Bab 167 Setelah Pergi Kembali Lagi
Bab >67 Setelah Pergi Kembali Lagi
Saat Yose kembali ke ruangan, di dalam sangat hening dan tidak ada suara apapun.
Dia memperlambat langkah kakinya, berjalan ke sisi tempat tidur, melihat Darlene yang bersandar di ranjang tidak tahu sudah tidur atau belum, bulan diluar sedang bersinar terang di wajahnya, bulu mata yang lentik masih terlihat air mata.
Terlihat sangat menyedihkan.
Dia dengan berjaga-jaga meringkukkan badannya, tangan yang terluka di tekan di bawah wajahnya.
Ini adalah reaksi yang dimiliki orang yang sangat berjaga-jaga, Yose pun mendesah.
Dengan wajah memanjakan dan tidak berdaya, menggendongnya dengan lembut dan membiarkannya berbaring di bantal, meletakkan tangannya di dalam selimut, agar dia tidak menekan tangannya sampai darah tidak bisa mengalir.
Setelah itu, dia juga ikut berbaring di sisinya, dengan melindungi merangkulnya tidur di ranjang.
Sebenarnya Darlene belum tidur, tanpa sadar dia merasa digendong, disaat dia ingin membuka mata, dia mencium aroma nikotin pria, merasa ingin menangis, dia pun mengigit rahangnya tidak ingin dirinya mengeluarkan suara.
Kalau sudah pergi, kenapa kembali lagi.
Dibandingkan dengan aroma nikotin di tubuhnya dulu, Darlene menebak dia pasti banyak merokok, karena dirinya, atau karena ada banyak masalah yang sedang dihadapinya.
Dia tidak berani terlalu percaya diri, karena setelah mengetahui kenyataannya, hatinya akan semakin sakit.
Darlene mengira dirinya menyembunyikan dengan baik, tapi ada orang yang lebih cerdik darinya, disaat Yose menggendongnya, dia sudah tahu kalau wanita di pelukannya itu belum tidur, dan dia juga tidak membongkarnya.
Keesokan harinya setelah banyak, tempat di sampingnya sudah dingin, orang itu sudah pergi dari tadi.
Darlene melihat ranjang yang kosong, hatinya juga merasa sedih, dia sangat ingin menanyaka pada Yose kenapa dia kembali lagi semalam, karena tahu pagi-pagi Yose sudah pergi, dia pun merasa lega.
Dia tidak suka dirinya yang terus-menerus seperti ini.
Pagi dan siang selalu ada yang membawakan makanan untuknya, selain dokter yang datang memeriksa kamar, tidak ada seorangpun yang mendekati ruangan.
Banyak suara langkah di koridor juga terbatas.
Dengan tidak mudah akhirnya dia menunggu kedatangan Ferlina.
Darlene buru-buru ingin bertanya, hanya saja dibelakang Ferlina ada sebuah ekor yang mengikutinya, dia hanya bisa menelan kembali ucapannya.
"Lina, kalian sudah datang yah."
"Iya, apakah keadaanmu sudah membaik." Ferlina tahu Darlene ingin mengatakan apa, karena ada orang yang menjengkelkan di sini, dia hanya menggedipkan mata pada Darlene, agar Darlene tenang.
Setelah mendapat signal itu, Darlene juga ikut tersenyum, "En, sudah baikan."
Ferlina mendekat dan melihat, dengan ragu berkata, "Benarkan, kenapa aku merasa wajahmu terlihat lebih buruk dari semalam.."
Dia melihat ada orang yang ikut masuk, buru-buru memberikan isyarat menahan, berkata, "Kami ingin membicarakan masalah privasi wanita, apakah kamu yakin ingin tinggal di sini."
Jasper menahan langkahnya, "Aku pergi urus prosedur keluar rumah sakit dulu, ada masalah telepon aku saja."
"Bisa ada masalah apa, cepat keluar." Ferlina dengan tidak sabar berkata.
Jasper dengan sabar tersenyum, membantu mereka menutup pintu.
"Lina, sebenarnya kamu tidak perlu????" Darlene awalnya ingin mengatakan tidak perlu begitu galak pada Jasper.
Ferlina duluan menghentikan ucapannya, "Kamu masih belum mengatakan, berapa lapis bedak yang kamu pakai di wajahmu, kenapa begitu putih seperti hantu, apakah kamu ingin pergi memainkan opera?"
Sambil berkata, da pun menyodorkan tangan mencubit wajah Darlene, rasa ini seperti mencubit wajah bulat Derik, benar-benar kagum.
Ini adalah hasil dari berbagai skincare, tapi dia tidak pernah melihat Darlene memakainya, kenapa kulitnya begitu lembut dan kenyal.
"Darlene, jangan-jangan kamu adalah jelmaan dari siluman."
"Lina, apa yang kamu katakan, sebentar memainkan operas, sebentar jelmaan siluman, kamu benar-benar mengira aku bisa berubah 72 kali yah." Darlene tertawa melihat teman baiknya yang terus mencubit wajahnya, mencubit sini situ, bermain dengan sangat senang.
Dia tidak boleh mengatakan masalah Jane datang kesini, kalau tidak Ferlina pasti akan marah.
"Yang bisa berubah 72 kali itu monyet, kamu monyet yah." Ferlina menarik tangannya, melihat wajah Darlene yang menjadi merah, dengan puas menganggukkan kepala, "Ini barusan mirip dengan manusia."
"Derik sudah diantar ke tempat nenek?" Darlene menggelus wajahnya yang dicubit terasa panas, wajahnya tidak mungkin tidak merah kan.
"Sudah, aku yang melakukannya kamu tenang saja, aku pastikan tidak ada satu orangpun yang menyadarinya." Ferlina melihat ada warna merah di bawah sudut bantalnya, dengan penasaran bertanya, "Apa ini."
Darlene menyadari undangan yang diberikan Jan sudah ada di tangan Ferlina, tidak tahu harus bagaimana menjelaskan.
Tidak menunggu dia menjelaskan, Ferlina langsung membukanya, setelah dia melihat isinya, nada bicaranya langsung berubah, "Dasar, kenapa Jane begitu tidak bisa dihindari, kenapa dia tahu kamu ada di rumah sakit dan mengantar undangan ke sini, aku rasa ini adalah undangan yang ingin mencelakaimu."
"Lina jangan berkata seperti ini, ini adalah niat baik Jane." Darlene sendiri berkata dengan tidak percaya diri.
Ferlina dengan marah menyindirnya, "Apakah otakmu terjepit pintu? Akankah dia bersikap baik padamu, untuk apa pergi ke acara ulang tahun yang begitu menjijikkan."
"Aku sudah menyetujuinya." Suara Darlene dengan lembut menjawab.
Digantikan dengan suara teriakan, "Apa, kamu sudah menyetujuinya, kamu benar-benar tidak ingin sembuh yah."
"Lina, ini adalah kesempatan aku baikan dengan Jane." Darlene juga tahu apa yang dikhawatirkan Ferlina, tapi dia tidak ingin memikirkan Jane dengan begitu buruk.
"Jangan berharap, aku sudah banyak bertemu wanita sepertinya, dari ruang terlihat begitu baik, di dalam sangatkan kotor, dia memiliki banyak ide jahat untuk mencelakaimu, kamu hanya belum melihat orang yang didepan melakukan ini nama dibelakang bertindak lain."
Ferlina berkata dengan tidak senang, "Dan teman baikmu itu adalah orang yang sangat pintar berakting, dari luar terlihat polos, didalam benar-benar jahat, aku benar-benar tidak tahu apakah pria sekarang buta atau buta."
Melihat wanita, melihat sejenak saja sudah mengerti.
"Lina tidak begitu berlebihan seperti yang kamu katakan." Darlene juga bukanlah gadis kecil yang tidak mengerti apa-apa, tentu saja tahu orang yang berkedudukan tingga akan semakin ambisius.
Tapi dia berhubungan selama 3 tahun dengan Jane, sama sekali tidak menyadari hal ini, selain perubahan setelah Jane mengetahui dia bersama dengan Yose, dia juga adalah orang yang sangat baik.
"Sudah sudah, apapun yang aku katakan kamu juga tidak bisa mendengarnya, setelah kamu celaka kamu akan mengerti." Ferlina sudah malas mengatakannya, "Kalau kamu sudah menyetujuinya untuk pergi, aku juga akan pergi."
"Lina, kamu tidak perlu menemaniku." Dia tahu Lina tidak suka suasana seperti itu.