat, aih, aku benar-benar mengkhawatirkan ayahku." Kenapa Yose merasa nada bicara Puding seperti sedang kasihan padanya, dia sama sekali tidak tertarik dengan ibunya yang ??hebat?? itu, "Sekarang aku merasa ragu apakah kamu benar-benar menyukai ibumu atau tidak." "Tentu saja, ibuku adalah idaman para pria." Derik berpikir dengan terpaksa berkata, "Ayahku juga sangat hebat, hanya saja dia terlalu dingin dan tidak tahu mengungkapkan perasaannya." "Ini adalah ciri-ciri pria dewasa." Tidak dipungkiri Yose memang adalah pria yang suka mengontrol segala hal, tidak peduli melakukan apapun, dia juga tidak suka memamerkannya. Derik dengan baik hati memperingatinya, "Memang benar, tapi apakah kamu rasa wanita akan menyukai pria yang perhatian padanya, atau pria yang suka berkorban dibelakangnya namun adalah pria yang sama sekali tidak dia ketahui." Ayah, kamu ingin menggoda wanita seperti ini benar-benar tidak bisa, kalau begitu ibu mana mungkin tahu kamu begitu baik padanya, didalam buku tertulis wanita adalah makhluk yang sangat mengandalkan perasaan, hanya dengan memberitahunya dia barusan akan tahu. Apakah kamu ingin ibu menebaknya sendiri. Dan dia juga sudah mengatakannya dengan sangat jelas, ayah mana mungkin tidak mengerti, ayah benar-benar bodoh yah. Tatapan Yose bersinar, dalam hati memikirkan wanita yang ingin dia rindukan, nada bicaranya juga menjadi buru-buru, "Masalah orang dewasa kamu jangan ikut campur, sudah malam cepat tidur, ada waktu aku akan mengajak orang tuamu bertemu." Mendengar dia ingin mengajak orang tuanya bertemu, Derik buru-buru berkata, "Paman Yose, tidak perlu merepotkanmu lagi, lain kali baru berbincang lagi, selamat malam, bye-bye." ??Plak??, Derik langsung menutup telepon, mengajak orang tuanya bertemu, darimana dia mencari sepasang orang tua, semuanya adalah keluargakan, kalau ingin bertemu tunggu waktu yang tepat saja. Yose yang teleponnya di tutup juga tidak marah, langsung melemparkan ponselnya di samping, membuang rokok yang ada di tangannya ke lantai, menginjak gas dan membalikkan arah. Berkendara balik. Mendengar suara sama-samar di dalam kamar, Ferlina masuk dan bertanya, "Derik, apakah kamu sedang berbicara dengan seseorang." "Tidak, tante aku sudah mau tidur." Derik mengeluarkan kepalanya. "En, cepatlah tidur sayangku." Ferlina menggayunkan bahu menutup pintu, baiklah, mungkin dia salah dengar.
已经是最新一章了
加载中